sudah bukan rahasia bila aku gampang mengeluh. aku sering mengeluh akan hal-hal yang sebenarnya tak perlu dijadikan sebuah keluhan. entahlah, namun dalam hati, aku bersyukur. sekali lagi mulutku mendustai hati. sama seperti ketika aku berkata bahwa aku baik-baik saja meski tidak memiliki kekasih. bohong. besar.
aku bukannya baik-baik saja. menurutku, belum waktunya aku memiliki seseorang yang kurecoki hari-harinya dengan cerita soal teman-temanku yang kelakuannya kian tidak jelas dari hari ke hari. apalagi cerita soal teman laki-lakiku di sekolah yang masih memperjuangkan cinta monyetnya dari SMP meski ia sendiri tahu itu merupakan hal yang mustahil. belum ada yang dapat menampung ceritaku dan turut menertawakan mereka denganku.
aku ingin bila nanti ada saatnya aku memiliki kekasih, ia adalah orang yang tepat. yang akan mendukungku sepenuhnya menggapai mimpiku yang disebut-sebut sebagai bulan bila aku pungguknya. aku ingin ia adalah orang yang tidak keberatan melihatku menangis karena hal sepele seperti omongan orang lain yang aku tahu sendiri bahwa apa yang mereka bicarakan adalah salah. aku hanya ingin satu orang dan satu orang itu adalah yang memiliki pelukan paling hangat dan bisa kusebut rumah.
hingga akhirnya aku bisa pulang.
Komentar
Posting Komentar