jangan ya, jangan lagi terisak di pelukanku, mengadu bahwa ia menyakitimu. mengadulah padanya.
jangan ya, jangan lagi berceloteh manja di pangkuanku, dia juga punya pangkuan yang hangat.
jangan ya, jangan lagi mencoba merengkuhku dalam dekap mu yang raksasa. rengkuh dia.
jangan ya, jangan lagi tertawa serenyah itu di depanku, tertawalah bersamanya.
jangan ya, jangan lagi bernafas di telingaku, deru nafas mu yang lambat lebih pantas untuknya.
jangan ya, jangan lagi mengacak rambutku, biar dia membelai rambutmu seperti kau membelaiku.
jangan ya, jangan lagi menempatkan tanganmu di leherku, tanganmu lebih pantas untuk lehernya.
jangan ya, jangan lagi memeluk ku dari belakang, pinggangnya diciptakan untukmu.
jangan ya, jangan lagi menyeduh segelas teh susu panas untukku. lebih cocok untuknya.
jangan ya, jangan lagi mengusap punggungku, punggungnya lebih proporsional.
jangan ya, jangan lagi mengecup pipi kiriku penuh cinta, pipinya lebih menyenangkan.
jangan ya, jangan lagi mencengkeram erat tanganku ketika aku menangis, ia akan menangis lebih keras.
jangan ya, jangan lagi menidurkanku di pelukanmu, ia diciptakan untuk pelukanmu.
jangan ya, jangan lagi merinduku. aku lebih merindukanmu.
jangan ya, jangan lagi pergi. aku masih belum paham seberapa lama bisa tahan berdiri tanpa bayang semu reragamu.
Komentar
Posting Komentar