Langsung ke konten utama

Friendship

Happy International Friendship Day!

aku nulisnyaa tanggal 6 Juli 2017 pukul 00.16 so sepertinya terlambat 16 menit tapi nggak papa. it was one of the most beautiful day in my life. ya memang aku selalu hiperbola, but I still think days I spend with my 24/7 support system is a happiness.

hari ini aku hanya ingin bilang bahwa aku sangat bersyukur memiliki teman-teman yang bisa diajak ketawa tanpa perlu nyimeng dan bisa diajak ngomong ngelantur tanpa perlu mabok. terima kasih telah mengayomi seorang michiko yang kian hari kian aneh dan tidak terkontrol. terima kasih telah tidak memihak ketika michiko salah. terima kasih telah menjadikan seorang michiko yang bisa menulis kalimat-kalimat ini dengan penuh rasa bahagia meski tadi sempat kecewa (tentunya bukan karena kalian). termasuk terima kasih karena sudah mau ikut dosa kalo michiko bohong tapi mengkambinghitamkan nama kalian, you guys rock.

banyak pertemanan yang tumbuh tapi kalian tidak akan terpangkas. dari seorang michiko yang polos hingga michiko yang mengenal entah dunia apa ini. maaf sekali posting ini kini tidak melulu tentang kalian karena banyak orang-orang yang perlu aku berikan terima kasih sebanyak-banyaknya.

I met someone today, I didn't wave, I didn't say anything,. I know, he is the guy. my njing.

terima kasih my njing, for telling me that I am worth the wait. terima kasih telah bilang bahwa kamu pernah suka dan tertarik kepada aku meski keadaanku saat itu sangat fucked up. man, I was 75 kgs what'd you expect? and I was looking like shit. but you tell me, kualitas tidak ditentukan oleh cermin dan timbangan. I don't know if you remember this, but I really love how you said I love you without even saying it.  terima kasih sudah kasih tahu aku bahwa aku perempuan yang utuh tanpa perlu menjadi apa-apa.

you said I should chase my dream, now I don't even know what I was chasing.
kamu bilang kita tidak perlu patah hati tapi sekarang aku hanya bisa menulis kalau aku patah hati.
many things change and I still think of how everything was okay when I'm with you.

thank you for reminds me that we still have kind and loving person in this cruel world. thank you for reminds me that someone somewhere was loving me so pure, he didn't even said anything. he just let me go.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Ritual Mengganti Seprei (her)

Kepada seseorang yang hatinya pernah kuremukkan lalu kususun kembali dengan tatanan yang tidak tepat, mungkin malam ini kamu sibuk mengerjap, memandangi langit-langit kamar yang kosong sembari membiarkan memori tentang pertengkaran serta pertukaran kenangan kita di belakang kedua matamu. Begitu pula dengan Aku, yang sibuk berandai-andai bagaimana esok pagi akan kulewatkan tanpa membuatkanmu sepiring panekuk yang terlalu matang dan tidak kamu suka, tapi tetap kamu makan karena kamu tahu hanya itu yang bisa aku buat. Aroma kopi yang tiap pagi Aku buatkan untukmu, tiga sendok bubuk kopi dan satu sendok gula yang diseduh dengan air panas hasil rebusan, masih lekat di remang-remang indra penciumanku. Segala kesibukan yang dulu terasa berat dan tidak menyenangkan, kini terasa kian dirindukan. Sepiring panekuk dan secangkir kopi yang kamu balas dengan senyum dan kecup di pipi kananku, Aku selalu suka. Kamu selalu bersikukuh untuk sarapan, meski setelah itu kegiatanmu hanya seputar bergelu...

Menjadi Rumah

Sudahkah kamu pulang? Pulanglah, peluklah amarahmu. Bersedihlah, menangislah. Tersenyumlah. Karena dalam setiap amarahmu akan ada ketenangan yang menerimamu kembali. Ada ketenangan yang menjadi rumah bagi amarahmu. Karena dalam sedih dan tangismu akan ada bahagia dan peluk-peluknya. Ada bahagia yang menjadi rumah bagi mereka. Maka tersenyumlah, karena ada kisah-kisah sendu yang siap menerimamu kembali. Ada kisah sendu yang menjadi rumah bagi senyummu. Mengingatkanmu kembali pada aroma seorang yang pernah membuatmu patah hati dan kembali berdiri dua kali lebih tegar. Mengingatkanmu atas gelak tawa di tengah malam ketika letih melanda dan lelucon apapun terasa lucu. Mengingatkanmu pada sore-sore yang dihabiskan dengan berkendara. Sudahkah kamu pulang? Pulanglah, peluklah dirimu. Pulanglah, karena tanpa bahagia kamu bisa pulang. Pulanglah, karena amarah juga merindukanmu. Pulanglah, tidak ada yang salah dengan menjadi rapuh.

Belahan Dunia Lain

Kamu tidak datang dan tidak pernah datang. Mungkin di belahan dunia lain, kamu telah menemukan kehidupan yang lebih baik. Kamu bertemu orang-orang yang mendorongmu maju dan, tentu saja, melupakan Aku. Mungkin di belahan dunia lain, kamu hanya merasa bahwa ini bukan saat yang tepat untuk berlibur. Tentu saja, masih banyak urusan yang perlu kamu selesaikan selain perpisahan yang pantas untuk kita. Mungkin di belahan dunia lain, kamu memutuskan bahwa masa lalu kita tidak akan berpengaruh untuk kelanjutan hidupmu mendatang. Karena, tentu saja, Aku bukan siapa-siapa. Mungkin di belahan dunia lain, kamu sedang kelaparan dan memutuskan untuk memasak sebungkus mi instan, persis seperti yang kini Aku lakukan. Karena, tentu saja, hidup yang tidak sehat adalah yang membuatmu paling nyaman. Mungkin di belahan dunia lain, kamu merasa bahwa ketakutan diciptakan oleh orang lain dan bukan dirimu sendiri. Sehingga kamu mulai menyalahkan semua orang dan mendorong mereka pergi. Mungkin di belahan dunia ...