Langsung ke konten utama

nickname



hai. finally 2016. the holiday is over far away before I wrote this post. hahaha. alhamdulillah sekolah lagi ya. it really is feel different after all those free time and suddenly I have to sit all day on the same chair, same class.

btw, minggu depan aku udah try out. it means tomorrow, shit.
wish me luck.

on this post, I would like to thank all my friend that call me "mich".
yeah. coba kalian tonton deh video yang aku share di atas. itu kampanye dari coca-cola yang berhasil bikin aku agak mewek gitu hahahaha. no, really. it's not me being cengeng, tapi kalo kalian bener-bener udah ngerasain punya panggilan kayak gitu sih pasti hati kalian terketuk.

aku dari kecil udah terbiasa dengan segala bentuk panggilan yang bikin aku down. dari gendut, gimbul, tompel, apa deh you mention it. kalo sekarang aku ketawa-ketiwi aja dipanggil kayak gitu, jangan pikir aku fine fine aja karena deep down inside I always wish I could kill myself every time they call me with that nickname.

baru waktu smp, aku mulai dipanggil mich. dan entah kenapa nama ini bikin aku merasa a lil bit stronger than usual. rasanya semua panggilan jelek yang selama ini bikin aku down seketika sirna ketika ada orang yang manggil aku 'mich'. that's why mungkin aku lebih suka memperkenalkan diri sebagai mich. meski mich bukan nama lahirku.

I'm done with the bullying. kalo strata sosial itu berbentuk piramida, aku harus jadi yang paling atas. mungkin karena itu kalian bilang aku kebelet hits dan segala macem. ya terserah mau orang-orang ngomong apa, pokoknya aku mau berada di atas karena aku nggak mau lagi jadi bahan caci maki, aku mau mempengaruhi orang-orang yang dicaci maki kayak aku dulu biar mereka bisa melawan dengan cara apapun yang mereka bisa. karena dicaci maki kayak gitu itu nggak enak, mau bercanda mau enggak ya sama aja. yang mereka bercandain itu bahan yang selama ini bikin kita down.

hehehe, coba ingetin lagi udah berapa kali aku posting soal bullying? banyak ya?
baca ya rek. aku harap ini bisa jadi motivasi buat kalian semua yang sekarang lagi suffer bullying, yang selama ini dipanggil dengan sebutan yang bikin kalian down, yang selama ini mempertahankan diri untuk ikut ketawa ketika orang-orang menjadikan diri kalian sebagai jokes. this is me, trying to be on top untuk mewakili kalian semua yang pernah terinjak. aku sadar kita nggak bisa mengubah kepribadian seseorang untuk nggak memperolok kita kayak gitu, maka dari itu mari ubah dari diri kalian rek. ayo bangkit sama-sama.

bilang bahwa kalian nggak suka disebut kayak gitu. tell them to call your name correctly, the name that makes you feel stronger than usual.

love, mich.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Ritual Mengganti Seprei (her)

Kepada seseorang yang hatinya pernah kuremukkan lalu kususun kembali dengan tatanan yang tidak tepat, mungkin malam ini kamu sibuk mengerjap, memandangi langit-langit kamar yang kosong sembari membiarkan memori tentang pertengkaran serta pertukaran kenangan kita di belakang kedua matamu. Begitu pula dengan Aku, yang sibuk berandai-andai bagaimana esok pagi akan kulewatkan tanpa membuatkanmu sepiring panekuk yang terlalu matang dan tidak kamu suka, tapi tetap kamu makan karena kamu tahu hanya itu yang bisa aku buat. Aroma kopi yang tiap pagi Aku buatkan untukmu, tiga sendok bubuk kopi dan satu sendok gula yang diseduh dengan air panas hasil rebusan, masih lekat di remang-remang indra penciumanku. Segala kesibukan yang dulu terasa berat dan tidak menyenangkan, kini terasa kian dirindukan. Sepiring panekuk dan secangkir kopi yang kamu balas dengan senyum dan kecup di pipi kananku, Aku selalu suka. Kamu selalu bersikukuh untuk sarapan, meski setelah itu kegiatanmu hanya seputar bergelu...

Menjadi Rumah

Sudahkah kamu pulang? Pulanglah, peluklah amarahmu. Bersedihlah, menangislah. Tersenyumlah. Karena dalam setiap amarahmu akan ada ketenangan yang menerimamu kembali. Ada ketenangan yang menjadi rumah bagi amarahmu. Karena dalam sedih dan tangismu akan ada bahagia dan peluk-peluknya. Ada bahagia yang menjadi rumah bagi mereka. Maka tersenyumlah, karena ada kisah-kisah sendu yang siap menerimamu kembali. Ada kisah sendu yang menjadi rumah bagi senyummu. Mengingatkanmu kembali pada aroma seorang yang pernah membuatmu patah hati dan kembali berdiri dua kali lebih tegar. Mengingatkanmu atas gelak tawa di tengah malam ketika letih melanda dan lelucon apapun terasa lucu. Mengingatkanmu pada sore-sore yang dihabiskan dengan berkendara. Sudahkah kamu pulang? Pulanglah, peluklah dirimu. Pulanglah, karena tanpa bahagia kamu bisa pulang. Pulanglah, karena amarah juga merindukanmu. Pulanglah, tidak ada yang salah dengan menjadi rapuh.

Belahan Dunia Lain

Kamu tidak datang dan tidak pernah datang. Mungkin di belahan dunia lain, kamu telah menemukan kehidupan yang lebih baik. Kamu bertemu orang-orang yang mendorongmu maju dan, tentu saja, melupakan Aku. Mungkin di belahan dunia lain, kamu hanya merasa bahwa ini bukan saat yang tepat untuk berlibur. Tentu saja, masih banyak urusan yang perlu kamu selesaikan selain perpisahan yang pantas untuk kita. Mungkin di belahan dunia lain, kamu memutuskan bahwa masa lalu kita tidak akan berpengaruh untuk kelanjutan hidupmu mendatang. Karena, tentu saja, Aku bukan siapa-siapa. Mungkin di belahan dunia lain, kamu sedang kelaparan dan memutuskan untuk memasak sebungkus mi instan, persis seperti yang kini Aku lakukan. Karena, tentu saja, hidup yang tidak sehat adalah yang membuatmu paling nyaman. Mungkin di belahan dunia lain, kamu merasa bahwa ketakutan diciptakan oleh orang lain dan bukan dirimu sendiri. Sehingga kamu mulai menyalahkan semua orang dan mendorong mereka pergi. Mungkin di belahan dunia ...