maaf maaf yah warganet sebelumnya,
MOHON MAAF KARENA KALIAN HARUS MEMBACA BUAH KARYA SEORANG MICHIKO YANG SOTOY DALAM POSTING INI
http://sillymichi.blogspot.co.id/2013/03/selingkuh-dan-tetek-bengeknya.html
Ya....
Tulisan tersebut ditulis oleh seorang Michiko yang masih duduk di kelas tiga sekolah menengah pertama. Aku nggak bisa menjamin validitasnya (obviously, karena tidak ada pendapat ahli disana). Tapi ketika Aku baca-baca lagi, ya, ternyata, Aku ada benarnya. Hanya saja, setelah sekian tahun berlalu, many things happen dan ada beberapa hal yang Aku kurang setuju dari tulisanku sendiri. Mungkin juga ada beberapa penjelasan yang harus Aku beri, hanya untuk memberi detil agar tidak terjadi kesalahpahaman.
First thing first, Aku nggak membenarkan perselingkuhan. Tidak ada maksud dalam kedua postingku tentang perselingkuhan yang mencoba menggiring kalian ke jalan yang menyimpang itu. Tapi kalo udah terlanjur yaudah nggak papa, jangan bawa-bawa, "IYA YANG AKU TUH HABIS BACA POSTINGNYA MICHIKO TRUS AKU PENGEN SELINGKUH".
g a k.
"dalam selingkuh iku gaonok sing bajingan lek selingkuh e dalam alasan sing masuk akal"
kataku di masa lalu,
kini Aku mulai tidak setuju.
Menurutku, tidak ada alasan untuk seseorang berselingkuh. Karena dalam setiap keputusan yang kamu ambil, yang paling banyak berperan ya dirimu sendiri. Kalau memang hubunganmu membuat dirimu tidak nyaman dan tidak memungkinkan untuk dilanjutkan ya kamu harus membuat sebuah keputusan untuk mengakhiri hubunganmu dulu. Bukan kamu menelantarkan hubunganmu ketika kamu seenaknya test-drive hubungan dengan orang lain. Tidak ada alasan yang masuk akal, tidak ada alasan. you're just basically a jerk.
"selingkuh iku gak enak, lek jareku. soale pacaran luwih enak."
Aku kurang lebih merasa pernyataan di atas masih relevan apabila dikaitkan dengan pemikiranku sekarang. Tapi ada yang perlu kembali dibenahi. Pacaran itu nggak lebih enak dari selingkuh, tapi selingkuh juga nggak seenak itu untuk dibandingkan dengan pacaran. Pacaran itu ya.... nggak enak. Kamu harus belajar berkompromi, belajar menjalani hidup dengan orang lain, kalau mau dijelaskan ya sebetulnya ini proses yang berat. Tapi kan atas dasar rasa cinta akhirnya kalian nggak merasa ini proses yang berat, malah jadi proses yang menyenangkan. Padahal, adaptasi itu memang susah. Tapi ya proses adaptasi ini menurutku nggak bisa serta merta dibandingkan dengan perselingkuhan. Okay memang selingkuh itu mungkin nggak membuat kita melewati proses adaptasi, which means mungkin kita merasa selingkuh itu lebih enak. Tapi kembali lagi, apa yang kita dapat adalah rasa bersalah. Now I start to believe this lyrics by Christina Aguilera in Hurt, "Now I've hurt myself, by hurting you". Begitulah kira-kira penjelasan singkatnya. Seperti nggak apple to apple saja untuk membandingkan keenakan dan ketidakenakan dari keduanya.
"lapo kon membuang-buang waktumu gawe lanang sing gak onok kepastian e koyok ngono."
