Langsung ke konten utama

miriiiis

aku sendiri gak ngerti aku gila apaaaaa
mosok nama twitterku tak ganti gitu :p
gak papa, sementara thok. lah aku gemeeees.
tadi aku liat-liatan sama bagas, bagas senyumnya unyu yaa. setahun bareng baru sadar sekarang hehe.
tadi sebenernya aku ada rencana mau keramas, lah tapi aku tidur sampe maghrib, bangun langsung buka. uenak yo uripku? tidurnya orang berpuasa kan ibadah :O
eh hari ini jalanan di Malang kotaku tercinta nan penuh dengan santapan lezat ini rameeee banget. ada konvoi menyambut hari ulang tahun arema indonesia. sampe jadi TT di twitter heeee .. gak ngerti arema? cupu ._.
sorry kelepasaaan, abis nya emang kalo kataku arema udah terkenal sih sama prestasi-prestasinya. tapi aku sendiri yang warga pribumi malang malah gak terlalu care dibanding pribumi lain yang telah merantau.
eh aku nemu trit bagus-bagus di kaskus, jadi ada bapak-bapak, dia kerja di sungai kuning, sungai kuning itu dimana sih? jepang kan yah? <--- sok tau. wes pokoknya di sungai kuning, bapak itu kerja nyari mayat yang ada di sana, tiap mayat yang ditemukan itu dijual ke keluarga yang bersangkutan, mayat yang ditemukan dikumpulin di teluk apa muara gitu yang arus air gak sampek disana, kepalanya diadepin bawah. trus dia pasang iklan di koran soal mayat itu biar keluarganya ngerti, dan nggak jarang ada keluarga yang setelah dateng malah nggak bayar dan nggak bawa mayat itu pulang padahal udah jelas-jelas itu keluarga mereka, ya akhirnya pak ini yang nguburin secara layak. sendirian. soalnya dia tau pemerintah di sana gak mungkin bereaksi sama mayat-mayat anonim itu. mereka cuma penonton tanpa nama yang bahkan tak memiliki denyut nadi. ternyata dia kerja di sungai kuning soalnya anaknya meninggal disana, tapi sampe sekarang gak ketemu. :berduka gan.
miris nemen ya? dia nyari mayat anaknya gak ketemu tapi orang lain yang keluarganya ketemu malah gak direwes.
wes ah sedih-sedihe, hari ini aku liat-liatan sama bagas :3 bagas ternyata udah berubah ya daripada pas kelas 7 dulu. tambah dewasa nemeeen. sepatunya juga ganti. tinggal nunggu sepatuku aja kapan pensiun nya ._. tali sepatuku sama tali sepatunya bagas juga modelnya sama. cuman lek bagas gaul e maksimal lek aku .. gagal gaul.
bagas itu katanya anak-anak gak boleh pacaran, gak oleh ngrokok, kalo itu wajar se. trus gak boleh bawa sepeda motor, apalagi ya .. banyak kok pokoknya, dibatesin banget sama tante endang, tapi bagas gitu pancet gaul i .. kok bisa yaa ..
yo aku sebenere kan gak ngerti ada apa diantara diriku dan dirinya, tapi ya nikmatin aja lah, malah gini kan enak gausah pake acara nyesek, gak batalin puasa juga, gak zinah kecil .. kalo bagas rusak seenggaknya aku bisa menjauh, naudzubillah.
aku gak suka sama pergaulannya bagas sekaraaaang, aku suka bagas yang tahun lalu ranking 3! yang ketawanya lucu! bagas sekarang sering ketawa tapi nggak sama kayak yang dulu, bagas masih baik kok ya kan gas? kan aku bilang aku percaya bagas nggak kayak ikum, nggak kayak raka, bagas kan bagas yang baik makanya aku suka. bagas jangan nakal ya, kalo bagas nakal aku ikut :O
makanya bagas baik-baik ya ..
loh katanya gak jadi sedih-sedihan -___- enaknya minum apaa yaaa
fluku makin paraaah, gak bisa minum apa-apa padahal pengen banget minum susu dingin.
es krim di lemari juga abis diabisin masku, gila he, walls yang mocha crumble itu lo, kembarannya double dutch, iso habiiiiis .. porek aku kaaah poreeek poreeeek.
kangen teh tarik sama gelas seksi ._.
wes ah. kesel posting karo sentrap sentruuuuup.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Ritual Mengganti Seprei (her)

