Langsung ke konten utama

the description of happiness

waktu umur 3 tahun, definisi kebahagiaan itu waktu dimasakin ayah spageti bolognaise. karena hari itu ngertinya ayah cuma bisa masak spageti. bolognaise. trus saat ada orang lain yang mau nambah spageti nya dan cukup cuma buat jatah nambah satu orang, dan orang itu ngalah buat kita, itu juga definisi kebahagiaan yang lain. apa lagi ya. lupa.

waktu SD, definisi kebahagiaan adalah ketika pulang sekolah dijemput tepat waktu tanpa harus nunggu sampe sekolahan sepi. atau beli pop ice sebelum tambahan dan bisa makan siang pake bekal yang dibikinin ayah bareng temen sekelas tanpa dikejar waktu. sederhana ya.

waktu kelas 1 SMP, definisi kebahagiaan mulai berubah. ketika bisa kumpul bareng juthig. ketika anak-anak udah gak ada konflik satu sama lain, konflik yang ketika kita mulai bertambah dewasa akan terlihat sangat mengerikan untuk dibicarakan, seperti ketika malam mata tak kunjung tertutup dan malah sibuk memandangi langit-langit kamar yang memburam, lalu mendadak tersadar dan menyadari betapa bodoh perlakuan kita hari itu.

waktu kelas 2 SMP, definisi kebahagiaan makin liar. makin menjurus ke hal-hal yang bersifat realistis.contohnya waktu dikasih duit, atau diijinin pergi melebihi batas waktu.apalagi kalo pergi nya sama temen-temen banyaaaak gitu.trus guyon-guyon sampe lupa waktu.ditambah lagi kelas 8 ditambah dengan hermawan, definisi kebahagiaan makin nambah, karena ditambah definisi ketika bersama dia.

waktu kelas 3 SMP, meskipun baru masuk, definisi kebahagiaan mulai keliatan, padahal baru beberapa minggu mulai menjalani bener-bener kehidupannya anak kelas 9. tapi udah mulai ngerasa, kebahagiaan itu waktu kita bisa leha-leha di rumah karena gak ada tapel dan peer, dan setelah itu gak ada les jam 3 lebih l5 menit yang kadang jam nya kurang fleksibel itu.....belum lagi kalo ditambah jadwal picirin dengan her, definisi kebahagiaan bertambah satu,cuma satu tapi mewakili semua kegiatan kita her, bisa ngobrol sama kamu membicarakan banyak hal yang tidak bisa kubicarakan dengan yang lain. sudah. cuma satu.

gak kerasa, ternyata banyak banget definisi kebahagiaan yang berubah, dari umur 3 sampe kelas 3 SMP. alhamdulillah, ternyata Tuhan kasih banyak waktu buat benerin hidupnya mich, buat bikin mich lebih bersyukur, buat bantu mich kasih kenangan ke orang-orang yang mich sayang waktu mich mati nanti, Tuhan baik ya teman-teman :)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Ritual Mengganti Seprei (her)

Kepada seseorang yang hatinya pernah kuremukkan lalu kususun kembali dengan tatanan yang tidak tepat, mungkin malam ini kamu sibuk mengerjap, memandangi langit-langit kamar yang kosong sembari membiarkan memori tentang pertengkaran serta pertukaran kenangan kita di belakang kedua matamu. Begitu pula dengan Aku, yang sibuk berandai-andai bagaimana esok pagi akan kulewatkan tanpa membuatkanmu sepiring panekuk yang terlalu matang dan tidak kamu suka, tapi tetap kamu makan karena kamu tahu hanya itu yang bisa aku buat. Aroma kopi yang tiap pagi Aku buatkan untukmu, tiga sendok bubuk kopi dan satu sendok gula yang diseduh dengan air panas hasil rebusan, masih lekat di remang-remang indra penciumanku. Segala kesibukan yang dulu terasa berat dan tidak menyenangkan, kini terasa kian dirindukan. Sepiring panekuk dan secangkir kopi yang kamu balas dengan senyum dan kecup di pipi kananku, Aku selalu suka. Kamu selalu bersikukuh untuk sarapan, meski setelah itu kegiatanmu hanya seputar bergelu...

Menjadi Rumah

Sudahkah kamu pulang? Pulanglah, peluklah amarahmu. Bersedihlah, menangislah. Tersenyumlah. Karena dalam setiap amarahmu akan ada ketenangan yang menerimamu kembali. Ada ketenangan yang menjadi rumah bagi amarahmu. Karena dalam sedih dan tangismu akan ada bahagia dan peluk-peluknya. Ada bahagia yang menjadi rumah bagi mereka. Maka tersenyumlah, karena ada kisah-kisah sendu yang siap menerimamu kembali. Ada kisah sendu yang menjadi rumah bagi senyummu. Mengingatkanmu kembali pada aroma seorang yang pernah membuatmu patah hati dan kembali berdiri dua kali lebih tegar. Mengingatkanmu atas gelak tawa di tengah malam ketika letih melanda dan lelucon apapun terasa lucu. Mengingatkanmu pada sore-sore yang dihabiskan dengan berkendara. Sudahkah kamu pulang? Pulanglah, peluklah dirimu. Pulanglah, karena tanpa bahagia kamu bisa pulang. Pulanglah, karena amarah juga merindukanmu. Pulanglah, tidak ada yang salah dengan menjadi rapuh.

Belahan Dunia Lain

Kamu tidak datang dan tidak pernah datang. Mungkin di belahan dunia lain, kamu telah menemukan kehidupan yang lebih baik. Kamu bertemu orang-orang yang mendorongmu maju dan, tentu saja, melupakan Aku. Mungkin di belahan dunia lain, kamu hanya merasa bahwa ini bukan saat yang tepat untuk berlibur. Tentu saja, masih banyak urusan yang perlu kamu selesaikan selain perpisahan yang pantas untuk kita. Mungkin di belahan dunia lain, kamu memutuskan bahwa masa lalu kita tidak akan berpengaruh untuk kelanjutan hidupmu mendatang. Karena, tentu saja, Aku bukan siapa-siapa. Mungkin di belahan dunia lain, kamu sedang kelaparan dan memutuskan untuk memasak sebungkus mi instan, persis seperti yang kini Aku lakukan. Karena, tentu saja, hidup yang tidak sehat adalah yang membuatmu paling nyaman. Mungkin di belahan dunia lain, kamu merasa bahwa ketakutan diciptakan oleh orang lain dan bukan dirimu sendiri. Sehingga kamu mulai menyalahkan semua orang dan mendorong mereka pergi. Mungkin di belahan dunia ...