Langsung ke konten utama

aku kenapaaa

halo. lama tidak berjumpa.
gak ngerti yo menurut orang lain gimana tapi kata virza posting blogku banyak berubah, dari yang dulu kelas 7 masih alay labil sekarang mich mulai keep calm.
gak seceria dulu kan? gak ngerti lah. hidupku kayak selalu ada yang kurang, gak ngerti apa. ini lagi galo-galoan di rumah nonton filem labil nya remaja.
oh iya aku tadi abis presentasi IPS soal penyimpangan sosial, aku kebagian soal narkotika dan perilaku seksual di luar nikah. masa' aku mau jelas narkotika nya eh sama shinta udah di slide duluan, PADAHAL AKU SUSAH-SUSAH NGAPALIN ITU HEEEEEEE. shin, i love you with all my ass, i would say heart, but you'll be better to loved with ass.
yo tadi aku ngomong lah ke virza aku wes jarang buka blog, aku itu lebih sering ngurusin hidup orang daripada hidupku sendiri karena aku gak ngerti cara ngurusin hidupku itu gimana.
sekarang aku sudah tidak lagi mengurusi soal popularitas dan sebagainya, kenapa? karena aku tidak memerlukan popularitas yang blablabla. aku tidak perlu disapa adek kelas, atau teman-teman lainnya. aku hanya perlu kesuksesan di karirku. duh kok intelek ngene se, aku kesambet opo iki. lempar batu es! lempar batu es!
jadi aku tidak lagi memantau blogku. aku hanya asik dengan teman-teman yang memang anu dengan aku. apa anu. anu, mereka tidak sibuk menusuk dari belakang. persetan dengan belati yang ada di bawah hidung itu tuuuuuh. persetan dengan manusia sok pahlawan.
sebenernya itu ya, kenapa orang pengen jadi terkenal, padahal terkenal itu gak semudah apa yang mereka bayangin, manusia tidak akan pernah berfikir panjang selama masih ada buaian di depannya. jadi terkenal berarti mulai dihadapkan dengan gosip-gosip tidak masuk akal juga sebagian orang yang dahulu ada di sampingmu namun makin lama makin sibuk menusuk dari belakang. sesungguhnya orang-orang seperti itu tidak berpengaruh banyak kecuali kamu memang orang yang terlalu suka down, hobi kok tidak mendidik. kita gak perlu ngerasa down selama kita berpikir "tiap manusia diciptakan dengan kelebihan dan kekurangan tersendiri" kamu fikir apa yang selama ini membuat saya kurang memiliki kepekaan terhadap kata malu? ya prinsip itu tadi. sek, opo o aku maleh ceramah ngene. sorry eapz. ini mungkin bentuk pelampiasan karena gak boleh presentasi sama shinta itu tadi hihi.
aku abis ngerjain mat lowch. ternyata emang kalo diniatin itu bisa. tapi ini gampang sebenernya. ini phytagoras2an itu loh, gimana sih tulisannya.
aku seneng udah bisa usaha meski sedikit, seenggaknya aku masih bisa bangun pondasi meski belum kuat. aku yakin kok nanti mich pasti bisa 'bangun rumah yang gede' :)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Ritual Mengganti Seprei (her)

Kepada seseorang yang hatinya pernah kuremukkan lalu kususun kembali dengan tatanan yang tidak tepat, mungkin malam ini kamu sibuk mengerjap, memandangi langit-langit kamar yang kosong sembari membiarkan memori tentang pertengkaran serta pertukaran kenangan kita di belakang kedua matamu. Begitu pula dengan Aku, yang sibuk berandai-andai bagaimana esok pagi akan kulewatkan tanpa membuatkanmu sepiring panekuk yang terlalu matang dan tidak kamu suka, tapi tetap kamu makan karena kamu tahu hanya itu yang bisa aku buat. Aroma kopi yang tiap pagi Aku buatkan untukmu, tiga sendok bubuk kopi dan satu sendok gula yang diseduh dengan air panas hasil rebusan, masih lekat di remang-remang indra penciumanku. Segala kesibukan yang dulu terasa berat dan tidak menyenangkan, kini terasa kian dirindukan. Sepiring panekuk dan secangkir kopi yang kamu balas dengan senyum dan kecup di pipi kananku, Aku selalu suka. Kamu selalu bersikukuh untuk sarapan, meski setelah itu kegiatanmu hanya seputar bergelu...

Menjadi Rumah

Sudahkah kamu pulang? Pulanglah, peluklah amarahmu. Bersedihlah, menangislah. Tersenyumlah. Karena dalam setiap amarahmu akan ada ketenangan yang menerimamu kembali. Ada ketenangan yang menjadi rumah bagi amarahmu. Karena dalam sedih dan tangismu akan ada bahagia dan peluk-peluknya. Ada bahagia yang menjadi rumah bagi mereka. Maka tersenyumlah, karena ada kisah-kisah sendu yang siap menerimamu kembali. Ada kisah sendu yang menjadi rumah bagi senyummu. Mengingatkanmu kembali pada aroma seorang yang pernah membuatmu patah hati dan kembali berdiri dua kali lebih tegar. Mengingatkanmu atas gelak tawa di tengah malam ketika letih melanda dan lelucon apapun terasa lucu. Mengingatkanmu pada sore-sore yang dihabiskan dengan berkendara. Sudahkah kamu pulang? Pulanglah, peluklah dirimu. Pulanglah, karena tanpa bahagia kamu bisa pulang. Pulanglah, karena amarah juga merindukanmu. Pulanglah, tidak ada yang salah dengan menjadi rapuh.

Belahan Dunia Lain

Kamu tidak datang dan tidak pernah datang. Mungkin di belahan dunia lain, kamu telah menemukan kehidupan yang lebih baik. Kamu bertemu orang-orang yang mendorongmu maju dan, tentu saja, melupakan Aku. Mungkin di belahan dunia lain, kamu hanya merasa bahwa ini bukan saat yang tepat untuk berlibur. Tentu saja, masih banyak urusan yang perlu kamu selesaikan selain perpisahan yang pantas untuk kita. Mungkin di belahan dunia lain, kamu memutuskan bahwa masa lalu kita tidak akan berpengaruh untuk kelanjutan hidupmu mendatang. Karena, tentu saja, Aku bukan siapa-siapa. Mungkin di belahan dunia lain, kamu sedang kelaparan dan memutuskan untuk memasak sebungkus mi instan, persis seperti yang kini Aku lakukan. Karena, tentu saja, hidup yang tidak sehat adalah yang membuatmu paling nyaman. Mungkin di belahan dunia lain, kamu merasa bahwa ketakutan diciptakan oleh orang lain dan bukan dirimu sendiri. Sehingga kamu mulai menyalahkan semua orang dan mendorong mereka pergi. Mungkin di belahan dunia ...