this my first anti klimaks cerpen atau analogi with alur campuran. enjoy ya :3
----------------------------------------------------------------------
lalu kita, menyusuri jembatan yang dilalui banyak kendaraan bermotor ini dengan berjalan kaki di trotoar yang ada di tiap bahu jalannya. aku, sambil menggenggam handukmu yang agaknya sudah basah sedikit karena sibuk menyedot titik-titik keringat sebiji jagung itu. dan tanganmu meraihnya pelan, sambil memeluk bola basket di dada, perlahan handuk itu kembali basah kuyup, entah, permainan sudah selesai tapi aku masih saja belum mengerti kenapa keringatmu tak berhenti mengucur, begitu juga dengan nafasmu yang masih terengah. kamu ingatkan kita mau kemana? ini sebenarnya lucu mengungkapkan bahwa aku tadi menontonnya bermain dalam turnamen basket pertamanya, kalah, tidak, tenang, masih ada lain waktu kok, dia pasti bisa. meski begitu ia masih tetap menemaniku memburu bidikan fotografi dari kamera ini, sekalian membeli ikan cupang di pasar ikan itu, lalu makan sup di restoran fast food yang harusnya dilarang untuk atlit seperti dia.
"ke rumahku ya? aku mau mandi dulu, bawa ganti kan?" ujarnya berentetan.
aku hanya mengangguk pelan, membuka pintu mobil matic mini barunya, aku bersenandung pelang menututi kumpulan nada dari bruno mars.
"minum apa? ambil di kulkas aja ya" teriaknya dari dapur sambil beranjak ke kamar mandi.
seperti biasa, aku mengambil sendiri sebotol jus, satu-satunya minuman yang ada di dapurnya. jus sirsak, dua tegukan, ku letakkan di meja, terlupa. lalu aku sibuk mengeluarkan sepasang baju ganti yang kubawa dari rumah, rencananya kami akan menghabiskan waktu bersama hingga nanti malam. ini sudah 3 bulan kami bersama, bertepatan dengan terpilihnya ia ke dalam tim ini basket sekolah kami yang tadi membuatnya berhasil menjadi idola baru di turnamen basket pertamanya.
ia, dengan hanya handuk yang dililitkan sebagai bawahan, memelukku, hangat, dengan aroma sabun yang masih kental, erat, sangat.
"aku sayang kamu"
"aku lebiiiih" ujarku cengengesan.
"ah enggak, aku yang lebih, aku duluan kok yang kenal kamu" belanya sambil tersenyum usil.
"enggak, pokoknya aku lebih" bisikku lirih, manja.
"akuuuu akuuuuu akuuuu" katanya sambil melerai poniku satu dari lainnya hingga berantakan, lalu lari.
aku mengejarnya. sebatas itu, kembali berpelukan.
hmmm, aku suka. aku sayang kamu.
----------------------------------------------------------------------
lalu kita, menyusuri jembatan yang dilalui banyak kendaraan bermotor ini dengan berjalan kaki di trotoar yang ada di tiap bahu jalannya. aku, sambil menggenggam handukmu yang agaknya sudah basah sedikit karena sibuk menyedot titik-titik keringat sebiji jagung itu. dan tanganmu meraihnya pelan, sambil memeluk bola basket di dada, perlahan handuk itu kembali basah kuyup, entah, permainan sudah selesai tapi aku masih saja belum mengerti kenapa keringatmu tak berhenti mengucur, begitu juga dengan nafasmu yang masih terengah. kamu ingatkan kita mau kemana? ini sebenarnya lucu mengungkapkan bahwa aku tadi menontonnya bermain dalam turnamen basket pertamanya, kalah, tidak, tenang, masih ada lain waktu kok, dia pasti bisa. meski begitu ia masih tetap menemaniku memburu bidikan fotografi dari kamera ini, sekalian membeli ikan cupang di pasar ikan itu, lalu makan sup di restoran fast food yang harusnya dilarang untuk atlit seperti dia.
"ke rumahku ya? aku mau mandi dulu, bawa ganti kan?" ujarnya berentetan.
aku hanya mengangguk pelan, membuka pintu mobil matic mini barunya, aku bersenandung pelang menututi kumpulan nada dari bruno mars.
"minum apa? ambil di kulkas aja ya" teriaknya dari dapur sambil beranjak ke kamar mandi.
seperti biasa, aku mengambil sendiri sebotol jus, satu-satunya minuman yang ada di dapurnya. jus sirsak, dua tegukan, ku letakkan di meja, terlupa. lalu aku sibuk mengeluarkan sepasang baju ganti yang kubawa dari rumah, rencananya kami akan menghabiskan waktu bersama hingga nanti malam. ini sudah 3 bulan kami bersama, bertepatan dengan terpilihnya ia ke dalam tim ini basket sekolah kami yang tadi membuatnya berhasil menjadi idola baru di turnamen basket pertamanya.
ia, dengan hanya handuk yang dililitkan sebagai bawahan, memelukku, hangat, dengan aroma sabun yang masih kental, erat, sangat.
"aku sayang kamu"
"aku lebiiiih" ujarku cengengesan.
"ah enggak, aku yang lebih, aku duluan kok yang kenal kamu" belanya sambil tersenyum usil.
"enggak, pokoknya aku lebih" bisikku lirih, manja.
"akuuuu akuuuuu akuuuu" katanya sambil melerai poniku satu dari lainnya hingga berantakan, lalu lari.
aku mengejarnya. sebatas itu, kembali berpelukan.
hmmm, aku suka. aku sayang kamu.
Komentar
Posting Komentar