Langsung ke konten utama

merasa bodoh maksimal.

yah jadi gini ceritanya, tadi di google chrome ku gak bisa buat buka facebook padahal lagi asik banget ngomong sama aisyah. eh malah gitu, anjir .. akhirnya aku nyelesein posting yang kumpulan prosa itu abis itu tak hapus semua history ku. alhamdulillah akhirnya bisa kan buat buka facebook. eh malah aku lupa imel blogku. blogku itu udah kayak hidupku, jadi pasti kalo gak curhat di blog kayak ada yang kuraaaaang gitu. abisnya aku mau curhat ke sapa lagi, pacar? kan aku jomblo .. eh salah, single.
trus udah usaha kueras buat ganti password, tapi ada feeling malah salahnya bukan di password tapi di imel. eh beneran. padahal aku udah nyuerah mau message bagas minta dibenerin. lah tapi kalo bagas ngerti passwordnya gimanaaaa. galau kan? akhirnya aku nyoba neliti huruf imel nya satu persatu. sungguh salahnya sangat jelas sekali, aku gak ngerti tadi lagi kepikiran apa. harusnya kan @gmail aku malah nulisnya .gmail, bodoh? ojok ngenyek!
eh tadi di sekolahku ada anak TN lwoch.. dora sempet heboh juga *nunjuk dora* *limpahin semuanya ke dora* enggak. bercanda. yang heboh aku sama dora. pas pelajaran bahasa indonesia. dora hebohnya dobel, setelah soal james, muse, dia heboh soal anak TN. rasanya kok baru kemaren mereka pake seragam putih biru sekarang putih abu-abu. hmm .. abang. wes ojok wegah mbahas aku. ngobrol buanyak tadi sama dery. kalo aku jadi dery pasti si mich ini udah tak buang. abisnya ceritanya sama meluluuuuu, trus dery bilang dia ditawarin sepeda balap .. pehlis der, mandheg .. mandheg, aku gak mau kamu kayak yang di forum DP itu, eh .. serem amat. dia katanya denger cerita dari pak darsono ada anak kecelakaan di spbu depan sana, entah .. pokoknya deket sekolah lah, trus mati. katanya sih ngebut. padahal si dery itu kan gak bisa kalo gak ngebut. dery janji lo mau belajar pelan, janji lo der :O
udah ah. saksinya pembaca sekalian ya kalo dery gak belajar pelaaaaan.
yawes. aku males galau-galauan lagi. prosaku mewakili perasaan hatiku :p
monggo dibaca deh kalo mau tahu. haha. babaiii.
*nanti malem kayaknya posting lagi, dia kan cerewet*

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Ritual Mengganti Seprei (her)

Kepada seseorang yang hatinya pernah kuremukkan lalu kususun kembali dengan tatanan yang tidak tepat, mungkin malam ini kamu sibuk mengerjap, memandangi langit-langit kamar yang kosong sembari membiarkan memori tentang pertengkaran serta pertukaran kenangan kita di belakang kedua matamu. Begitu pula dengan Aku, yang sibuk berandai-andai bagaimana esok pagi akan kulewatkan tanpa membuatkanmu sepiring panekuk yang terlalu matang dan tidak kamu suka, tapi tetap kamu makan karena kamu tahu hanya itu yang bisa aku buat. Aroma kopi yang tiap pagi Aku buatkan untukmu, tiga sendok bubuk kopi dan satu sendok gula yang diseduh dengan air panas hasil rebusan, masih lekat di remang-remang indra penciumanku. Segala kesibukan yang dulu terasa berat dan tidak menyenangkan, kini terasa kian dirindukan. Sepiring panekuk dan secangkir kopi yang kamu balas dengan senyum dan kecup di pipi kananku, Aku selalu suka. Kamu selalu bersikukuh untuk sarapan, meski setelah itu kegiatanmu hanya seputar bergelu...

Menjadi Rumah

Sudahkah kamu pulang? Pulanglah, peluklah amarahmu. Bersedihlah, menangislah. Tersenyumlah. Karena dalam setiap amarahmu akan ada ketenangan yang menerimamu kembali. Ada ketenangan yang menjadi rumah bagi amarahmu. Karena dalam sedih dan tangismu akan ada bahagia dan peluk-peluknya. Ada bahagia yang menjadi rumah bagi mereka. Maka tersenyumlah, karena ada kisah-kisah sendu yang siap menerimamu kembali. Ada kisah sendu yang menjadi rumah bagi senyummu. Mengingatkanmu kembali pada aroma seorang yang pernah membuatmu patah hati dan kembali berdiri dua kali lebih tegar. Mengingatkanmu atas gelak tawa di tengah malam ketika letih melanda dan lelucon apapun terasa lucu. Mengingatkanmu pada sore-sore yang dihabiskan dengan berkendara. Sudahkah kamu pulang? Pulanglah, peluklah dirimu. Pulanglah, karena tanpa bahagia kamu bisa pulang. Pulanglah, karena amarah juga merindukanmu. Pulanglah, tidak ada yang salah dengan menjadi rapuh.

Belahan Dunia Lain

Kamu tidak datang dan tidak pernah datang. Mungkin di belahan dunia lain, kamu telah menemukan kehidupan yang lebih baik. Kamu bertemu orang-orang yang mendorongmu maju dan, tentu saja, melupakan Aku. Mungkin di belahan dunia lain, kamu hanya merasa bahwa ini bukan saat yang tepat untuk berlibur. Tentu saja, masih banyak urusan yang perlu kamu selesaikan selain perpisahan yang pantas untuk kita. Mungkin di belahan dunia lain, kamu memutuskan bahwa masa lalu kita tidak akan berpengaruh untuk kelanjutan hidupmu mendatang. Karena, tentu saja, Aku bukan siapa-siapa. Mungkin di belahan dunia lain, kamu sedang kelaparan dan memutuskan untuk memasak sebungkus mi instan, persis seperti yang kini Aku lakukan. Karena, tentu saja, hidup yang tidak sehat adalah yang membuatmu paling nyaman. Mungkin di belahan dunia lain, kamu merasa bahwa ketakutan diciptakan oleh orang lain dan bukan dirimu sendiri. Sehingga kamu mulai menyalahkan semua orang dan mendorong mereka pergi. Mungkin di belahan dunia ...