Langsung ke konten utama

only hope

baru dengerin lagu ini sih, lagu paporit bareng alfinaratripradini, cukstaw aje.
ini kayak jleb gitu macemnya, judulnya aja udah gitu, only hope banget. semua yang aku bayangin itu cuma only hope, tapi kadang ada sih yang jadi nyata.
pulang sekolah udah coba buat belajar ya, tapi gak ngerti apa yang mau dicatet. memori otakku hanya merekam dan terus merekam. ya liat aja besok gimana soalnya. apa sih rek yang aku bisa? gradien thok.
aku pengen bisa jadi shinta tapi aku gak ngerti caranya.
someone in your class is doing aljabar like 123456789 and you like 1.. 2.. 3.. 4.. 5.. 9.. oh, 6..
tolong, aku butuh sushi. iya ah gausah nyindir, aku juga ngerti gak ada hubungannya rawr.
denger-denger besok UTS nya sama kelas 7 ya? mosok aku dijejerno kelas 7 heeee ngerti-ngerti, tapi gausah ngenyek ngonoh aaa, iyo ngerti aku ae sing goblok moro-moro kroso ngene iki onok angin opo.
nanti nyonteknya giman eeeeeh, ngertiin aku dumz.
aku di depan kayaknya ini rek haha. wes biasa seh sakjane, nyesek tapi *emang kenapa nyesek* inget deh, setaun lalu aku juga poni depan tapi rambutku gak sepanjang ini dan aku belum setinggi ini. bahkan belum kenal hermawan, dede, dan kawan-kawan contek-menyontek lainnya. ngerti gak kejadian apa? itu deh.
eh ngomong-ngomong soal nyontek tadi pagi kan kita pada ngerjain ulangan yang jadi PR dari bu yanti, emang susah he dan aku baru masuk nomer 8. lha kok upacara disuruh ke depan kan pastinya, ketemon bu marindha. mboh. bah. gak ngurus. sing penting aku lak wes nggarap a masio nyonto ya.
entah deh, frustasi, serba salah kan ya. kalo gak nyonto, dapet jelek, dimarahin. nyonto, dapet bagus, dicurigain, ketauan, dimarahin juga. trus harusnya gimana? repot.
emang aku salah sih, dan aku nyadar, tapi juga aku udah gak bisa lah menghindar dari kesalahanku yang ini, soalnya kalo aku gak ngelakuin kesalahan ini belum tentu aku lolos seleksi alam apalagi di sekolah macem ini.
tadi di kantin kata dora aku diem mikir bokep. enak aja, parah abis itu mulut. aku mikir ya, kenapa aku gak jadi si ini ato si itu yang blablabla dan gak menyadari seberapa Tuhan bikin aku dengan banyak kelebihan. fuck.
lagi keranjingan baca antologi rasa, hihiw. kapan keranjingan baca buku matematika mich? nyindir mode on. antologi rasa itu novel paling jeleger. dengan bahasa yang gampang dimengerti dan metropolis banget bikin gak bosen, kapan ya bisa bikin kayak gitu, abis ini mau posting analogi otawa cerpen ku yang jadi favoritnya revy. stand by disini ;)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Ritual Mengganti Seprei (her)

Kepada seseorang yang hatinya pernah kuremukkan lalu kususun kembali dengan tatanan yang tidak tepat, mungkin malam ini kamu sibuk mengerjap, memandangi langit-langit kamar yang kosong sembari membiarkan memori tentang pertengkaran serta pertukaran kenangan kita di belakang kedua matamu. Begitu pula dengan Aku, yang sibuk berandai-andai bagaimana esok pagi akan kulewatkan tanpa membuatkanmu sepiring panekuk yang terlalu matang dan tidak kamu suka, tapi tetap kamu makan karena kamu tahu hanya itu yang bisa aku buat. Aroma kopi yang tiap pagi Aku buatkan untukmu, tiga sendok bubuk kopi dan satu sendok gula yang diseduh dengan air panas hasil rebusan, masih lekat di remang-remang indra penciumanku. Segala kesibukan yang dulu terasa berat dan tidak menyenangkan, kini terasa kian dirindukan. Sepiring panekuk dan secangkir kopi yang kamu balas dengan senyum dan kecup di pipi kananku, Aku selalu suka. Kamu selalu bersikukuh untuk sarapan, meski setelah itu kegiatanmu hanya seputar bergelu...

Menjadi Rumah

Sudahkah kamu pulang? Pulanglah, peluklah amarahmu. Bersedihlah, menangislah. Tersenyumlah. Karena dalam setiap amarahmu akan ada ketenangan yang menerimamu kembali. Ada ketenangan yang menjadi rumah bagi amarahmu. Karena dalam sedih dan tangismu akan ada bahagia dan peluk-peluknya. Ada bahagia yang menjadi rumah bagi mereka. Maka tersenyumlah, karena ada kisah-kisah sendu yang siap menerimamu kembali. Ada kisah sendu yang menjadi rumah bagi senyummu. Mengingatkanmu kembali pada aroma seorang yang pernah membuatmu patah hati dan kembali berdiri dua kali lebih tegar. Mengingatkanmu atas gelak tawa di tengah malam ketika letih melanda dan lelucon apapun terasa lucu. Mengingatkanmu pada sore-sore yang dihabiskan dengan berkendara. Sudahkah kamu pulang? Pulanglah, peluklah dirimu. Pulanglah, karena tanpa bahagia kamu bisa pulang. Pulanglah, karena amarah juga merindukanmu. Pulanglah, tidak ada yang salah dengan menjadi rapuh.

Belahan Dunia Lain

Kamu tidak datang dan tidak pernah datang. Mungkin di belahan dunia lain, kamu telah menemukan kehidupan yang lebih baik. Kamu bertemu orang-orang yang mendorongmu maju dan, tentu saja, melupakan Aku. Mungkin di belahan dunia lain, kamu hanya merasa bahwa ini bukan saat yang tepat untuk berlibur. Tentu saja, masih banyak urusan yang perlu kamu selesaikan selain perpisahan yang pantas untuk kita. Mungkin di belahan dunia lain, kamu memutuskan bahwa masa lalu kita tidak akan berpengaruh untuk kelanjutan hidupmu mendatang. Karena, tentu saja, Aku bukan siapa-siapa. Mungkin di belahan dunia lain, kamu sedang kelaparan dan memutuskan untuk memasak sebungkus mi instan, persis seperti yang kini Aku lakukan. Karena, tentu saja, hidup yang tidak sehat adalah yang membuatmu paling nyaman. Mungkin di belahan dunia lain, kamu merasa bahwa ketakutan diciptakan oleh orang lain dan bukan dirimu sendiri. Sehingga kamu mulai menyalahkan semua orang dan mendorong mereka pergi. Mungkin di belahan dunia ...