Langsung ke konten utama

permintaan maaf

ini malem-malem nganggur. besok mana masih libur. yaudah. mau posting, menyampaikan permintaan maaf yang mungkin masih belum diikhlaskan hingga posting ini terbit. tapi ini tulus kok, tulus, cuma gak ikhlas, faham gak ?

pertama banget, maaf buat abang. aku gak berharap kok bang, percaya kan ? maaf aku sering pengen kayak abang, ganggu hidup abang. emang dulu aku labil bang, sekarang lebih labil lagi. tapi aku gak ngejar sampe kayak dulu kok bang, kan sekarang aku unyu jadi banyak yang mau sama aku hehehe, aduh mulai deh.
bang, sampe sekarang aku gak bisa juara 1 buat abang, aku gak bisa pinter mat bang. tapi aku udah lancar inggris. sekarang aku punya banyak temen disana. meski mereka alay tapi inggrisnya bagus bang.
abang baik-baik ya disana, waktu itu pulang berapa hari sih kok gak ada kabarnya ? see you soon, abang.

kedua. deryan. der, maaf ya. mich bukan maksud gitu der. nggak nyalahin dery juga, emang mich ini aslinya sayang sama dery. cuma kadang mich itu kayak anak kecil, jadi masih belum ngerti sayang itu gimana. harusnya emang mich terima kelakuannya dery kan ? tapi mich waktu itu malah lari ke bagas. haha. bodoh. maaf ya der. maaf waktu itu nyuekin dery, maaf mich muka dua di depan dery. maaf. sekarang dery udah gak bisa percaya lagi kan sama mich ? maaf ya der. makasih buat bikin mich lebih dewasa. dery jangan lupa bawa tisu banyak-banyak ya biar nanti kalo gandengan sama virza tangannya gak basah ;) makasih der, cepetan deh mendingan.
daripada lama-lama gitu ? orang udah jelas sama-sama suka kok :)

ketiga. bagas pamungkas. yes. namamu lagi gas, inget gak dulu ? aku ngetik gini seakan-akan aku bosen sama namamu. padahal enggak gas, sampe kapanpun, meski kamu waktu itu suka dewi, sama shasa. tapi aku ikhlas kok gas, kamu bahagia kan ? hihi. kamu gak berubah kok gas. tambah gendut iya hehehehe.
bagas sekarang baik kok sama mich, jadi mich harus baik ke bagas juga ;)

keempat.om.om, maaf ya gak ijin, aku jadiin om ini objek di beberapa analogi ku.abis om ini eksentrik banget, hehe. maaf om. makasih inspirasi nya ;)

kelima. siapa lagi ? hermawan nugraha trisna putra sandika yang mulai bawel ini lah.
her, aku cuma mau flashback. aku punya temen cowok banyak bukan berarti aku suka semuanya aku mau ndeketin semuanya. cewek suka diperhatiin her, jadi nggak salah kalo aku bilang emang cewek dari sono nya udah gitu. maaf ya. aku udah minta maaf baik-baik, jangan di ignore terus. maaf aku kadang suka emosi. aku sebel her sama kamu. ngertiin aku dong. maaf. aku gak berani ngomong langsung.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Ritual Mengganti Seprei (her)

Kepada seseorang yang hatinya pernah kuremukkan lalu kususun kembali dengan tatanan yang tidak tepat, mungkin malam ini kamu sibuk mengerjap, memandangi langit-langit kamar yang kosong sembari membiarkan memori tentang pertengkaran serta pertukaran kenangan kita di belakang kedua matamu. Begitu pula dengan Aku, yang sibuk berandai-andai bagaimana esok pagi akan kulewatkan tanpa membuatkanmu sepiring panekuk yang terlalu matang dan tidak kamu suka, tapi tetap kamu makan karena kamu tahu hanya itu yang bisa aku buat. Aroma kopi yang tiap pagi Aku buatkan untukmu, tiga sendok bubuk kopi dan satu sendok gula yang diseduh dengan air panas hasil rebusan, masih lekat di remang-remang indra penciumanku. Segala kesibukan yang dulu terasa berat dan tidak menyenangkan, kini terasa kian dirindukan. Sepiring panekuk dan secangkir kopi yang kamu balas dengan senyum dan kecup di pipi kananku, Aku selalu suka. Kamu selalu bersikukuh untuk sarapan, meski setelah itu kegiatanmu hanya seputar bergelu...

Menjadi Rumah

Sudahkah kamu pulang? Pulanglah, peluklah amarahmu. Bersedihlah, menangislah. Tersenyumlah. Karena dalam setiap amarahmu akan ada ketenangan yang menerimamu kembali. Ada ketenangan yang menjadi rumah bagi amarahmu. Karena dalam sedih dan tangismu akan ada bahagia dan peluk-peluknya. Ada bahagia yang menjadi rumah bagi mereka. Maka tersenyumlah, karena ada kisah-kisah sendu yang siap menerimamu kembali. Ada kisah sendu yang menjadi rumah bagi senyummu. Mengingatkanmu kembali pada aroma seorang yang pernah membuatmu patah hati dan kembali berdiri dua kali lebih tegar. Mengingatkanmu atas gelak tawa di tengah malam ketika letih melanda dan lelucon apapun terasa lucu. Mengingatkanmu pada sore-sore yang dihabiskan dengan berkendara. Sudahkah kamu pulang? Pulanglah, peluklah dirimu. Pulanglah, karena tanpa bahagia kamu bisa pulang. Pulanglah, karena amarah juga merindukanmu. Pulanglah, tidak ada yang salah dengan menjadi rapuh.

Belahan Dunia Lain

Kamu tidak datang dan tidak pernah datang. Mungkin di belahan dunia lain, kamu telah menemukan kehidupan yang lebih baik. Kamu bertemu orang-orang yang mendorongmu maju dan, tentu saja, melupakan Aku. Mungkin di belahan dunia lain, kamu hanya merasa bahwa ini bukan saat yang tepat untuk berlibur. Tentu saja, masih banyak urusan yang perlu kamu selesaikan selain perpisahan yang pantas untuk kita. Mungkin di belahan dunia lain, kamu memutuskan bahwa masa lalu kita tidak akan berpengaruh untuk kelanjutan hidupmu mendatang. Karena, tentu saja, Aku bukan siapa-siapa. Mungkin di belahan dunia lain, kamu sedang kelaparan dan memutuskan untuk memasak sebungkus mi instan, persis seperti yang kini Aku lakukan. Karena, tentu saja, hidup yang tidak sehat adalah yang membuatmu paling nyaman. Mungkin di belahan dunia lain, kamu merasa bahwa ketakutan diciptakan oleh orang lain dan bukan dirimu sendiri. Sehingga kamu mulai menyalahkan semua orang dan mendorong mereka pergi. Mungkin di belahan dunia ...