Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Juni, 2017

Romantisme Malam Takbir

Malam ini terlalu romantis untuk tidak ditulis. Aku bilang bapak ibukku untuk pergi keluar sebentar, Aku bilang ada perlu dengan seorang teman. Mereka terlihat tidak senang, tapi Aku tidak peduli. Sebuah malam takbir, Aku berkendara menuju sebuah kedai kopi kesukaanku. Sendirian, Aku mencoba menelaah kembali apakah keputusanku untuk tidak pulang malam ini adalah keputusan yang tepat. Satu-satunya pikiran yang coba Aku musnahkan. Selain pikiran tentang kamu, tentunya. Sedari dulu, Aku tidak pernah menyebut kata pulang untuk benar-benar pulang. Aku hanya kembali ke tempat Aku biasa tidur dan mandi, Aku bahkan tidak makan disana. Aku belum benar-benar menemukan dan menentukan konsep rumah. Apakah rumahku adalah seseorang atau hanya sebuah konsepsi untuk terus beralasan agar tidak kembali. Dalam beberapa saat, biasanya Au muak dengan diriku sendiri dan memutuskan untuk pergi, entah kemana. Aku selalu kembali meski tidak pernah berjanji. Pada sebuah malam takbir, dalam pikiran untuk ti...

our love was pure

semakin dewasa semakin menyadari bahwa cinta memang tidak sekedar dua orang yang ngobrolnya nyambung dan dua orang yang bersedia terjaga semalaman hanya untuk ngobrol dengan satu sama lain sembari memandang langit-langit tempat mereka duduk. ya, atau tiduran. atau nggak ngobrol. just staring peacefully into the starry night and get lost together. I thought that was the idea of love. maybe I was just being naive. semakin dewasa semakin menyadari bahwa cinta butuh konsistensi dan butuh banyak toleransi. harus konsisten pada komitmen, harus konsisten pada bagaimana cara kita bersikap dan berperilaku. you find it exhausting, but you have to do it anyway and be happy instead. it's kind of a guilty pleasure. selain konsistensi, butuh  toleransi. pada hal-hal yang dulu kita anggap 'nggak banget', sekarang perlahan kita harus memaklumi. pada apa yang dulu kita hindari, kini terpaksa harus kita lakoni. mungkin memang perlahan seolah hal-hal tersebut membuat diri kita jauh ...

TWITTERKU SUSPENDED

setelah sekian tahun aku berisik di twitter, terpaksa malam ini harus menerima kabar buruk. yep, twitterku kesuspend. I don't know what happen, pokoknya tadi aku mau liat video lucu yg dimention mina trus ternyata ada notif di app twitterku di hp kalo accountku suspended. trus aku nggak bisa ngetweet. nggak bisa ganti password juga. nggak bisa disearch juga. HUAAAAAAA so sad :( untuk sementara mungkin aku akan keeping up dengan orang-orang yang senantiasa menyimak celotehku di twitter lewat blog ini since aku nggak pernah suka update instagram selain untuk pencitraan (ups), toh aku gak bisa akses instastory.... so yeah. TAPI KAN GAK ENAK YAH GAK BISA MENTION-MENTION SAMA LIAT VIDEO LUCU DAN GUYONAN RECEH. come back to me my twitter huhuhuhuhuhu

find me

banyak hal yang seiring berjalannya waktu jadi berubah. dari kebiasaan sampai preferensi. aku dulu kalo makan selalu dikit tapi nambah. sekarang kalo makan... well, ya pokoknya makan demi badan yang sehat dan kuat. dulu aku kalo sekolah nggak mau pipis selama di sekolah (karena berbagai macam alasan), sekarang nahan pipis lima menit udah nggak kuat. dulu aku bahkan cuci muka nggak pake sabun, sekarang rasanya kalo gak pake pelembab ada yang kurang aja. dulu aku suka cowok yang nerdy sekarang suka yang... I honestly don't know what kind of guy I would love to date. dulu mungkin suka sama orang bisa berawal dari masa orientasi, atau kakak kelas yang kita kenal di facebook, atau temen satu kelas. apparently hal-hal seperti itu nggak akan terulang lagi di masa kuliah begini. aku nggak merasa teman-teman seperkuliahanku adalah orang-orang yang patut dikencani. ya... karena aku dari awal sudah menjalin pertemanan sama mereka, kayak sodara aja aku anggepnya. so weird if I have to dat...

Menjadi Rumah

Sudahkah kamu pulang? Pulanglah, peluklah amarahmu. Bersedihlah, menangislah. Tersenyumlah. Karena dalam setiap amarahmu akan ada ketenangan yang menerimamu kembali. Ada ketenangan yang menjadi rumah bagi amarahmu. Karena dalam sedih dan tangismu akan ada bahagia dan peluk-peluknya. Ada bahagia yang menjadi rumah bagi mereka. Maka tersenyumlah, karena ada kisah-kisah sendu yang siap menerimamu kembali. Ada kisah sendu yang menjadi rumah bagi senyummu. Mengingatkanmu kembali pada aroma seorang yang pernah membuatmu patah hati dan kembali berdiri dua kali lebih tegar. Mengingatkanmu atas gelak tawa di tengah malam ketika letih melanda dan lelucon apapun terasa lucu. Mengingatkanmu pada sore-sore yang dihabiskan dengan berkendara. Sudahkah kamu pulang? Pulanglah, peluklah dirimu. Pulanglah, karena tanpa bahagia kamu bisa pulang. Pulanglah, karena amarah juga merindukanmu. Pulanglah, tidak ada yang salah dengan menjadi rapuh.