Langsung ke konten utama

curhaaat

aku ngerti sebenernya aku gak berhak bikin posting kayak gini. harusnya yang lalu biarlah berlalu, seperti kata mia, 'ikhlaskan saja' tapi ya aku agak ganjel aja disini *nunjuk dada bagian tengah*
aku tetep .. nyanyi listen, ikut mahir sama pemula. aku ngerti hari itu emang sainganku banyak dan gak ada yang enteng, semuanya yang ngalahin aku abis-abisan waktu itu, victor, ongki, banyak deh, tapi menurutku saingan terberat ya mereka berdua itu, gila ya .. baru sekarang aku minder habis-habisan kayak gini. mahirnya aku sama sekali gak masuk, dan ngerti? listenku cuma juara harapan 1. loro ati pol, gak sebanding sama kerja kerasku dan  batukku yang makin menjadi. ya tapi aku tau diri, aku emang gak sebanding sama mereka yang mungkin udah berjuang lama buat ngedapetin suara semerdu itu dan arrange setinggi itu, sedangkan aku? apa? aku cuma bisa pake suara dalem yang gak ada powernya. tunggu aku belajar ya, AKU PASTI BISA JUARA 1 SAUDARA-SAUDARA!
sorry ya baru posting sekarang mengenai ini, abis kemaren itu aku disuruh nulisin sejarah UB buat ospek nya masku, hari ini pagi-pagi masku berangkat ke UB buat ospek tibak e itu salah, ya Allah .. kesel pol, tapi yo gak papa, itu kan bukan salahku, lah gak bilang apa-apaaaaaa. dua hari kemaren juga ndhredheg perkara bagas gak online, kapan sih gaaaas kapaaaaan, gini terus aja looo, aku males pacaran, kesuen, gini aja terus, seenggaknya kalo kamu nemu cewek lain contoh kunthi kan kamu bisa langsung nembak gak usah nyakitin aku dan meduliin aku. oh iya kamu gak boleh pacaran ya sama tante endang :O
aku nemu fbnya tante endang teman-temaaaaaan, banyak fotonya bagas pake celana favoritnya yang itu tuuuh yang kotak-kotaaaaak, apal nemen aku kalo dia pake itu, lainnya pake celana panjang dia pake celana pendek-_-gak tahanan ya, kayak aku. tahun ini frekuensi ku pake celana panjang itu bisa diitung pake jari. ya bagus wes aku jadi kan ada alesan kalo dibilangin bagas ._. eh iya trus di fbnya tante endang itu ada fotonya masnya bagas, entah iya entah bukan, namanya bagus ya? itu kayaknya sekarang di jakarta, masnya ngaskus juga, muka masnya kok kayak personil boyband jaman sekarang ya, jangan-jangan ia merantau ke jakarta untuk mempertahankan cita-citanya sebagai anggota boyband, eh enggak .. tugas sekolah, ya Allah miiich, khayalanmu miiiich. om bambang mirip syekh puji ya, ikum juga bilang gitu, seharian nggosipin keluarganya bagas, aku temenan terkesan pol, bagas kayak gitu masnya kayak gitu, dari foto-fotonya bagas itu keliatan dekeeeeeet banget sama tante endang, aku jadi terharu liatnya, serumah jarang ceweknya, hanya tante endang seorang, gak heran kalo bagas deket banget ya.
tadi bagas ke kelasku dua kali, ih ya Allah aku malah asik ngegame bareng pras karo ilham, sayang ya? gak papa, emang bagas peduli aku? paling enggak. udah ah. tapi kata anas bagas sayang aku kok :3 pede aja kaliiiii, ya kalo enggak gak papa aku cari yang lain *ini nyelimurnya keliatan banget* mungkin aku tidaklah sempurnaaaaaa, bagi yang gak ngerti ini lagunya samsons, inget? aku dulu seneng nyanyi ini, tapi sekarang udah mulai lupa.
aku mulai minggu ini latian di pak seno hari rabu sama sabtu, dua lagu sekaligus gak pake jeda, ngelatih stamina, thank god lagunya listen tapi abis itu beautiful, seenggak e aku bisa agak rilek pas beautiful, dua lagu yang 'aku banget'. loh tadi bukannya mau berhenti cerita mich? oh iya wes. sekarang aja berentinya, aku wes capek nulis ._. dadaaaaaaa

