biasanya sih orang ngerjain tugas dari yang wajib dulu ya, trus baru dipoles pake tambahan-tambahannya kalo diperlukan. but not with me. i'm not that kinda person. dan karena waktu itu di kelas pak khoir bilang bahwa tugas ini di luar tugas materi dan nggak membahas soal urutan pengerjaannya, i'm just gonna do my usual, do whatever i want.this task won't stop me for being who i am.
buat tugas ini, pak khoir bilang, "tambahannya terserah kamu, pokoknya sesuatu yang kamu suka"
the thing is, i get excited when it comes to.............. ngomongin orang.
bukan ngomongin orang karena jelek-jeleknya, tapi lebih ke memperhatikan cara manusia berperilaku kepada sesamanya. cara dia memperlakukan orang yang dia pedulikan.berarti harusnya bukan menggunjing, tapi berdiskusi._. okay. aku suka diskusi.
first, mau cerita dulu, biar nyambung ngomongnya. tadi pelajaran KWU, bu widya bikin resolusi tentang apa yang harus diperbaiki di semester 2 ini. dan itu harus sesuatu yang tidak bersifat fisik. jadi kita harus menyiapkan dua kertas. yang satu kita tulis sendiri, yang satu diputer keliling kelas, trus nanti dicocokin prioritas sifat yag harus diperbaiki yang kita tulis sendiri dan yang ditulis temen-temen sekelas. dan punyaku......... nggak ada yang cocok. kata bu widya, itu berarti kita nggak pintar menilai diri kita sendiri. pertamanya, aku cuma "oke deh, iya kali" trus mikir, ternyata aku cuma butuh lebih jujur ke diri sendiriku aja.
waktu bu widya bilang bahwa aku nggak pintar menilai diriku, aku bisa aja bilang bahwa aku gini-gini-gini-gini, nggak cuma mbatin, "oke deh, iya kali",bisa aja aku mikir bahwa aku cuma butuh lebih jujur ke diriku sendiri waktu itu juga ketika bu widya mengutarakan pendapatnya tentang aku. tapi aku enggak. aku cuma pasrah. baru mikir belakangan.
mungkin inilah yang bikin banyak manusia baru menyadari bakat mereka ketika mereka udah dewasa, udah tua bahkan, sehingga mereka nggak bisa mengasah bakat mereka dengan maksimal, semaksimal mereka-mereka yang menyadari bakatnya sejak dini. karena manusia, terbiasa di dikte oleh orang lain. padahal nggak ada yang nyuruh mereka untuk nurut, mereka terhipnotis aja dengan omongan orang-orang yang mencibir mereka. mereka terlalu nggak mau berbeda, mau seperti orang kebanyakan, padahal nggak ada salahnya untuk jadi berbeda.mereka terlalu sibuk untuk membenahi diri mereka sesuai dengan apa yang orang-orang di sekitar mereka bicarakan, jadi begini dan jadi begitu, menghilangkan sifat yang ini dan sifat yang itu. sampe lupa untuk mikir, what if the behaviour that society asks them to change is their identity?
padahal nggak ada jaminan bahwa orang-orang yang nyuruh mereka berubah itu akan ada saat mereka udah berubah.
so people, please, just stop change yourself for others. change your behaviour when you feel that you need to. not because people told you so. karena hidup untuk orang lain itu melelahkan. dan yang menjalani hidupmu ya kamu sendiri bukan mereka, got it?
buat tugas ini, pak khoir bilang, "tambahannya terserah kamu, pokoknya sesuatu yang kamu suka"
the thing is, i get excited when it comes to.............. ngomongin orang.
bukan ngomongin orang karena jelek-jeleknya, tapi lebih ke memperhatikan cara manusia berperilaku kepada sesamanya. cara dia memperlakukan orang yang dia pedulikan.berarti harusnya bukan menggunjing, tapi berdiskusi._. okay. aku suka diskusi.
first, mau cerita dulu, biar nyambung ngomongnya. tadi pelajaran KWU, bu widya bikin resolusi tentang apa yang harus diperbaiki di semester 2 ini. dan itu harus sesuatu yang tidak bersifat fisik. jadi kita harus menyiapkan dua kertas. yang satu kita tulis sendiri, yang satu diputer keliling kelas, trus nanti dicocokin prioritas sifat yag harus diperbaiki yang kita tulis sendiri dan yang ditulis temen-temen sekelas. dan punyaku......... nggak ada yang cocok. kata bu widya, itu berarti kita nggak pintar menilai diri kita sendiri. pertamanya, aku cuma "oke deh, iya kali" trus mikir, ternyata aku cuma butuh lebih jujur ke diri sendiriku aja.
waktu bu widya bilang bahwa aku nggak pintar menilai diriku, aku bisa aja bilang bahwa aku gini-gini-gini-gini, nggak cuma mbatin, "oke deh, iya kali",bisa aja aku mikir bahwa aku cuma butuh lebih jujur ke diriku sendiri waktu itu juga ketika bu widya mengutarakan pendapatnya tentang aku. tapi aku enggak. aku cuma pasrah. baru mikir belakangan.
mungkin inilah yang bikin banyak manusia baru menyadari bakat mereka ketika mereka udah dewasa, udah tua bahkan, sehingga mereka nggak bisa mengasah bakat mereka dengan maksimal, semaksimal mereka-mereka yang menyadari bakatnya sejak dini. karena manusia, terbiasa di dikte oleh orang lain. padahal nggak ada yang nyuruh mereka untuk nurut, mereka terhipnotis aja dengan omongan orang-orang yang mencibir mereka. mereka terlalu nggak mau berbeda, mau seperti orang kebanyakan, padahal nggak ada salahnya untuk jadi berbeda.mereka terlalu sibuk untuk membenahi diri mereka sesuai dengan apa yang orang-orang di sekitar mereka bicarakan, jadi begini dan jadi begitu, menghilangkan sifat yang ini dan sifat yang itu. sampe lupa untuk mikir, what if the behaviour that society asks them to change is their identity?
padahal nggak ada jaminan bahwa orang-orang yang nyuruh mereka berubah itu akan ada saat mereka udah berubah.
so people, please, just stop change yourself for others. change your behaviour when you feel that you need to. not because people told you so. karena hidup untuk orang lain itu melelahkan. dan yang menjalani hidupmu ya kamu sendiri bukan mereka, got it?
Komentar
Posting Komentar