"kemarin kulihat awan membentuk wajahmu
desah angin meniupkan namamu
tubuhku terpaku semalam"
-aku tak bisa tidur nyenyak sebelum mengusir bayangmu
dalam angan. yang terlanjur melekat erat,
terlalu manja untuk diusik kehadiratnya-
"bulan sabit melengkungkan senyummu
tabur bintang serupa kilau auramu
aku pun sadari, ku segera berlari"
-entah, semenjak hari itu semua terasa berbeda.
khususnya pandangku terhadapmu.
aku cinta padamu-
"cepat pulang
cepat kembali, jangan pergi lagi
firasatku ingin kau tuk cepat pulang
cepat kembali, jangan pergi lagi"
-kenapa terlalu cepat pergi?
aku masih mengejar, sayang.
izinkan .. -
"alirnya bagai sungai yang mendamba samudera
ku tahu pasti kemanakan ku bermuara
semoga ada waktu, sayangku"
-siapa lagi tujuanku, kekasih?
hanya kamu. kembali?-
"ku percaya alam pun berbahasa
ada makna di balik semua pertanda
firasat ini rasa rindukah atau kah tanda bahaya
aku tak peduli, ku terus berlari"
-mimpi itu persis sama ketika rasa itu muncul
kamu kah ?-
"dan lihatlah sayang
hujan terus membasahi
seolah turun air mata"
-lihat, awan pun menangis tanpamu.
bagaimana aku?-
"aku pun sadari
engkaulah firasat hati..."
Komentar
Posting Komentar