Langsung ke konten utama

i am busy thinking

gimana ya kalo seandainya aku mati pas kenaikan ke kelas 8?
kira-kira hermawan jadinya pacaran sama siapa? itu pikiran pertama.
kedua, pasti, dora hari pertama duduk sama siapa?
dan ketiga. siapa yang akan sepede aku ngangkat tangan buat jadi ketua kelas?
ya emang. kelas 8 ini, ROET ku tercinta yang sekaligus paling kusesali kenapa aku masuk di dalamnya.ini kelas yang bener-bener gak ada dalam ekspektasi ku. mungkin karena hari itu adalah hari pertama aku lepas dari juthig yang antar satu anak dan anak lain itu kurang lebih jarang ada perselisihan.trus ya aku berharap kelas 8 mungkin kelas ku akan jadi sama bajingannya dengan juthig.nyatanya......
yang bajingan hanya aku.
jadi ROET ini juauh sekali dari ekspektasi. kenapa? ya karena diliat dari ceweknya ya... ada shinta (yang juara olim-olim itu,yang kriwul) ,ada nadia (yang beberapa minggu sebelumnya eker-ekeran sama aku di grup fb smp5), ada fira (yang notabene asisten pribadinya uthak), ada vio shafira dan devi yang hari itu masih tak anggap freak. terus. ada aura. aura he. aura grombolane pipink narslay arek elite ilo.
sebagai ketua kelas yang barusan menjabat hari itu, kata pertama, pesimis.
belum lagi cowoknya itu mayoritas,aku gak kenal.blas.kecuali dede, hermawan, anas. selain itu aku gak kenal, oh iya, khosyi dan iqbal.
pada akhirnya, beberapa hari setelahnya aku mulai punya gerombolan bengis, firyal,dora,mina. atas saran mina yang setahun sekelas dengan pras dan adalah sahabat dekatnya,akhirnya tatanan tempat duduk kami pindah secara paksa. aku, karena merasa akan diuntungkan, akhirnya duduk bersebelahan dengan pras. beberapa bulan kemudian, aku sebel sama pras, karena dia start make a stupid rule: "kon mek oleh nyonto siji ulangan utawa latian dalam sedino" dafuq men.hari itu kuhabiskan untuk memohon padanya. baik sih emang niatnya pras kalo dipikir-pikir :') jadi terharu.terharunya mana telat banget lagih.
nah, ini nih yang paling seru: aura, suka sama hermawan. lalu hermawan guyon sama kita-kita ini.mina, suka juga sama hermawan. karena tempat duduk her lebih dekat dengan mina dan mereka lebih akrab, aura jeles. eaaaaaaaaa. sebulan kemudian. hermawan jadian sama aku #krik
trus....apalagi ya... ya terakhir sih, tahun ini itu tahun pertamaku main handball,sebelumnya kalo classmeeting aku rilek aja meski di dis.toh gak ngaruh juga kok.ternyata handball itu seru meski aku dan dora makan gaji buta.
di tahun ini, aku belajar banyak hal yang gak pernah di duga,aku belajar jadi ketua kelas yang bertanggung jawab meski sebenernya aku pengen banget nget nget jadi anak olim yang keliatan terpelajar.dan sekarang aku mulai dapet hikmah dari dipecatnya aku dari olim hari itu, ternyata hidup itu gak melulu perkara 'image' kok.emang image itu menentukan bagaimana orang memandang kita tapi dengan image yang sebagai anak pinter juga aku belum tentu bahagia kok.justru mungkin aku bisa lebih bahagia dengan image bajinganku ini.who cares this bajingan image? bu sewot? i'm not make friends with her. my friends loved me for who am i, include that jerk image ;) i love you, second year. thanks for the lessons,i was busy thinking ........

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Ritual Mengganti Seprei (her)

Kepada seseorang yang hatinya pernah kuremukkan lalu kususun kembali dengan tatanan yang tidak tepat, mungkin malam ini kamu sibuk mengerjap, memandangi langit-langit kamar yang kosong sembari membiarkan memori tentang pertengkaran serta pertukaran kenangan kita di belakang kedua matamu. Begitu pula dengan Aku, yang sibuk berandai-andai bagaimana esok pagi akan kulewatkan tanpa membuatkanmu sepiring panekuk yang terlalu matang dan tidak kamu suka, tapi tetap kamu makan karena kamu tahu hanya itu yang bisa aku buat. Aroma kopi yang tiap pagi Aku buatkan untukmu, tiga sendok bubuk kopi dan satu sendok gula yang diseduh dengan air panas hasil rebusan, masih lekat di remang-remang indra penciumanku. Segala kesibukan yang dulu terasa berat dan tidak menyenangkan, kini terasa kian dirindukan. Sepiring panekuk dan secangkir kopi yang kamu balas dengan senyum dan kecup di pipi kananku, Aku selalu suka. Kamu selalu bersikukuh untuk sarapan, meski setelah itu kegiatanmu hanya seputar bergelu...

Menjadi Rumah

Sudahkah kamu pulang? Pulanglah, peluklah amarahmu. Bersedihlah, menangislah. Tersenyumlah. Karena dalam setiap amarahmu akan ada ketenangan yang menerimamu kembali. Ada ketenangan yang menjadi rumah bagi amarahmu. Karena dalam sedih dan tangismu akan ada bahagia dan peluk-peluknya. Ada bahagia yang menjadi rumah bagi mereka. Maka tersenyumlah, karena ada kisah-kisah sendu yang siap menerimamu kembali. Ada kisah sendu yang menjadi rumah bagi senyummu. Mengingatkanmu kembali pada aroma seorang yang pernah membuatmu patah hati dan kembali berdiri dua kali lebih tegar. Mengingatkanmu atas gelak tawa di tengah malam ketika letih melanda dan lelucon apapun terasa lucu. Mengingatkanmu pada sore-sore yang dihabiskan dengan berkendara. Sudahkah kamu pulang? Pulanglah, peluklah dirimu. Pulanglah, karena tanpa bahagia kamu bisa pulang. Pulanglah, karena amarah juga merindukanmu. Pulanglah, tidak ada yang salah dengan menjadi rapuh.

Belahan Dunia Lain

Kamu tidak datang dan tidak pernah datang. Mungkin di belahan dunia lain, kamu telah menemukan kehidupan yang lebih baik. Kamu bertemu orang-orang yang mendorongmu maju dan, tentu saja, melupakan Aku. Mungkin di belahan dunia lain, kamu hanya merasa bahwa ini bukan saat yang tepat untuk berlibur. Tentu saja, masih banyak urusan yang perlu kamu selesaikan selain perpisahan yang pantas untuk kita. Mungkin di belahan dunia lain, kamu memutuskan bahwa masa lalu kita tidak akan berpengaruh untuk kelanjutan hidupmu mendatang. Karena, tentu saja, Aku bukan siapa-siapa. Mungkin di belahan dunia lain, kamu sedang kelaparan dan memutuskan untuk memasak sebungkus mi instan, persis seperti yang kini Aku lakukan. Karena, tentu saja, hidup yang tidak sehat adalah yang membuatmu paling nyaman. Mungkin di belahan dunia lain, kamu merasa bahwa ketakutan diciptakan oleh orang lain dan bukan dirimu sendiri. Sehingga kamu mulai menyalahkan semua orang dan mendorong mereka pergi. Mungkin di belahan dunia ...