Langsung ke konten utama

sinau galau.

belajar menjadi galau. artinya gitu. yah maaf yah lama enggak posting, aku terlalu sibuk dengan hidupku di dunia nyata.. enggak, jangan percaya. ngerti sendiri tiap hari aku onlen.
permasalahannya sama, aku gak ngerti apa yang bakal diceritain, nah karena sekarang udah ngerti jadi aku mau ceritaaaa cemancemaaaan :3
akuuu, tetap seperti duluuuu, mich yang paling unyuuuu. ini serius. makin unyu aku. buktinya makin banyak yang suka jiwit pipiku. oh iya, aku kemaren nangis soalnya pipiku dijepit pake jepit jemuran sama dora, trus nangis lagi soalnya dicubit kunthi. aku gak nangisaaaaaaan, ya emang sakit kok, rasakno dhewe talah.
ini posting sambil dengerin karna ku sanggup. ini gak terpaksa, serius, aku pengen belajar aja hehehe, sekalian kan minggu depan padsu nya suruh nyanyi lagu pake suara dalem, suruh milih satu diantara harmoni cinta, karna ku sanggup, sama kembang perawan. kembang perawan iku lagu jaman kapan-_-wes lupaaaaa.
seharian ini sama dery edo pipink dede nadhif. kenapa sih orang pacaran selalu identik sama romantisromantisan :/ playful couple itu lebih cocok buat aku sama dery saking umek atau bertingkahnya kita sampe kayak cuma sebatas temen.
tasku hari ini buerat pol. bawa ganti tiga. berangkat sekolah pake bawahan pramuka sama atasan olahraga, otomatis bawa atasan pramuka sama bawahan olahraga. bawa celana jeans sama hem tercintah ituuuh. beraaaaaat. tapi tadi baju olahraga ku dibawain di tasnya dery, jadi agak enteng. eh ngerti gak. aku beli silikon hape yang baru, bentuknya coklat, trus ada baunya gitu. unyu deh. bau itu kan aroma ya, aku tadi makan pisang aroma di ibuk, ternyata enak ya :/ pokoknya sekarang aku pensiun dari teh tarik dan beralih keeeeeeeee good day cappucino choco granule :3 itu enaaaak. serius talah. kayak teh tarik cuman rasa kopi gak rasa teh. cuma tadi aku beli di plastik bukan di gelas. kalo di gelas pasti bagus deh, bisa mainan choco granule nya.
hari ini ratu galau ku si gena onenda itu ulang tahun cemancemaaaaan sebenernya tadi mau ngelempar es tapi gak sempet. biasa ya. di sekolah kita udah ada tradisi gitu, yang ulang tahun dicemplungin di kolam belakang yang entah di dalamnya ada binatang apa saja. biasanya keluar dari situ itu langsung kuotor ada item-item yang entah kerikil entah apa.. unyu cekayi cemanceman.
sempet bingung mau ke pak seno naik apa dari sekitaran alunalun sana, nyebrang sana sini bingung gak ada MM. fak. pehlis. akhirnya setelah bilang, 'wes kah der, numpak GA ae nang stasiun, ngelu aku' sliwerrr.. MM nya dateng.. ini nih orangnya abis ke rumah nganterin baju olahraga yang tak titipin secara paksa ke tasnya soalnya tasku buerat. UDAH NGERTI RUMAHNYA NUN JAUH DISANA gak bawa helm gak bawa jaket. dia dateng cuma bilang, 'hiiih adeeem' aku, dengan pandangan lugu ku, 'ya salah mu gak bawa jaket' <--- duosaaaaaaa. perlu diketahui yaaaa, si dery ini rumahnya di asrikaton cana looo, deket bandara abd spanyol hahaha, salah rek, iku karangan e rara ae, abd saleh hahaha. rara itu adeknya dery yang ngefans 7icons :3 ini unyu gak sih? gak ya? garing banget..
besok senen acaranya pengen tanding minum cappucino choco granule sebenernya sama dery. tapi gak deh, minum air putih aja dia udah mabok-_-
udah ah, aku belajar galau dulu cemancemaaaaan.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Ritual Mengganti Seprei (her)

