Langsung ke konten utama

nggak ketrima snmptn dan harus ngulang.

does the title explain it all?
iya, emang itu gunanya.
dengan judul itu aku berharap kalian memilih, apakah kalian mau terus baca atau close aja tab yang ini.

karena....... yah, kalian tau posting ini isinya apa kalo judulnya aja begini.
terlalu banyak target yang nggak aku capai,
pertama soal musik whatever itu, aku bahkan sekarang udah nggak terlalu peduli dengan kemajuan industrinya. mau si A mengeluarkan single, si B begini begitu aku nggak peduli. udah aku dengerin itu-itu aja. aku udah nggak mikir tentang gimana teknik nyanyinya, gitu-gitu deh, aku udah nggak peduli.

kedua, aku nggak dapet kerja sampai detik ini.
all of that cv I apply and the confirmation is zero. kalo ada yang punya kerjaan infokan ke michi yah, bisa mention di twitter atau ask aja di ask.fm hehe. fak. jadi promosi. but seriously guys, I need your help. aku udah nggak ada duit sama sekali. please.... iya, aku se-desperate itu.

ketiga, aku harus ngulang matematika.
iya, ujianku sejelek itu sampe aku harus ngulang, matematika guys. yang selama ini les nya sudah aku galakkan dengan baik, aku aja merasa mudah waktu ngerjain. kok bisa-bisanya dapet segitu itu loh. bangsaaaattt. aku telah mengecewakan om totok huhuhuhu. and all the money I spent for the course, hasilku cuma segitu itu rasanya. JAMPOOOOOOTTT.

keempat, yah. ini. nggak keterima SNMPTN.
ya kalian pasti bilang, udahlah, ini bukan akhir dari segalanya. tapi, guys, did you know that snmptn itu menurutku kayak perjudian gitu loh. bukan perjudian antara aku dengan pendidikan di negeri kita yang orientasinya duit, tapi perjudian antara aku dengan diriku sendiri. aku selama ini mikir bahwa aku bukan tipe orang yang seberuntung itu untuk mendapatkan segala hal yang aku pengen. ketika aku bisa ikut snmptn, aku merasa, oh mungkin itu cuma perasaanku aja. tapi setelah beneran nggak keterima, ini kayak menegaskan bahwa....... aku ternyata memang tidak seberuntung itu.

gimana yah, aku bingung aja harus melampiaskan perasaanku ini gimana dan ke siapa. aku mau cerita juga malah bikin sungkan, aku mungkin cuma ingin didengar aja. mungkin lo. aku marah, sedih, suebeeeelllll. mungkin lagi nggak stabil aja yah emosiku, atau emang defaultnya begini saking selama ini selalu ditutupi aja hahahahaha. I will be okay, everything is going to be okay.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Ritual Mengganti Seprei (her)

Kepada seseorang yang hatinya pernah kuremukkan lalu kususun kembali dengan tatanan yang tidak tepat, mungkin malam ini kamu sibuk mengerjap, memandangi langit-langit kamar yang kosong sembari membiarkan memori tentang pertengkaran serta pertukaran kenangan kita di belakang kedua matamu. Begitu pula dengan Aku, yang sibuk berandai-andai bagaimana esok pagi akan kulewatkan tanpa membuatkanmu sepiring panekuk yang terlalu matang dan tidak kamu suka, tapi tetap kamu makan karena kamu tahu hanya itu yang bisa aku buat. Aroma kopi yang tiap pagi Aku buatkan untukmu, tiga sendok bubuk kopi dan satu sendok gula yang diseduh dengan air panas hasil rebusan, masih lekat di remang-remang indra penciumanku. Segala kesibukan yang dulu terasa berat dan tidak menyenangkan, kini terasa kian dirindukan. Sepiring panekuk dan secangkir kopi yang kamu balas dengan senyum dan kecup di pipi kananku, Aku selalu suka. Kamu selalu bersikukuh untuk sarapan, meski setelah itu kegiatanmu hanya seputar bergelu...

Menjadi Rumah

Sudahkah kamu pulang? Pulanglah, peluklah amarahmu. Bersedihlah, menangislah. Tersenyumlah. Karena dalam setiap amarahmu akan ada ketenangan yang menerimamu kembali. Ada ketenangan yang menjadi rumah bagi amarahmu. Karena dalam sedih dan tangismu akan ada bahagia dan peluk-peluknya. Ada bahagia yang menjadi rumah bagi mereka. Maka tersenyumlah, karena ada kisah-kisah sendu yang siap menerimamu kembali. Ada kisah sendu yang menjadi rumah bagi senyummu. Mengingatkanmu kembali pada aroma seorang yang pernah membuatmu patah hati dan kembali berdiri dua kali lebih tegar. Mengingatkanmu atas gelak tawa di tengah malam ketika letih melanda dan lelucon apapun terasa lucu. Mengingatkanmu pada sore-sore yang dihabiskan dengan berkendara. Sudahkah kamu pulang? Pulanglah, peluklah dirimu. Pulanglah, karena tanpa bahagia kamu bisa pulang. Pulanglah, karena amarah juga merindukanmu. Pulanglah, tidak ada yang salah dengan menjadi rapuh.

Belahan Dunia Lain

Kamu tidak datang dan tidak pernah datang. Mungkin di belahan dunia lain, kamu telah menemukan kehidupan yang lebih baik. Kamu bertemu orang-orang yang mendorongmu maju dan, tentu saja, melupakan Aku. Mungkin di belahan dunia lain, kamu hanya merasa bahwa ini bukan saat yang tepat untuk berlibur. Tentu saja, masih banyak urusan yang perlu kamu selesaikan selain perpisahan yang pantas untuk kita. Mungkin di belahan dunia lain, kamu memutuskan bahwa masa lalu kita tidak akan berpengaruh untuk kelanjutan hidupmu mendatang. Karena, tentu saja, Aku bukan siapa-siapa. Mungkin di belahan dunia lain, kamu sedang kelaparan dan memutuskan untuk memasak sebungkus mi instan, persis seperti yang kini Aku lakukan. Karena, tentu saja, hidup yang tidak sehat adalah yang membuatmu paling nyaman. Mungkin di belahan dunia lain, kamu merasa bahwa ketakutan diciptakan oleh orang lain dan bukan dirimu sendiri. Sehingga kamu mulai menyalahkan semua orang dan mendorong mereka pergi. Mungkin di belahan dunia ...