aku luka dengan taburan garam dan air jeruk.
juga tetes keringat beserta butir-butir pasir yang tak tampak.
aku letih.
bukan, bukan lagi raga.
hanya sebentuk desiran nyawa.
terlalu hitam, pekat, pucat. menjijikkan.
dengar. untuk apa. anggap saja bisik angin.
anggap saja kepak bendera pengganggu.
anggap saja koak camar yang membisingkan.
anggap saja lagu murahan dari pengamen jalanan.
berhenti. membuatku bertingkah.
seolah aku sang putri. bukan. aku dayang tingkat paling rendah.
benar kan. semenjak terbang. dan aku disini.
aku ingat. aku tahu.
aku menebak. desir itu mulai kecil, makin kecil.
bukan hilang, hanya makin kecil. pesimis.
ceria. untuk apa. dingin. terlalu.
miris. namun menyenangkan. aku suka sensasinya.
sensasi yang makin hari. makin mulai kutinggalkan.
bukannya aku harus dewasa?
rokok,chivas, sekarang mereka temanku.
silet dan perban. mereka sahabatku.
dewasa bukan?
terima kasih ya. membuatku dewasa.
secara tidak langsung. terima kasih atas.
"ini siapa?" nya.
Komentar
Posting Komentar