Langsung ke konten utama

(not so) little update, baca sj dulu

BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM

ASSALAMUALAIKUM WARAHMATULLAHI WABARAKAAAATUUUHHH!!!!!!


Terima kasih sambutan yang meriah duhai warganet.
He rek akhirnya aku punya waktu untuk posting (makasih ya galuh sudah diingatkan untuk posting).
Kali ini aku benar-benar tidak berbohong bahwa aku memang nggak punya waktu, BAHKAN UNTUK BILANG SELAMAT TAHUN BARU.

Oke, ayo mulai dari bulan Januari ya ceritanya. it's gonna be a longlonglonglong story.

Aku menyambut bulan Januari dengan sebuah pekerjaan untuk dekor backdrop di sebuah villa di Songgoriti, acara syukuran panti asuhan gitu. I mean, literally, tanggal 31 Desember 2017 00.00 aku di Songgoriti sana. Alhamdulillah berjalan dengan lancar. Sometimes everything doesn't always goes as we planned it, pada saat tersebut aku benar-benar desperate dengan kehidupanku terutama financial life. BAGAIMANA TIDAK kan seperti kalian tahu, aku tuh kehilangan pekerjaan pada pertengahan 2017 (ini ada kelanjutan ceritanyaa), terus ya semenjak itu aku menyibukkan diri dengan kehidupan perkuliahan seperti mengerjakan tugas dan berkumpul bersama teman-teman.

Nah, dari situ aku lihat BagiKata sedang buka lowongan untuk external handler. Aku sangat amat tertarik ya karena memang sejak SMA kok rasanya segala keputusanku ya mantab berkat BagiKata, I think it is the time for me being a part of it and help the others that have the same situation as Michiko back in the past. Alhamdulillah lagi, proses lancar. Aku interview dan bergabung dengan BagiKata sebagai external handler, hingga sekarang.

Kesibukan aku di BagiKata sebenernya nggak seberapa sih, seminggu cuma ngeshift dua kali. Memang dari awal kami sudah ditekankan bahwa ini bukan pekerjaan yang mengikat gitu, begitu pula dengan imbalannya. Pada saat itu, aku masih belum ganti handphone (EH BTW AKU UDAH GANTI REK HAHAHAHA KEREN SEKARANG BISA STORY DI INSTAGRAM), susah banget untuk ngeshift di BagiKata karena aku harus bener-bener meluangkan waktu, bekerja harus di depan laptop dan ada koneksi wifi. Masalahnya, aku tuh nggak punya wifi di rumah, akhirnya aku beralih dari satu tempat ngopi ke tempat ngopi yang lain. Otomatis, aku merasa bahwa kehidupan finansialku ya masih kurang. Ada sih simpenan tapi nggak banyak.

Alhamdulillah lagi untuk kesekiankalinya, a friend came up to me, dia bilang kalo aku mau kerja, dia ada part-time, kalo mau bisa titip cv ke dia. Titiplah aku akhirnya, setelah itu proses lancar lagi aku kerja lagi dan memang kehidupan finansialku sedikit terobati.

Tapi setiap plus ya pasti ada minusnya, untuk pekerjaan aku yang kali ini, aku keteteran banget. Pertama karena stamina aku dikuras, kedua karena jam kerjanya agak nggak cocok dengan pembagian waktuku. Aku yang dulu mulai kegiatan dari jam 8 dan berakhir jam 1 dini hari, waktu itu mulai jam 5 pagi dan berakhir jam 12 malam. Itu belum termasuk aku ngerjain tugas ya. Jadi emang rasanya kayak nggak pernah istirahat. O iya, sekarang jadwal kuliah pagi aku lebih banyak, jadi memang sengaja sorenya aku kosongin untuk kerja. Tapi sulit aja buat aku untuk menyesuaikan diri dengan jadwal tersebut dimana aku pagi harus kuliah, trus ngerjain tugas, lalu lanjut kerja. TRUS PACARANNYA KAPAN????? ya gitu, sy juga bingung. jadi aku putuskan untuk resign.

Keputusan aku untuk resign kali ini bener-bener keputusan yang sangat nekat. Aku nggak punya simpenan uang sama sekali (ada ding, tiga ribu....). Kemana perginya gaji aku yang dulu? Well, jadi gaji aku yang dulu itu habis untuk bayar cicilan handphone, kenapa harus beli handphone baru? Karena handphone aku yang lama sudah membatasi mobilitasku. Maka, aku memutuskan untuk beli handphone second seorang teman. Awalnya aku mau dibeliin ibu, tapi aku nggak enak sama temenku kalo nyicil kelamaan jadi yaudah pake uang aku dulu. Selebihnya, uang aku abis untuk jadi uang saku. Don't tell me that I'm not wise enough to manage my money, karena sebenernya ya aku cukup bijak, hanya saja keadaan membuat aku memang harus merogoh kocek lebih dalam untuk kehidupanku. KARENA KALO BUKAN AKU SIAPA YANG AKAN MENGHIDUPI PRIBADI YANG HEDONIS DAN SUKA SPREAD NEGATIVITY INI.

