Langsung ke konten utama

menjelang 2016

wah nggak kerasa ya.
rasanya baru kemaren tahun baru, sekarang udah mau tahun baru lagi. 

okay, well. 
di instagram, di twitter, dan banyak social media yang lain. orang-orang lagi heboh nih dengan pencapaian apa yang sudah mereka dapat di tahun 2015 ini. sebenernya tadi aku mau bikin post soal itu sih. tapi kayaknya enggak. selain karena pencapaianku nggak terlalu berarti di 2015 ini, aku juga lebih ingin meningkatkan target aja. karena menurutku kalau kita mendaftar pencapaian di tahun yang akan kita tinggalkan, kok rasanya kita agak nggak ikhlas gitu ya. pasti ada target-target yang belum tercapai, and it makes me feel bad about myself. jadi enggak, kali ini aku mungkin akan menjadikan pencapaianku di tahun 2015 sebagai bagian dari progress aja dari target hidup yang sudah aku tetapkan. 

2015 for me is such a progress. di tahun ini aku bener-bener ngerasa ada yang berubah dari diri seorang aku. naik turun yang bener-bener signifikan itu aku alami di tahun ini. mungkin tahun depan aku akan lupa, atau tahun depan aku akan nggak peduli. tapi di penghujung tahun ini aku bener-bener ingin bersyukur karena diberi waktu untuk menjalani hidup lebih lama sampai bisa mengalami berbagai banyak hal yang nggak akan bisa diceritakan dengan kata-kata. it's not like the memories, bukan cerita yang bisa diceritakan ke anak-anak. 

"mama dulu waktu tahun 2015......"

it's not like that. it's more like me giving my kids an advice when they're on the lowest point of their life. tahun 2015 ini nggak memberi aku cerita, tapi memberi aku pelajaran yang nanti mungkin, someday, bisa berguna untuk aku dalam membantu orang-orang. aku mungkin belum menemukan tujuan hidup, mungkin belum menemukan kampus yang sreg di hati, mungkin belum menemukan lebih banyak teman yang bisa mendorong aku untuk lebih maju. tapi aku sudah memupuk banyak bekal buat aku berjuang menemukan hal-hal tersebut.

sebelum posting biasanya aku catet dulu poin-poin yang pengen aku tulis nantinya biar tulisanku lebih runtut, tapi posting ini enggak sih. rasanya aku nggak perlu mencatat poin-poin yang ingin aku ceritain ke orang lain, I believe my heart will lead the way. aku ingin kalian semua yang baca ini jadi saksi bahwa aku sangat bersyukur menjadi diriku yang sekarang, dan semoga postingku yang ini bisa membantu kalian untuk mencari sudut pandang yang berbeda dari sebuah kehidupan. bahwa kehidupan nggak sekedar mencari pencapaian dan membahagiakan orang-orang di sekitar kita.

eh iya, tolong diingatkan untuk posting di blog lebih banyak di tahun 2016. bisa lewat twitter, line atau ask.fm (in case you don't want me to know who you are), semua sama id nya michikomiera.
it really such a pleasure for me to write here for the past 5 years, woah, such a long time.

have a good year! enjoy!

xoxo,
michikomiera.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Ritual Mengganti Seprei (her)

Kepada seseorang yang hatinya pernah kuremukkan lalu kususun kembali dengan tatanan yang tidak tepat, mungkin malam ini kamu sibuk mengerjap, memandangi langit-langit kamar yang kosong sembari membiarkan memori tentang pertengkaran serta pertukaran kenangan kita di belakang kedua matamu. Begitu pula dengan Aku, yang sibuk berandai-andai bagaimana esok pagi akan kulewatkan tanpa membuatkanmu sepiring panekuk yang terlalu matang dan tidak kamu suka, tapi tetap kamu makan karena kamu tahu hanya itu yang bisa aku buat. Aroma kopi yang tiap pagi Aku buatkan untukmu, tiga sendok bubuk kopi dan satu sendok gula yang diseduh dengan air panas hasil rebusan, masih lekat di remang-remang indra penciumanku. Segala kesibukan yang dulu terasa berat dan tidak menyenangkan, kini terasa kian dirindukan. Sepiring panekuk dan secangkir kopi yang kamu balas dengan senyum dan kecup di pipi kananku, Aku selalu suka. Kamu selalu bersikukuh untuk sarapan, meski setelah itu kegiatanmu hanya seputar bergelu...

Menjadi Rumah

Sudahkah kamu pulang? Pulanglah, peluklah amarahmu. Bersedihlah, menangislah. Tersenyumlah. Karena dalam setiap amarahmu akan ada ketenangan yang menerimamu kembali. Ada ketenangan yang menjadi rumah bagi amarahmu. Karena dalam sedih dan tangismu akan ada bahagia dan peluk-peluknya. Ada bahagia yang menjadi rumah bagi mereka. Maka tersenyumlah, karena ada kisah-kisah sendu yang siap menerimamu kembali. Ada kisah sendu yang menjadi rumah bagi senyummu. Mengingatkanmu kembali pada aroma seorang yang pernah membuatmu patah hati dan kembali berdiri dua kali lebih tegar. Mengingatkanmu atas gelak tawa di tengah malam ketika letih melanda dan lelucon apapun terasa lucu. Mengingatkanmu pada sore-sore yang dihabiskan dengan berkendara. Sudahkah kamu pulang? Pulanglah, peluklah dirimu. Pulanglah, karena tanpa bahagia kamu bisa pulang. Pulanglah, karena amarah juga merindukanmu. Pulanglah, tidak ada yang salah dengan menjadi rapuh.

Belahan Dunia Lain

Kamu tidak datang dan tidak pernah datang. Mungkin di belahan dunia lain, kamu telah menemukan kehidupan yang lebih baik. Kamu bertemu orang-orang yang mendorongmu maju dan, tentu saja, melupakan Aku. Mungkin di belahan dunia lain, kamu hanya merasa bahwa ini bukan saat yang tepat untuk berlibur. Tentu saja, masih banyak urusan yang perlu kamu selesaikan selain perpisahan yang pantas untuk kita. Mungkin di belahan dunia lain, kamu memutuskan bahwa masa lalu kita tidak akan berpengaruh untuk kelanjutan hidupmu mendatang. Karena, tentu saja, Aku bukan siapa-siapa. Mungkin di belahan dunia lain, kamu sedang kelaparan dan memutuskan untuk memasak sebungkus mi instan, persis seperti yang kini Aku lakukan. Karena, tentu saja, hidup yang tidak sehat adalah yang membuatmu paling nyaman. Mungkin di belahan dunia lain, kamu merasa bahwa ketakutan diciptakan oleh orang lain dan bukan dirimu sendiri. Sehingga kamu mulai menyalahkan semua orang dan mendorong mereka pergi. Mungkin di belahan dunia ...