Langsung ke konten utama

gotcha.

berasa ada di filem-filem banget tadi. sekarang lagi bad mood tingkat dewa, kayak semua orang pengen tak semproooot aja. males pol ngladenin sesuatu yang gak penting atau kurang ada hubungannya sama aku.
gila ya, baru sekarang ketauan ngetem sampe gini, disalahin karena katanya ngrusak fasilitas sekolah. GAK.  MAKASIH. meskipun kita bajingan kita bukan maling. heran wes dua hari ini dikasih semua yang bikin kepikiran, 'mereka' hanya belum terbiasa hidup di lingkup liar dalam sampul tebal. please, kayak gak pernah muda, terserah blog ini mau dibaca siapa aja, laporin BK lagi juga gak papa, kita cuma bercanda-bercanda kok dibelakang, sama kayak anak muda lain yang sumpek cuma main di depan laptop kalo di rumah, ini puasa .. di rumah? kita bisa apa? iya kalo di rumah punya kegiatan, lah kalo yang kesehariannya kayak aku gini? gak banget kalo di rumah, di depan laptop, ato kita disuruh tidur? gak produktif banget.
sakit hati pol diarani maling kayak gitu, iya kok, sekolahku pengertian banget, bangeeeeeet, aku ngakuin itu, ya gausah gitu juga tapi .. sumpek pol kah, mukaku kampungan ta sampe dituduh gitu? mukaku berandal? percuma kalo kita di giniin, di skors, orangtua dipanggil, yang ngedidik kita lo padahal siapa? yang disalahin akhir-akhirnya paling malah yang ngedidik kita.
gak maksud nyindir atau gimana, aku emang frontal banget kalo di blog, toh ini blogku dan mereka yang sering baca blogku udah ngerti aku ini BAJINGAN BAIK-BAIK dan aku sampe sekarang belum sadar buat gak jadi bajingan.
jadi bajingan itu enak, kita bisa bikin semua orang itu ikut ketawa sama kita, meskipun kadang ada orang-orang yang gak terlalu setuju sama pendapat kita. kita bisa ngelakuin apa yang kita mau, dulu aku pikir aku bakal jadi geek banget setelah masuk sini, tapi aku malah dipertemukan sama cecunguk-cecunguk bajingan yang bikin aku lebih bebas ngejalanin hidup tanpa terkekang aturan ini itu. makna hidup itu bisa aku tau semenjak aku jadi bajingan, dengan jadi bajingan aku gak nyia-nyiain waktu yang aku punya buat mikirin hal-hal yang harusnya gak terlalu aku pikirin. bahagia itu enak, dan aku dapet kebahagiaanku dengan jadi bajingan.
sepanjang hidupku, jadi bajingan adalah keputusan terbesar yang aku buat, dan aku gak nyesel soal itu. so? aku gak ribut jadi bajingan, ngapain kalian ribut?

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Ritual Mengganti Seprei (her)

Kepada seseorang yang hatinya pernah kuremukkan lalu kususun kembali dengan tatanan yang tidak tepat, mungkin malam ini kamu sibuk mengerjap, memandangi langit-langit kamar yang kosong sembari membiarkan memori tentang pertengkaran serta pertukaran kenangan kita di belakang kedua matamu. Begitu pula dengan Aku, yang sibuk berandai-andai bagaimana esok pagi akan kulewatkan tanpa membuatkanmu sepiring panekuk yang terlalu matang dan tidak kamu suka, tapi tetap kamu makan karena kamu tahu hanya itu yang bisa aku buat. Aroma kopi yang tiap pagi Aku buatkan untukmu, tiga sendok bubuk kopi dan satu sendok gula yang diseduh dengan air panas hasil rebusan, masih lekat di remang-remang indra penciumanku. Segala kesibukan yang dulu terasa berat dan tidak menyenangkan, kini terasa kian dirindukan. Sepiring panekuk dan secangkir kopi yang kamu balas dengan senyum dan kecup di pipi kananku, Aku selalu suka. Kamu selalu bersikukuh untuk sarapan, meski setelah itu kegiatanmu hanya seputar bergelu...

Menjadi Rumah

Sudahkah kamu pulang? Pulanglah, peluklah amarahmu. Bersedihlah, menangislah. Tersenyumlah. Karena dalam setiap amarahmu akan ada ketenangan yang menerimamu kembali. Ada ketenangan yang menjadi rumah bagi amarahmu. Karena dalam sedih dan tangismu akan ada bahagia dan peluk-peluknya. Ada bahagia yang menjadi rumah bagi mereka. Maka tersenyumlah, karena ada kisah-kisah sendu yang siap menerimamu kembali. Ada kisah sendu yang menjadi rumah bagi senyummu. Mengingatkanmu kembali pada aroma seorang yang pernah membuatmu patah hati dan kembali berdiri dua kali lebih tegar. Mengingatkanmu atas gelak tawa di tengah malam ketika letih melanda dan lelucon apapun terasa lucu. Mengingatkanmu pada sore-sore yang dihabiskan dengan berkendara. Sudahkah kamu pulang? Pulanglah, peluklah dirimu. Pulanglah, karena tanpa bahagia kamu bisa pulang. Pulanglah, karena amarah juga merindukanmu. Pulanglah, tidak ada yang salah dengan menjadi rapuh.

Belahan Dunia Lain

Kamu tidak datang dan tidak pernah datang. Mungkin di belahan dunia lain, kamu telah menemukan kehidupan yang lebih baik. Kamu bertemu orang-orang yang mendorongmu maju dan, tentu saja, melupakan Aku. Mungkin di belahan dunia lain, kamu hanya merasa bahwa ini bukan saat yang tepat untuk berlibur. Tentu saja, masih banyak urusan yang perlu kamu selesaikan selain perpisahan yang pantas untuk kita. Mungkin di belahan dunia lain, kamu memutuskan bahwa masa lalu kita tidak akan berpengaruh untuk kelanjutan hidupmu mendatang. Karena, tentu saja, Aku bukan siapa-siapa. Mungkin di belahan dunia lain, kamu sedang kelaparan dan memutuskan untuk memasak sebungkus mi instan, persis seperti yang kini Aku lakukan. Karena, tentu saja, hidup yang tidak sehat adalah yang membuatmu paling nyaman. Mungkin di belahan dunia lain, kamu merasa bahwa ketakutan diciptakan oleh orang lain dan bukan dirimu sendiri. Sehingga kamu mulai menyalahkan semua orang dan mendorong mereka pergi. Mungkin di belahan dunia ...