Langsung ke konten utama

aljabar.

duh ini miris bet seorang michikomiera bikin posting judulnya kayak begini, iya kalian pasti gak percaya aku sudah pernah mencoba mengerjakan ini. iya aku mengerjakan teman-teman, di sekolah, ketika ulangan kemaren. itu pun karena aku duduk di sebelahnya shinta dan dia pindah. dafuq. ndek lambe mesem ndek ati misuh-misuh tenan aku.
ngerti gak seh, kalo di tumblr itu ya.. perumpamaan nya gini, di kasih contoh 2+2 dikasih PR 2+4+45987 dikasih ulangan 2x+4yblablabla ya teruskan sendiri, bahkan aku yang ngarang soal aja males ya plis. sebenernya aljabar itu berguna gak sih di masa depan? aljabar itu cuma berguna buat KEHIDUPAN MASA DEPAN DI ATAS KERTAS. ngerti gak maksudnya? jadi kayak gak bisa dipraktekin di kehidupan sehari-hari ngertia, koyok kamu belajar cara buat jadi cebong padahal kamu ngerti kamu gak bakal bisa kayak gitu.
sebagai ketua kelas yang bertanggung jawab dan ingin mendapatkan citra yang baik aku juga pernah lah mikir pengen belajar pengen les, tapi guess what? pas aku ngomong mesti jawabannya, "YA KALO LES PELAJARAN BERARTI NYANYI NYA BERHENTI" dafuq? music = my life. sucks.
kenapa gak ada yang ngerti gitu kalo aku emang gak bisa hidup tanpa nyanyi dan nyanyi itu udah kayak bangun dari tidur, kebiasaan yang gak bisa dihindari. aku itu semacem takut suatu saat aku bakal butuh nyanyi dan aku udah gak ada apa-apa sama si dia, semacem lost contact. waktu sedih aku nyanyi waktu seneng aku nyanyi bahkan aku udah masukin semua dendang ke tiap momen hidupku.
aljabar make me lost everything. ini entah bener entah enggak bahasanya yang penting intinya gitu. cuma gara-gara aku gak bisa aljabar aku jadi kehilangan karir, temen, siapapun.
padahal who cares? siapa yang bakal peduli atas seseorang yang gak bisa aljabar toh banyak yang gak bisa. tapi sekali lagi SAYA KETUA KELAS dan dapat cemooh dari banyak orang karena SAYA KETUA KELAS dan dikalahkan anak buah saya sendiri. ada yang bilang saya harus lebih baik?
aku, semenjak smp emang semua kehidupanku berubah kan, bukan lagi yang adem ayem, malah makin brutal nakal pulang maghrib pulang malam. banyak kok orang yang gak suka sama mich gitu, emang sih, emang mich bukan yang terkenal satu sekolah saking nakalnya, tapi aku nyadar lah untuk ukuran anak kelas 8 ini cukup nakal. tiada hari tanpa mengumpat, penuh dengan cemooh dan kata-kata pedas, this is my life.
makanya kalo ada cowok yang suka sama mich itu cowok hebat. kok sabaaar banget.
balik ke aljabar, i really needed a guru les. tapi galau juga karena gak bisa ninggalin karir yang satu itu. apa kata pak seno nanti? "kamu punya bakat itu malah disia-siain" trus dari siapa aku boleh dapet iringan lagu secara cuma-cuma hah? ya, suatu saat aku pasti sadar, aku gak bisa terus-terusan nyanyi, bakat itu gak penting kan? di hidupku semua gak penting.
*mojok* *galau* *bershower* *masuk angin*

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Ritual Mengganti Seprei (her)

Kepada seseorang yang hatinya pernah kuremukkan lalu kususun kembali dengan tatanan yang tidak tepat, mungkin malam ini kamu sibuk mengerjap, memandangi langit-langit kamar yang kosong sembari membiarkan memori tentang pertengkaran serta pertukaran kenangan kita di belakang kedua matamu. Begitu pula dengan Aku, yang sibuk berandai-andai bagaimana esok pagi akan kulewatkan tanpa membuatkanmu sepiring panekuk yang terlalu matang dan tidak kamu suka, tapi tetap kamu makan karena kamu tahu hanya itu yang bisa aku buat. Aroma kopi yang tiap pagi Aku buatkan untukmu, tiga sendok bubuk kopi dan satu sendok gula yang diseduh dengan air panas hasil rebusan, masih lekat di remang-remang indra penciumanku. Segala kesibukan yang dulu terasa berat dan tidak menyenangkan, kini terasa kian dirindukan. Sepiring panekuk dan secangkir kopi yang kamu balas dengan senyum dan kecup di pipi kananku, Aku selalu suka. Kamu selalu bersikukuh untuk sarapan, meski setelah itu kegiatanmu hanya seputar bergelu...

Menjadi Rumah

Sudahkah kamu pulang? Pulanglah, peluklah amarahmu. Bersedihlah, menangislah. Tersenyumlah. Karena dalam setiap amarahmu akan ada ketenangan yang menerimamu kembali. Ada ketenangan yang menjadi rumah bagi amarahmu. Karena dalam sedih dan tangismu akan ada bahagia dan peluk-peluknya. Ada bahagia yang menjadi rumah bagi mereka. Maka tersenyumlah, karena ada kisah-kisah sendu yang siap menerimamu kembali. Ada kisah sendu yang menjadi rumah bagi senyummu. Mengingatkanmu kembali pada aroma seorang yang pernah membuatmu patah hati dan kembali berdiri dua kali lebih tegar. Mengingatkanmu atas gelak tawa di tengah malam ketika letih melanda dan lelucon apapun terasa lucu. Mengingatkanmu pada sore-sore yang dihabiskan dengan berkendara. Sudahkah kamu pulang? Pulanglah, peluklah dirimu. Pulanglah, karena tanpa bahagia kamu bisa pulang. Pulanglah, karena amarah juga merindukanmu. Pulanglah, tidak ada yang salah dengan menjadi rapuh.

Belahan Dunia Lain

Kamu tidak datang dan tidak pernah datang. Mungkin di belahan dunia lain, kamu telah menemukan kehidupan yang lebih baik. Kamu bertemu orang-orang yang mendorongmu maju dan, tentu saja, melupakan Aku. Mungkin di belahan dunia lain, kamu hanya merasa bahwa ini bukan saat yang tepat untuk berlibur. Tentu saja, masih banyak urusan yang perlu kamu selesaikan selain perpisahan yang pantas untuk kita. Mungkin di belahan dunia lain, kamu memutuskan bahwa masa lalu kita tidak akan berpengaruh untuk kelanjutan hidupmu mendatang. Karena, tentu saja, Aku bukan siapa-siapa. Mungkin di belahan dunia lain, kamu sedang kelaparan dan memutuskan untuk memasak sebungkus mi instan, persis seperti yang kini Aku lakukan. Karena, tentu saja, hidup yang tidak sehat adalah yang membuatmu paling nyaman. Mungkin di belahan dunia lain, kamu merasa bahwa ketakutan diciptakan oleh orang lain dan bukan dirimu sendiri. Sehingga kamu mulai menyalahkan semua orang dan mendorong mereka pergi. Mungkin di belahan dunia ...