Kepada seseorang yang hatinya pernah kuremukkan lalu kususun kembali dengan tatanan yang tidak tepat, mungkin malam ini kamu sibuk mengerjap, memandangi langit-langit kamar yang kosong sembari membiarkan memori tentang pertengkaran serta pertukaran kenangan kita di belakang kedua matamu. Begitu pula dengan Aku, yang sibuk berandai-andai bagaimana esok pagi akan kulewatkan tanpa membuatkanmu sepiring panekuk yang terlalu matang dan tidak kamu suka, tapi tetap kamu makan karena kamu tahu hanya itu yang bisa aku buat. Aroma kopi yang tiap pagi Aku buatkan untukmu, tiga sendok bubuk kopi dan satu sendok gula yang diseduh dengan air panas hasil rebusan, masih lekat di remang-remang indra penciumanku. Segala kesibukan yang dulu terasa berat dan tidak menyenangkan, kini terasa kian dirindukan. Sepiring panekuk dan secangkir kopi yang kamu balas dengan senyum dan kecup di pipi kananku, Aku selalu suka. Kamu selalu bersikukuh untuk sarapan, meski setelah itu kegiatanmu hanya seputar bergelu...

Menjadi Rumah

Sudahkah kamu pulang? Pulanglah, peluklah amarahmu. Bersedihlah, menangislah. Tersenyumlah. Karena dalam setiap amarahmu akan ada ketenangan yang menerimamu kembali. Ada ketenangan yang menjadi rumah bagi amarahmu. Karena dalam sedih dan tangismu akan ada bahagia dan peluk-peluknya. Ada bahagia yang menjadi rumah bagi mereka. Maka tersenyumlah, karena ada kisah-kisah sendu yang siap menerimamu kembali. Ada kisah sendu yang menjadi rumah bagi senyummu. Mengingatkanmu kembali pada aroma seorang yang pernah membuatmu patah hati dan kembali berdiri dua kali lebih tegar. Mengingatkanmu atas gelak tawa di tengah malam ketika letih melanda dan lelucon apapun terasa lucu. Mengingatkanmu pada sore-sore yang dihabiskan dengan berkendara. Sudahkah kamu pulang? Pulanglah, peluklah dirimu. Pulanglah, karena tanpa bahagia kamu bisa pulang. Pulanglah, karena amarah juga merindukanmu. Pulanglah, tidak ada yang salah dengan menjadi rapuh.

Belahan Dunia Lain

Kamu tidak datang dan tidak pernah datang. Mungkin di belahan dunia lain, kamu telah menemukan kehidupan yang lebih baik. Kamu bertemu orang-orang yang mendorongmu maju dan, tentu saja, melupakan Aku. Mungkin di belahan dunia lain, kamu hanya merasa bahwa ini bukan saat yang tepat untuk berlibur. Tentu saja, masih banyak urusan yang perlu kamu selesaikan selain perpisahan yang pantas untuk kita. Mungkin di belahan dunia lain, kamu memutuskan bahwa masa lalu kita tidak akan berpengaruh untuk kelanjutan hidupmu mendatang. Karena, tentu saja, Aku bukan siapa-siapa. Mungkin di belahan dunia lain, kamu sedang kelaparan dan memutuskan untuk memasak sebungkus mi instan, persis seperti yang kini Aku lakukan. Karena, tentu saja, hidup yang tidak sehat adalah yang membuatmu paling nyaman. Mungkin di belahan dunia lain, kamu merasa bahwa ketakutan diciptakan oleh orang lain dan bukan dirimu sendiri. Sehingga kamu mulai menyalahkan semua orang dan mendorong mereka pergi. Mungkin di belahan dunia ...