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Ritual Mengganti Seprei (her)

Kepada seseorang yang hatinya pernah kuremukkan lalu kususun kembali dengan tatanan yang tidak tepat, mungkin malam ini kamu sibuk mengerjap, memandangi langit-langit kamar yang kosong sembari membiarkan memori tentang pertengkaran serta pertukaran kenangan kita di belakang kedua matamu. Begitu pula dengan Aku, yang sibuk berandai-andai bagaimana esok pagi akan kulewatkan tanpa membuatkanmu sepiring panekuk yang terlalu matang dan tidak kamu suka, tapi tetap kamu makan karena kamu tahu hanya itu yang bisa aku buat. Aroma kopi yang tiap pagi Aku buatkan untukmu, tiga sendok bubuk kopi dan satu sendok gula yang diseduh dengan air panas hasil rebusan, masih lekat di remang-remang indra penciumanku. Segala kesibukan yang dulu terasa berat dan tidak menyenangkan, kini terasa kian dirindukan. Sepiring panekuk dan secangkir kopi yang kamu balas dengan senyum dan kecup di pipi kananku, Aku selalu suka. Kamu selalu bersikukuh untuk sarapan, meski setelah itu kegiatanmu hanya seputar bergelu...

Menjadi Rumah

Sudahkah kamu pulang? Pulanglah, peluklah amarahmu. Bersedihlah, menangislah. Tersenyumlah. Karena dalam setiap amarahmu akan ada ketenangan yang menerimamu kembali. Ada ketenangan yang menjadi rumah bagi amarahmu. Karena dalam sedih dan tangismu akan ada bahagia dan peluk-peluknya. Ada bahagia yang menjadi rumah bagi mereka. Maka tersenyumlah, karena ada kisah-kisah sendu yang siap menerimamu kembali. Ada kisah sendu yang menjadi rumah bagi senyummu. Mengingatkanmu kembali pada aroma seorang yang pernah membuatmu patah hati dan kembali berdiri dua kali lebih tegar. Mengingatkanmu atas gelak tawa di tengah malam ketika letih melanda dan lelucon apapun terasa lucu. Mengingatkanmu pada sore-sore yang dihabiskan dengan berkendara. Sudahkah kamu pulang? Pulanglah, peluklah dirimu. Pulanglah, karena tanpa bahagia kamu bisa pulang. Pulanglah, karena amarah juga merindukanmu. Pulanglah, tidak ada yang salah dengan menjadi rapuh.

Belahan Dunia Lain

Kamu tidak datang dan tidak pernah datang. Mungkin di belahan dunia lain, kamu telah menemukan kehidupan yang lebih baik. Kamu bertemu orang-orang yang mendorongmu maju dan, tentu saja, melupakan Aku. Mungkin di belahan dunia lain, kamu hanya merasa bahwa ini bukan saat yang tepat untuk berlibur. Tentu saja, masih banyak urusan yang perlu kamu selesaikan selain perpisahan yang pantas untuk kita. Mungkin di belahan dunia lain, kamu memutuskan bahwa masa lalu kita tidak akan berpengaruh untuk kelanjutan hidupmu mendatang. Karena, tentu saja, Aku bukan siapa-siapa. Mungkin di belahan dunia lain, kamu sedang kelaparan dan memutuskan untuk memasak sebungkus mi instan, persis seperti yang kini Aku lakukan. Karena, tentu saja, hidup yang tidak sehat adalah yang membuatmu paling nyaman. Mungkin di belahan dunia lain, kamu merasa bahwa ketakutan diciptakan oleh orang lain dan bukan dirimu sendiri. Sehingga kamu mulai menyalahkan semua orang dan mendorong mereka pergi. Mungkin di belahan dunia ...