Kepada seseorang yang hatinya pernah kuremukkan lalu kususun kembali dengan tatanan yang tidak tepat, mungkin malam ini kamu sibuk mengerjap, memandangi langit-langit kamar yang kosong sembari membiarkan memori tentang pertengkaran serta pertukaran kenangan kita di belakang kedua matamu. Begitu pula dengan Aku, yang sibuk berandai-andai bagaimana esok pagi akan kulewatkan tanpa membuatkanmu sepiring panekuk yang terlalu matang dan tidak kamu suka, tapi tetap kamu makan karena kamu tahu hanya itu yang bisa aku buat. Aroma kopi yang tiap pagi Aku buatkan untukmu, tiga sendok bubuk kopi dan satu sendok gula yang diseduh dengan air panas hasil rebusan, masih lekat di remang-remang indra penciumanku. Segala kesibukan yang dulu terasa berat dan tidak menyenangkan, kini terasa kian dirindukan. Sepiring panekuk dan secangkir kopi yang kamu balas dengan senyum dan kecup di pipi kananku, Aku selalu suka. Kamu selalu bersikukuh untuk sarapan, meski setelah itu kegiatanmu hanya seputar bergelu...

Menjadi Rumah

Sudahkah kamu pulang? Pulanglah, peluklah amarahmu. Bersedihlah, menangislah. Tersenyumlah. Karena dalam setiap amarahmu akan ada ketenangan yang menerimamu kembali. Ada ketenangan yang menjadi rumah bagi amarahmu. Karena dalam sedih dan tangismu akan ada bahagia dan peluk-peluknya. Ada bahagia yang menjadi rumah bagi mereka. Maka tersenyumlah, karena ada kisah-kisah sendu yang siap menerimamu kembali. Ada kisah sendu yang menjadi rumah bagi senyummu. Mengingatkanmu kembali pada aroma seorang yang pernah membuatmu patah hati dan kembali berdiri dua kali lebih tegar. Mengingatkanmu atas gelak tawa di tengah malam ketika letih melanda dan lelucon apapun terasa lucu. Mengingatkanmu pada sore-sore yang dihabiskan dengan berkendara. Sudahkah kamu pulang? Pulanglah, peluklah dirimu. Pulanglah, karena tanpa bahagia kamu bisa pulang. Pulanglah, karena amarah juga merindukanmu. Pulanglah, tidak ada yang salah dengan menjadi rapuh.

Belahan Dunia Lain

Kamu tidak datang dan tidak pernah datang. Mungkin di belahan dunia lain, kamu telah menemukan kehidupan yang lebih baik. Kamu bertemu orang-orang yang mendorongmu maju dan, tentu saja, melupakan Aku. Mungkin di belahan dunia lain, kamu hanya merasa bahwa ini bukan saat yang tepat untuk berlibur. Tentu saja, masih banyak urusan yang perlu kamu selesaikan selain perpisahan yang pantas untuk kita. Mungkin di belahan dunia lain, kamu memutuskan bahwa masa lalu kita tidak akan berpengaruh untuk kelanjutan hidupmu mendatang. Karena, tentu saja, Aku bukan siapa-siapa. Mungkin di belahan dunia lain, kamu sedang kelaparan dan memutuskan untuk memasak sebungkus mi instan, persis seperti yang kini Aku lakukan. Karena, tentu saja, hidup yang tidak sehat adalah yang membuatmu paling nyaman. Mungkin di belahan dunia lain, kamu merasa bahwa ketakutan diciptakan oleh orang lain dan bukan dirimu sendiri. Sehingga kamu mulai menyalahkan semua orang dan mendorong mereka pergi. Mungkin di belahan dunia ...