Langsung ke konten utama

nakal rawr

apa? bukan gitu maksudnya. posting nakal itu maksudnya posting pas pelajaran, bukan sambil nonton bokep plis. ini lagi sama firyal di perpus beserta pasukan bodrex #eh jadiiiii kami ditugaskan bapak donal bebek mencari berita dan nyatanya aku sudah mencari. mencari thok tapi, tak baca aja enggak. sumpah ya malang sumuk malah kepala beserta hati dibikin panas macem gini. susah musuh orang yang.. ehm, sorry ae, GOBLOK. eh kok kapital, goblok. lebih lembut ya hihiw.
wes wegah aku ngetrek orang kayak gitu lagi ntar kayak dulu malah dipanggil BK-_- #prayformich asik kali ya ._.
ada dua orang ingin kutampar satu laki-laki dan satu perempuan. kata doraaaaaa, kesalahan terbesar dalam hidupmu adalah ketika kamu mengurusi kesalahan orang lain. BACA EAPZ.
tadi pemilihan ketua osis, yang menang sekar aji. hihiw, aku jadi saksi pembentukan sejarah baru berarti ya. sayang banget dian gak menang, visi misinya kan keren. yang bikin apalagi. oke oke nyadar kok aku nyadar-_-
aku tadi ketemu aufa lowch :3 aufa itu setipe sama ikum, ya emang temennya kok. tapi lebih unyu aufa soalnya ke cewek tutur bahasanya lucu haha, kayak cewek sama cewek, tapi aslinya aufa machow kok rwek.
gini ini enaknya ke gazebo ngisis, eh malah terjebak dengan komputer perpus yang disalahgunakan ini. ya emang sih, abis mau ngapain lagi. wifinya secepet setaaaaaaan.
wes ah yo, aku akan kembali melaksanakan tugasku (baca: nglamun) eaaaa ketepakan bel pulang. dadaaaa :3

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Ritual Mengganti Seprei (her)

Kepada seseorang yang hatinya pernah kuremukkan lalu kususun kembali dengan tatanan yang tidak tepat, mungkin malam ini kamu sibuk mengerjap, memandangi langit-langit kamar yang kosong sembari membiarkan memori tentang pertengkaran serta pertukaran kenangan kita di belakang kedua matamu. Begitu pula dengan Aku, yang sibuk berandai-andai bagaimana esok pagi akan kulewatkan tanpa membuatkanmu sepiring panekuk yang terlalu matang dan tidak kamu suka, tapi tetap kamu makan karena kamu tahu hanya itu yang bisa aku buat. Aroma kopi yang tiap pagi Aku buatkan untukmu, tiga sendok bubuk kopi dan satu sendok gula yang diseduh dengan air panas hasil rebusan, masih lekat di remang-remang indra penciumanku. Segala kesibukan yang dulu terasa berat dan tidak menyenangkan, kini terasa kian dirindukan. Sepiring panekuk dan secangkir kopi yang kamu balas dengan senyum dan kecup di pipi kananku, Aku selalu suka. Kamu selalu bersikukuh untuk sarapan, meski setelah itu kegiatanmu hanya seputar bergelu...

Menjadi Rumah

Sudahkah kamu pulang? Pulanglah, peluklah amarahmu. Bersedihlah, menangislah. Tersenyumlah. Karena dalam setiap amarahmu akan ada ketenangan yang menerimamu kembali. Ada ketenangan yang menjadi rumah bagi amarahmu. Karena dalam sedih dan tangismu akan ada bahagia dan peluk-peluknya. Ada bahagia yang menjadi rumah bagi mereka. Maka tersenyumlah, karena ada kisah-kisah sendu yang siap menerimamu kembali. Ada kisah sendu yang menjadi rumah bagi senyummu. Mengingatkanmu kembali pada aroma seorang yang pernah membuatmu patah hati dan kembali berdiri dua kali lebih tegar. Mengingatkanmu atas gelak tawa di tengah malam ketika letih melanda dan lelucon apapun terasa lucu. Mengingatkanmu pada sore-sore yang dihabiskan dengan berkendara. Sudahkah kamu pulang? Pulanglah, peluklah dirimu. Pulanglah, karena tanpa bahagia kamu bisa pulang. Pulanglah, karena amarah juga merindukanmu. Pulanglah, tidak ada yang salah dengan menjadi rapuh.

Belahan Dunia Lain

Kamu tidak datang dan tidak pernah datang. Mungkin di belahan dunia lain, kamu telah menemukan kehidupan yang lebih baik. Kamu bertemu orang-orang yang mendorongmu maju dan, tentu saja, melupakan Aku. Mungkin di belahan dunia lain, kamu hanya merasa bahwa ini bukan saat yang tepat untuk berlibur. Tentu saja, masih banyak urusan yang perlu kamu selesaikan selain perpisahan yang pantas untuk kita. Mungkin di belahan dunia lain, kamu memutuskan bahwa masa lalu kita tidak akan berpengaruh untuk kelanjutan hidupmu mendatang. Karena, tentu saja, Aku bukan siapa-siapa. Mungkin di belahan dunia lain, kamu sedang kelaparan dan memutuskan untuk memasak sebungkus mi instan, persis seperti yang kini Aku lakukan. Karena, tentu saja, hidup yang tidak sehat adalah yang membuatmu paling nyaman. Mungkin di belahan dunia lain, kamu merasa bahwa ketakutan diciptakan oleh orang lain dan bukan dirimu sendiri. Sehingga kamu mulai menyalahkan semua orang dan mendorong mereka pergi. Mungkin di belahan dunia ...