Langsung ke konten utama

wajahmu mengalihkaaaan duniakuuu

ini hari pertama aku liat bagas selama itu, pas kelas 8. pas kelas 7 ya seringlah.
dungaren ya bagas ikut futsal hihi. tapi unyu banget, endud gitu aduh pengen tak remeeeet.
seneng sih ya bisa sedeket itu sama bagas, tapiiiiiii, ya tetep lah ya namanya juga mich, kalo soal bagas gak pernah ada bersyukurnya. sampe sekarang masih meragukan apa yang dibilang aswin ya.
muka meyakinkan, nada suara meyakinkan. objek nya yang tidak meyakinkan -__- sek, kapan mukanya bagas meyakinkan?
tadi menyambut dira vernia shinta dengan meriah, secara ya dia kan abis dari jakarte getoooh, jadi eloooh gak level sama guweeeeeh. eh kok jadi gini .__.
tadi band, agak telat, nyanyi cuma beberapa kali. soalnya nemenin dora pesen rompi kelas duyu siiih hehehehe.
aku bener-bener berharap rompi kelasku bisa sama kayak .. ehm, surprised lah yaw modelnya hahaha. itutuh pokoknyaaaaaa. pengen nemeeen. nemeeen. ngidaaaaam.
sekiranya gitu lah ya modelnya meski font nya beda pun aku terima :3
kemaren sabtu itu diundang dimmie cuman gak dateng, nggak les juga, ketepakan pia gak les pisan. wes emboh pak seno ngelesi sopo haha, aku udah cerita belum sih?
kenapa ya gaya curhatku beda dari dulu, sekarang lebih frontal tapi.. kurang asik aja gitu, aku sendiri gak ngerti, alzheimer dadakan yang biasanya terjadi kalo udah pulang sekolah dan biasanya terjadi karena culture shock itu bikin jadi gak ngerti apa yang mesti di ceritain. culture shock itu maksudku di sekolah ruame, masuk mobil pas dijemput langsung diem cep klakep. hmmm.
bagas hapenya gak diambil ya? cial cekayi. mesti wes lek aku mulai smsan mbek bagas onooook ae gangguan e, sing gak nyambung lah, sing hapene ilang lah, sing disita lah, rrrrrrrr aku bawa sial ya gaaas iya ya gaaaas miera ini salah apaaa hati miera sakiiiit. enggak seh aku biasa. tapi kayak e emang aku bawa sial, ya gak seh?
sek ah, mandi duyu biar makin unyuu. bukan, meski gak mandi pun aku unyu, malah makin unyu kalo belom mandi, ini ngilangin minyak nyongnyong yang dibikin mainan sama husni aja-___-

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Ritual Mengganti Seprei (her)

Kepada seseorang yang hatinya pernah kuremukkan lalu kususun kembali dengan tatanan yang tidak tepat, mungkin malam ini kamu sibuk mengerjap, memandangi langit-langit kamar yang kosong sembari membiarkan memori tentang pertengkaran serta pertukaran kenangan kita di belakang kedua matamu. Begitu pula dengan Aku, yang sibuk berandai-andai bagaimana esok pagi akan kulewatkan tanpa membuatkanmu sepiring panekuk yang terlalu matang dan tidak kamu suka, tapi tetap kamu makan karena kamu tahu hanya itu yang bisa aku buat. Aroma kopi yang tiap pagi Aku buatkan untukmu, tiga sendok bubuk kopi dan satu sendok gula yang diseduh dengan air panas hasil rebusan, masih lekat di remang-remang indra penciumanku. Segala kesibukan yang dulu terasa berat dan tidak menyenangkan, kini terasa kian dirindukan. Sepiring panekuk dan secangkir kopi yang kamu balas dengan senyum dan kecup di pipi kananku, Aku selalu suka. Kamu selalu bersikukuh untuk sarapan, meski setelah itu kegiatanmu hanya seputar bergelu...

Menjadi Rumah

Sudahkah kamu pulang? Pulanglah, peluklah amarahmu. Bersedihlah, menangislah. Tersenyumlah. Karena dalam setiap amarahmu akan ada ketenangan yang menerimamu kembali. Ada ketenangan yang menjadi rumah bagi amarahmu. Karena dalam sedih dan tangismu akan ada bahagia dan peluk-peluknya. Ada bahagia yang menjadi rumah bagi mereka. Maka tersenyumlah, karena ada kisah-kisah sendu yang siap menerimamu kembali. Ada kisah sendu yang menjadi rumah bagi senyummu. Mengingatkanmu kembali pada aroma seorang yang pernah membuatmu patah hati dan kembali berdiri dua kali lebih tegar. Mengingatkanmu atas gelak tawa di tengah malam ketika letih melanda dan lelucon apapun terasa lucu. Mengingatkanmu pada sore-sore yang dihabiskan dengan berkendara. Sudahkah kamu pulang? Pulanglah, peluklah dirimu. Pulanglah, karena tanpa bahagia kamu bisa pulang. Pulanglah, karena amarah juga merindukanmu. Pulanglah, tidak ada yang salah dengan menjadi rapuh.

Belahan Dunia Lain

Kamu tidak datang dan tidak pernah datang. Mungkin di belahan dunia lain, kamu telah menemukan kehidupan yang lebih baik. Kamu bertemu orang-orang yang mendorongmu maju dan, tentu saja, melupakan Aku. Mungkin di belahan dunia lain, kamu hanya merasa bahwa ini bukan saat yang tepat untuk berlibur. Tentu saja, masih banyak urusan yang perlu kamu selesaikan selain perpisahan yang pantas untuk kita. Mungkin di belahan dunia lain, kamu memutuskan bahwa masa lalu kita tidak akan berpengaruh untuk kelanjutan hidupmu mendatang. Karena, tentu saja, Aku bukan siapa-siapa. Mungkin di belahan dunia lain, kamu sedang kelaparan dan memutuskan untuk memasak sebungkus mi instan, persis seperti yang kini Aku lakukan. Karena, tentu saja, hidup yang tidak sehat adalah yang membuatmu paling nyaman. Mungkin di belahan dunia lain, kamu merasa bahwa ketakutan diciptakan oleh orang lain dan bukan dirimu sendiri. Sehingga kamu mulai menyalahkan semua orang dan mendorong mereka pergi. Mungkin di belahan dunia ...