Apabila dikaitkan dengan kehidupan percintaan di usiaku sekarang, dimana ketika pacaran sudah tidak serasa akan dimulai dengan kalimat "Kamu mau nggak jadi pacarku?", it's getting more complicated. Saranku, lakukan apa yang membuatmu nyaman. Kalau nggak nyaman dengan ketidakjelasan hubungan ya perbincangkan dengan pasangan. If you two are okay with what you're doing, ya sudah dijalani saja tidak usah membandingkan dengan hubungan teman atau sambat yang aneh-aneh. Apa yang perlu kalian tanamkan di awal dalam pikiran kalian ketika kalian memutuskan untuk menjalin hubungan dengan seseorang adalah bahwa hubungan tersebut dijalani oleh dua orang, maka dari itu komunikasi adalah kunci.
"lek kon wes sepisan dadi selingkuhan, lek sampe akeh sing eroh, angel ngilangno image e."
Just don't. Sebenarnya pencitraan yang diperoleh agak rancu juga. Ada yang menganggap kalian murahan, ada yang menganggap kalian seolah "Oh pantes aja selingkuh sama si ini, emang lebih segalanya sih dari Si Pacar.", tapi menurutku keduanya sama-sama nggak baik aja. Intinya adalah kalian dipandang sebagai objek. Aku nggak bisa kasih saran lebih, karena ya kalian tahu sendiri merebut pasangan orang lain itu salah meski yang direbut bersedia.
"kon pasti bimbang antara mutusno opo yaopo. yo deloken ae seberapa besar usahanya dalam mendapatkan dirimu kembali. lek gak ngono yo selidikilah alasan dhe.e selingkuh. "
Bimbang, pasti. Kalau Aku sendiri, Aku akan lebih kasih waktu untuk diriku dan pasangan untuk kembali mengevaluasi diri masing-masing sembari mendinginkan kepala dan hati. Kalau bicara soal ego, pasti yang diselingkuhi akan merasa bahwa Ia lebih benar dan kurang mau memulai pembicaraan. Atas dasar etika kesopanan, ya marilah kita-kita yang selingkuh ini minta maaf duluan. Namun, yang perlu diketahui dari kedua belah pihak adalah bahwa perselingkuhan ini menyakiti kedua belah pihak, bagi yang selingkuh dan diselingkuhi. Usaha itu pasti apabila sudah ada kesepakatan untuk kembali bersama, perlu kembali ditekankan usaha ini seharusnya menjadi usaha bersama. Bukan hanya pihak yang berselingkuh. Menyelidiki alasan berselingkuh juga baik untuk kemajuan hubungan, namun sebagai pihak yang diselingkuhi jangan serta merta menyelidiki dengan insting. Selidikilah melalui obrolan-obrolan dengan pasangan, buat pasangan lebih terbuka. Hal-hal yang Aku sebutkan tadi hanya berlaku untuk yang telah membuat kesepakatan untuk kembali bersama, ya. Bagi teman-teman yang masih dalam tahap mendinginkan dan mengevaluasi diri sendiri, apabila kalian merasa tidak dapat melepaskan bayangan bahwa kalian telah mengkhianati dan dikhianati, bijaknya kembali diskusikan akan kemana hubungan kalian. Menjalani hubungan dimana kamu dan pasangan kurang bisa menerima masa lalu satu sama lain juga bukan hubungan yang akan membuat kamu nyaman.
"kuncine iku bijaksana, dewasa"
y h a, ujar michiko semester tiga kepada michiko kelas tiga SMP.
Keduanya sama-sama tidak dewasa tapi sepertinya pernyataan ini relevan dalam segala suasana.
Aku kira cukup sampai kalimat ini saja ulasan dari postingan lamaku ya, untuk kalimat selanjutnya tidak perlu diulas karena terlalu menghakimi dan tidak sesuai dengan kesimpulan posting yang ini. Dalam posting ini, tidak akan ada kesimpulan. Silakan kalian simpulkan sendiri bagaimana sebaiknya langkah yang kalian ambil apabila kalian menjadi bagian dari perselingkuhan, baik yang selingkuh, diselingkuhi atau selingkuhan.
DOAKAN KELANCARAN PIKIRANKU BIAR BISA POSTING SOTOY GINI TERUS.
