pada awalnya, kamu akan merasa baik-baik saja. bahwa yang terjadi akan terjadi dan kamu akan tetap melaju melalui apapun yang ada di depanmu. perlahan, yang kamu temui adalah rintang dan bahagia hanya mampir sebentar untuk menjadi alasan. kemudian, kamu merasa lebih bahagia dari sebelumnya. untuk pertama kali, bahagia datang tidak hanya untuk mampir namun menetap. lalu, kembali kamu menemui hal-hal dari masa lalu yang pernah membuatmu menyerah. apa yang pernah terjadi menahanmu maju dan bergumul di pikiran seolah kepalamu adalah rumahnya. ia kemudian tidak kunjung pergi dan terus berada pada tiap apa-apa yang kamu kerjakan. seiring dengan berjalannya waktu, kamu menganggapnya wajar dan merasa memang harus hidup dengan pikiran itu. maka kemudian kamu memutuskan untuk berpura-pura. kamu berpura-pura tidak terjadi apa-apa hingga mati rasa. pada akhirnya, tidak lagi ada perasaan. kamu hanya berjalan dari satu hari ke hari yang lain berbekal nafas dan tenaga. kamu berbincang, tertawa, menangis, tersedu, namun tidak ada yang benar-benar membuatmu merasa menjadi manusia yang seutuhnya.
hingga kamu menemui seorang profesional.
tidak ada yang spesifik dari pertemuan itu, hanya perbincangan atas apa yang sebenarnya kamu rasakan.
bukan kamu rasakan, apa yang susah payah tidak kamu akui.
menggali jauh ke dalam lubuk hati yang paling dalam.
menggali jauh ke dalam kepala yang penuh dengan dugaan-dugaan tak beralasan.
untuk pertama kalinya, kamu pulang sembari menyanyikan lagu kesukaanmu.
kamu makan sate. kamu buka twitter. kamu retweet video kucing yang bodoh.
tanpa sadar, kamu kembali tersenyum.
kamu tidur lebih cepat tanpa perlu menghabiskan waktu untuk buka aplikasi nonton film.
kamu hanya memandang langit-langit kamar lalu tertidur.
kamu bangun tepat setelah delapan jam kamu lalui sambil terlelap.
langsung mandi karena suhu sedang panas-panasnya, lalu sibuk mematut diri sembari berjoget diiringi lagu yang mengingatkanmu atas masa muda yang konyol.
kamu kembali menjalani rutinitas yang itu-itu saja, namun kali ini berbeda.
sudah, kosong ini sudah ada isinya.
hingga kamu menemui seorang profesional.
tidak ada yang spesifik dari pertemuan itu, hanya perbincangan atas apa yang sebenarnya kamu rasakan.
bukan kamu rasakan, apa yang susah payah tidak kamu akui.
menggali jauh ke dalam lubuk hati yang paling dalam.
menggali jauh ke dalam kepala yang penuh dengan dugaan-dugaan tak beralasan.
untuk pertama kalinya, kamu pulang sembari menyanyikan lagu kesukaanmu.
kamu makan sate. kamu buka twitter. kamu retweet video kucing yang bodoh.
tanpa sadar, kamu kembali tersenyum.
kamu tidur lebih cepat tanpa perlu menghabiskan waktu untuk buka aplikasi nonton film.
kamu hanya memandang langit-langit kamar lalu tertidur.
kamu bangun tepat setelah delapan jam kamu lalui sambil terlelap.
langsung mandi karena suhu sedang panas-panasnya, lalu sibuk mematut diri sembari berjoget diiringi lagu yang mengingatkanmu atas masa muda yang konyol.
kamu kembali menjalani rutinitas yang itu-itu saja, namun kali ini berbeda.
sudah, kosong ini sudah ada isinya.
Komentar
Posting Komentar