Sekarang, aku kembali menjalani jobless life hehehe tapi nggak se-jobless itu juga sih. Kenapa? ya karena tetap ada kesibukan, iya, aku sesibuk itu. Berdjiwa punya beberapa project yang harus dikerjakan dan aku berusaha untuk memberikan komitmenku pada hal yang tak gawe-gawe dhewe jadi kan malu yah kalo bikin sendiri tapi tidak bisa menjaganya....

BTW aku udah cerita belum sih tentang Berdjiwa Creative ini? Apabila kalian belum pernah merasa baca, maka aku akan jelaskan secara singkat dalam posting ini.

Berdjiwa Creative merupakan solusi untuk segala kebutuhan tim kreatif yang kamu perlukan. Aku percaya segala hal dimulai dengan ide kreatif, maka dari itu kamu juga perlu tim yang sama kreatifnya. Mungkin kamu bingung mulai darimana, mungkin kamu bingung perlu apa aja. Maka, kamu bisa mulai menghubungi kami dan kami akan mengirimkan tim kreatif untuk mengurus semua hal yang kamu perlukan.


Segitu dulu saja ya warganet, harap ditagih terus ini untuk posting. Terakhir 2017 lo postingnya apa nggak nemen. Kalian tau gak aku setelah nulis ini berasa lega banget....... Sebenernya apa ya yang aku tahan selama ini hahahaha. HAVE A GOOD LIFE ALL.


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Ritual Mengganti Seprei (her)

Kepada seseorang yang hatinya pernah kuremukkan lalu kususun kembali dengan tatanan yang tidak tepat, mungkin malam ini kamu sibuk mengerjap, memandangi langit-langit kamar yang kosong sembari membiarkan memori tentang pertengkaran serta pertukaran kenangan kita di belakang kedua matamu. Begitu pula dengan Aku, yang sibuk berandai-andai bagaimana esok pagi akan kulewatkan tanpa membuatkanmu sepiring panekuk yang terlalu matang dan tidak kamu suka, tapi tetap kamu makan karena kamu tahu hanya itu yang bisa aku buat. Aroma kopi yang tiap pagi Aku buatkan untukmu, tiga sendok bubuk kopi dan satu sendok gula yang diseduh dengan air panas hasil rebusan, masih lekat di remang-remang indra penciumanku. Segala kesibukan yang dulu terasa berat dan tidak menyenangkan, kini terasa kian dirindukan. Sepiring panekuk dan secangkir kopi yang kamu balas dengan senyum dan kecup di pipi kananku, Aku selalu suka. Kamu selalu bersikukuh untuk sarapan, meski setelah itu kegiatanmu hanya seputar bergelu...

Menjadi Rumah

Sudahkah kamu pulang? Pulanglah, peluklah amarahmu. Bersedihlah, menangislah. Tersenyumlah. Karena dalam setiap amarahmu akan ada ketenangan yang menerimamu kembali. Ada ketenangan yang menjadi rumah bagi amarahmu. Karena dalam sedih dan tangismu akan ada bahagia dan peluk-peluknya. Ada bahagia yang menjadi rumah bagi mereka. Maka tersenyumlah, karena ada kisah-kisah sendu yang siap menerimamu kembali. Ada kisah sendu yang menjadi rumah bagi senyummu. Mengingatkanmu kembali pada aroma seorang yang pernah membuatmu patah hati dan kembali berdiri dua kali lebih tegar. Mengingatkanmu atas gelak tawa di tengah malam ketika letih melanda dan lelucon apapun terasa lucu. Mengingatkanmu pada sore-sore yang dihabiskan dengan berkendara. Sudahkah kamu pulang? Pulanglah, peluklah dirimu. Pulanglah, karena tanpa bahagia kamu bisa pulang. Pulanglah, karena amarah juga merindukanmu. Pulanglah, tidak ada yang salah dengan menjadi rapuh.

Belahan Dunia Lain

Kamu tidak datang dan tidak pernah datang. Mungkin di belahan dunia lain, kamu telah menemukan kehidupan yang lebih baik. Kamu bertemu orang-orang yang mendorongmu maju dan, tentu saja, melupakan Aku. Mungkin di belahan dunia lain, kamu hanya merasa bahwa ini bukan saat yang tepat untuk berlibur. Tentu saja, masih banyak urusan yang perlu kamu selesaikan selain perpisahan yang pantas untuk kita. Mungkin di belahan dunia lain, kamu memutuskan bahwa masa lalu kita tidak akan berpengaruh untuk kelanjutan hidupmu mendatang. Karena, tentu saja, Aku bukan siapa-siapa. Mungkin di belahan dunia lain, kamu sedang kelaparan dan memutuskan untuk memasak sebungkus mi instan, persis seperti yang kini Aku lakukan. Karena, tentu saja, hidup yang tidak sehat adalah yang membuatmu paling nyaman. Mungkin di belahan dunia lain, kamu merasa bahwa ketakutan diciptakan oleh orang lain dan bukan dirimu sendiri. Sehingga kamu mulai menyalahkan semua orang dan mendorong mereka pergi. Mungkin di belahan dunia ...