di sini. masih terpatri jelas, dengan warna-warni tawa, tangis serta rintih. waktu itu, aku masih baru menjadi satu bajingan yang kau buat beberapa bulan lalu nya. lalu kau mengembalikan jiwa luguku di taman itu, memanggilku kembali. membuatku menanggalkan semua citra buruk, nakal, badung dari segala penjuru tubuh ini. ya, aku, bajinganmu. kembali jadi gadis lugu, yang mungkin dulu selalu kau rindu, selalu? rindu?
di sini. bahkan masih lekat aroma tubuhmu, yang terakhir kali ku hirup hari itu. masih ingat wangi lemon dari roti yang kau bawa? juga krim nya yang kau bersihkan dari bibirku, dengan milikmu. bibirmu. juga kopi kalengan yang menghapus ingatanku akan ceceran darah di sini. namun tak cukup pahit, untuk mengganti pahit nya rasa dari reraga yang digantung.bukan reraga. hanya hati. alter ego dari otak.
hei, ia mulai marah, mulai cemburu. atas kelakuanku yang tidak pernah berhenti mengejar ceceran kenangan untuk merangkainya bagai sebuah puzzle. oh maaf. kita tidak punya kenangan kan?
rinduku menggugat lagi, sekamnya masih panas di sulut api. ia menghujatku tanpa ragu, tekadnya sekeras batu. rinduku cuma satu. rindu bisu. meski begitu, ia kadang beran-berani menghajarku dengan tinjunya hingga pundakku pun tergugu. ia tak selembut... kamu.
kasusmu ditutup. tak ada titik temu. tidak bisa, tidak bisa begitu. itu kamu, bukan orang lain yang mati sia-sia, kamu. mati untuk aku. mati. pergi. beku.
bukan untuk aku? maaf.aku lancang.
aku janji. aku akan segera kembali. jangan paksa aku membuat janji yang terlampau tak bisa kutepati. kini aku kembali. benar-benar kembali. menjejak rindu, menapak asa, membuang masa lalu.
selamat tinggal cinta, aku tahu kau di sampingku. selalu?
di sini. bahkan masih lekat aroma tubuhmu, yang terakhir kali ku hirup hari itu. masih ingat wangi lemon dari roti yang kau bawa? juga krim nya yang kau bersihkan dari bibirku, dengan milikmu. bibirmu. juga kopi kalengan yang menghapus ingatanku akan ceceran darah di sini. namun tak cukup pahit, untuk mengganti pahit nya rasa dari reraga yang digantung.bukan reraga. hanya hati. alter ego dari otak.
hei, ia mulai marah, mulai cemburu. atas kelakuanku yang tidak pernah berhenti mengejar ceceran kenangan untuk merangkainya bagai sebuah puzzle. oh maaf. kita tidak punya kenangan kan?
rinduku menggugat lagi, sekamnya masih panas di sulut api. ia menghujatku tanpa ragu, tekadnya sekeras batu. rinduku cuma satu. rindu bisu. meski begitu, ia kadang beran-berani menghajarku dengan tinjunya hingga pundakku pun tergugu. ia tak selembut... kamu.
kasusmu ditutup. tak ada titik temu. tidak bisa, tidak bisa begitu. itu kamu, bukan orang lain yang mati sia-sia, kamu. mati untuk aku. mati. pergi. beku.
bukan untuk aku? maaf.aku lancang.
aku janji. aku akan segera kembali. jangan paksa aku membuat janji yang terlampau tak bisa kutepati. kini aku kembali. benar-benar kembali. menjejak rindu, menapak asa, membuang masa lalu.
selamat tinggal cinta, aku tahu kau di sampingku. selalu?
Komentar
Posting Komentar