MOHON MAAF KARENA KALIAN HARUS MEMBACA BUAH KARYA SEORANG MICHIKO YANG SOTOY DALAM POSTING INI
http://sillymichi.blogspot.co.id/2013/03/selingkuh-dan-tetek-bengeknya.html
Ya....
Tulisan tersebut ditulis oleh seorang Michiko yang masih duduk di kelas tiga sekolah menengah pertama. Aku nggak bisa menjamin validitasnya (obviously, karena tidak ada pendapat ahli disana). Tapi ketika Aku baca-baca lagi, ya, ternyata, Aku ada benarnya. Hanya saja, setelah sekian tahun berlalu, many things happen dan ada beberapa hal yang Aku kurang setuju dari tulisanku sendiri. Mungkin juga ada beberapa penjelasan yang harus Aku beri, hanya untuk memberi detil agar tidak terjadi kesalahpahaman.
First thing first, Aku nggak membenarkan perselingkuhan. Tidak ada maksud dalam kedua postingku tentang perselingkuhan yang mencoba menggiring kalian ke jalan yang menyimpang itu. Tapi kalo udah terlanjur yaudah nggak papa, jangan bawa-bawa, "IYA YANG AKU TUH HABIS BACA POSTINGNYA MICHIKO TRUS AKU PENGEN SELINGKUH".
g a k.
"dalam selingkuh iku gaonok sing bajingan lek selingkuh e dalam alasan sing masuk akal"
kataku di masa lalu,
kini Aku mulai tidak setuju.
Menurutku, tidak ada alasan untuk seseorang berselingkuh. Karena dalam setiap keputusan yang kamu ambil, yang paling banyak berperan ya dirimu sendiri. Kalau memang hubunganmu membuat dirimu tidak nyaman dan tidak memungkinkan untuk dilanjutkan ya kamu harus membuat sebuah keputusan untuk mengakhiri hubunganmu dulu. Bukan kamu menelantarkan hubunganmu ketika kamu seenaknya test-drive hubungan dengan orang lain. Tidak ada alasan yang masuk akal, tidak ada alasan. you're just basically a jerk.
"selingkuh iku gak enak, lek jareku. soale pacaran luwih enak."
Aku kurang lebih merasa pernyataan di atas masih relevan apabila dikaitkan dengan pemikiranku sekarang. Tapi ada yang perlu kembali dibenahi. Pacaran itu nggak lebih enak dari selingkuh, tapi selingkuh juga nggak seenak itu untuk dibandingkan dengan pacaran. Pacaran itu ya.... nggak enak. Kamu harus belajar berkompromi, belajar menjalani hidup dengan orang lain, kalau mau dijelaskan ya sebetulnya ini proses yang berat. Tapi kan atas dasar rasa cinta akhirnya kalian nggak merasa ini proses yang berat, malah jadi proses yang menyenangkan. Padahal, adaptasi itu memang susah. Tapi ya proses adaptasi ini menurutku nggak bisa serta merta dibandingkan dengan perselingkuhan. Okay memang selingkuh itu mungkin nggak membuat kita melewati proses adaptasi, which means mungkin kita merasa selingkuh itu lebih enak. Tapi kembali lagi, apa yang kita dapat adalah rasa bersalah. Now I start to believe this lyrics by Christina Aguilera in Hurt, "Now I've hurt myself, by hurting you". Begitulah kira-kira penjelasan singkatnya. Seperti nggak apple to apple saja untuk membandingkan keenakan dan ketidakenakan dari keduanya.
"lapo kon membuang-buang waktumu gawe lanang sing gak onok kepastian e koyok ngono."
