Langsung ke konten utama

insult someone for a joke

so, one day. lagi iseng kan ya... twitteran, lihat-liat tl. lalu muncul sebuah foto. i can't find the picture, nggak nyimpen juga, but the message behind the pic is great.

jadi disitu kayak ada stick figure gitu, dia awalnya adalah orang yang baik, ramah, and looks happy. but everyone keep telling him that he's not that great, and so lame. he do nothing. lalu hinaan-hinaan itu membentuk sebuah balon besar di sekelilingnya, lama kelamaan dia kebal atas hinaan dari orang-orang di sekelilingnya, semakin besar balonnya semakin  mengecil dia, sampai dia nggak kelihatan lagi.

the things that i wanna share with you guys, menghina orang bukanlah salah satu cara untuk meningkatkan kepercayaan dirinya. in any way. yang iya malah bikin mereka down. oke deh kalo mereka bisa bangkit lagi, tapi kalo gak bisa? siapa mau tanggung jawab? menghina orang on purpose aja merupakan suatu kesalahan. apalagi menghina orang dengan iseng-iseng? admit it, you're not that perfect that you can insult somene. bahkan kalaupun ada orang yang perfect pun dia masih nggak punya hak untuk menghina orang.

the rule is so clear.
satu, nggak usah sok menghina fisik. apalagi fisik yang nggak bisa dirubah. aku nggak merasakan adanya pengaruh fisik dalam karir seseorang, nyusahin sih kadang-kadang,  tapi selalu ada jalan keluar tanpa harus mengubah apapun dari fisik seseorang. usaha boleh, tapi nggak usah sampe terobsesi. it's not healthy, anyway. dan orang yang menghina fisik patut jadi orang paling hina di pergaulan.

dua, make a joke from someone's career. as example, "suara lo tuh biasa-biasa aja, bagusan juga bebek bekoar" that's not a joke. mungkin dia ikut ketawa, but later dia pasti mikir "emang iya ya nggak bagus". iya kalo emang bener itu bukan bidangnya dia, gimana kalo itu bidangnya dia, dan dia good at it? dan dia minder cuma gara-gara kalian becandain begitu. kalaupun kalian mulai terganggu, ada baiknya nggak usah bikin becanda gitu, selain kasar, kalo misalnya ternyata itu karir nya mereka, kalian yang malu. gitu. mending diomongin ke dia secara langsung dan baik-baik kalo emang mengganggu.

orang paling kuat yang kamu liat, adalah orang paling rapuh. 
"the worst part of being strong is that no one ever asks if you're okay"

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Ritual Mengganti Seprei (her)

Kepada seseorang yang hatinya pernah kuremukkan lalu kususun kembali dengan tatanan yang tidak tepat, mungkin malam ini kamu sibuk mengerjap, memandangi langit-langit kamar yang kosong sembari membiarkan memori tentang pertengkaran serta pertukaran kenangan kita di belakang kedua matamu. Begitu pula dengan Aku, yang sibuk berandai-andai bagaimana esok pagi akan kulewatkan tanpa membuatkanmu sepiring panekuk yang terlalu matang dan tidak kamu suka, tapi tetap kamu makan karena kamu tahu hanya itu yang bisa aku buat. Aroma kopi yang tiap pagi Aku buatkan untukmu, tiga sendok bubuk kopi dan satu sendok gula yang diseduh dengan air panas hasil rebusan, masih lekat di remang-remang indra penciumanku. Segala kesibukan yang dulu terasa berat dan tidak menyenangkan, kini terasa kian dirindukan. Sepiring panekuk dan secangkir kopi yang kamu balas dengan senyum dan kecup di pipi kananku, Aku selalu suka. Kamu selalu bersikukuh untuk sarapan, meski setelah itu kegiatanmu hanya seputar bergelu...

Menjadi Rumah

Sudahkah kamu pulang? Pulanglah, peluklah amarahmu. Bersedihlah, menangislah. Tersenyumlah. Karena dalam setiap amarahmu akan ada ketenangan yang menerimamu kembali. Ada ketenangan yang menjadi rumah bagi amarahmu. Karena dalam sedih dan tangismu akan ada bahagia dan peluk-peluknya. Ada bahagia yang menjadi rumah bagi mereka. Maka tersenyumlah, karena ada kisah-kisah sendu yang siap menerimamu kembali. Ada kisah sendu yang menjadi rumah bagi senyummu. Mengingatkanmu kembali pada aroma seorang yang pernah membuatmu patah hati dan kembali berdiri dua kali lebih tegar. Mengingatkanmu atas gelak tawa di tengah malam ketika letih melanda dan lelucon apapun terasa lucu. Mengingatkanmu pada sore-sore yang dihabiskan dengan berkendara. Sudahkah kamu pulang? Pulanglah, peluklah dirimu. Pulanglah, karena tanpa bahagia kamu bisa pulang. Pulanglah, karena amarah juga merindukanmu. Pulanglah, tidak ada yang salah dengan menjadi rapuh.

Belahan Dunia Lain

Kamu tidak datang dan tidak pernah datang. Mungkin di belahan dunia lain, kamu telah menemukan kehidupan yang lebih baik. Kamu bertemu orang-orang yang mendorongmu maju dan, tentu saja, melupakan Aku. Mungkin di belahan dunia lain, kamu hanya merasa bahwa ini bukan saat yang tepat untuk berlibur. Tentu saja, masih banyak urusan yang perlu kamu selesaikan selain perpisahan yang pantas untuk kita. Mungkin di belahan dunia lain, kamu memutuskan bahwa masa lalu kita tidak akan berpengaruh untuk kelanjutan hidupmu mendatang. Karena, tentu saja, Aku bukan siapa-siapa. Mungkin di belahan dunia lain, kamu sedang kelaparan dan memutuskan untuk memasak sebungkus mi instan, persis seperti yang kini Aku lakukan. Karena, tentu saja, hidup yang tidak sehat adalah yang membuatmu paling nyaman. Mungkin di belahan dunia lain, kamu merasa bahwa ketakutan diciptakan oleh orang lain dan bukan dirimu sendiri. Sehingga kamu mulai menyalahkan semua orang dan mendorong mereka pergi. Mungkin di belahan dunia ...