Apabila dikaitkan dengan kehidupan percintaan di usiaku sekarang, dimana ketika pacaran sudah tidak serasa akan dimulai dengan kalimat "Kamu mau nggak jadi pacarku?", it's getting more complicated. Saranku, lakukan apa yang membuatmu nyaman. Kalau nggak nyaman dengan ketidakjelasan hubungan ya perbincangkan dengan pasangan. If you two are okay with what you're doing, ya sudah dijalani saja tidak usah membandingkan dengan hubungan teman atau sambat yang aneh-aneh. Apa yang perlu kalian tanamkan di awal dalam pikiran kalian ketika kalian memutuskan untuk menjalin hubungan dengan seseorang adalah bahwa hubungan tersebut dijalani oleh dua orang, maka dari itu komunikasi adalah kunci.
"lek kon wes sepisan dadi selingkuhan, lek sampe akeh sing eroh, angel ngilangno image e."
Just don't. Sebenarnya pencitraan yang diperoleh agak rancu juga. Ada yang menganggap kalian murahan, ada yang menganggap kalian seolah "Oh pantes aja selingkuh sama si ini, emang lebih segalanya sih dari Si Pacar.", tapi menurutku keduanya sama-sama nggak baik aja. Intinya adalah kalian dipandang sebagai objek. Aku nggak bisa kasih saran lebih, karena ya kalian tahu sendiri merebut pasangan orang lain itu salah meski yang direbut bersedia.
"kon pasti bimbang antara mutusno opo yaopo. yo deloken ae seberapa besar usahanya dalam mendapatkan dirimu kembali. lek gak ngono yo selidikilah alasan dhe.e selingkuh. "
Bimbang, pasti. Kalau Aku sendiri, Aku akan lebih kasih waktu untuk diriku dan pasangan untuk kembali mengevaluasi diri masing-masing sembari mendinginkan kepala dan hati. Kalau bicara soal ego, pasti yang diselingkuhi akan merasa bahwa Ia lebih benar dan kurang mau memulai pembicaraan. Atas dasar etika kesopanan, ya marilah kita-kita yang selingkuh ini minta maaf duluan. Namun, yang perlu diketahui dari kedua belah pihak adalah bahwa perselingkuhan ini menyakiti kedua belah pihak, bagi yang selingkuh dan diselingkuhi. Usaha itu pasti apabila sudah ada kesepakatan untuk kembali bersama, perlu kembali ditekankan usaha ini seharusnya menjadi usaha bersama. Bukan hanya pihak yang berselingkuh. Menyelidiki alasan berselingkuh juga baik untuk kemajuan hubungan, namun sebagai pihak yang diselingkuhi jangan serta merta menyelidiki dengan insting. Selidikilah melalui obrolan-obrolan dengan pasangan, buat pasangan lebih terbuka. Hal-hal yang Aku sebutkan tadi hanya berlaku untuk yang telah membuat kesepakatan untuk kembali bersama, ya. Bagi teman-teman yang masih dalam tahap mendinginkan dan mengevaluasi diri sendiri, apabila kalian merasa tidak dapat melepaskan bayangan bahwa kalian telah mengkhianati dan dikhianati, bijaknya kembali diskusikan akan kemana hubungan kalian. Menjalani hubungan dimana kamu dan pasangan kurang bisa menerima masa lalu satu sama lain juga bukan hubungan yang akan membuat kamu nyaman.
"kuncine iku bijaksana, dewasa"
y h a, ujar michiko semester tiga kepada michiko kelas tiga SMP.
Keduanya sama-sama tidak dewasa tapi sepertinya pernyataan ini relevan dalam segala suasana.
Aku kira cukup sampai kalimat ini saja ulasan dari postingan lamaku ya, untuk kalimat selanjutnya tidak perlu diulas karena terlalu menghakimi dan tidak sesuai dengan kesimpulan posting yang ini. Dalam posting ini, tidak akan ada kesimpulan. Silakan kalian simpulkan sendiri bagaimana sebaiknya langkah yang kalian ambil apabila kalian menjadi bagian dari perselingkuhan, baik yang selingkuh, diselingkuhi atau selingkuhan.
DOAKAN KELANCARAN PIKIRANKU BIAR BISA POSTING SOTOY GINI TERUS.
Komentar
Posting Komentar