ini terusannya yang bagian dua. ikutin yaaa.. makasih :)
-----------------------------------------------------------------------------
RAKA : tidak. tidak ada lagi mengobrol, tersenyum, bahkan hanya mengangguk atau melirik, atau yah semuanya. aku tidak mau tahu lagi bajingan brengsek ini berulah apa lagi. toh ini hidupku, dia hanya pengusik, pengganggu. ini semua terpaksa, aku terpaksa ada di rumah sakit ini menjaganya yang terkadang menyakiti dirinya sendiri dengan ulah yang tidak-tidak, dia ini kenapa. bodoh sekali. orang gila seperti dia harusnya sudah berada di rumah sakit jiwa agar tidak mengganggu ketenangan di rumah sakit untuk manusia normal ini. dia terlalu banyak merokok entah meminum pil sesat entah minum minuman keras jenis apa pula, yang jelas setahuku ia begini karena aku. bodoh. bukannya banyak laki-laki yang mau dengannya yang mengejarnya, mengorbankan seluruh yang mereka punya untuk gadis tidak punya aturan seperti dia, yang mau menghirup nafasnya yang masih bau rokok dan minuman keras, menerima raga acak-acakannya yang beraroma bayi, kontras. miris melihat kakinya yang dipenuhi bekas suntikan obat penenang yang mencegahnya berteriak lebih keras, merusak pita suaranya yang biasanya digunakan untuk tertawa renyah dan menyenandungkan dendang klasik, menyiksa diri sendiri dan lebih mengejutkan lagi, tidak bisa berhenti jika bukan dengan obat penenang atau.. bisikanku.
MAURA : ya memang. aku juga tahu aku bodoh. tidak bisa berhenti menyiksa diri sendiri, berteriak, hanya bisa diam jika sudah diberi obat penenang. tapi tahukah, beberapa hari ini aku menghubungi teman-temanku via pesan singkat. mereka akan datang beberapa hari lagi dan aku sama sekali tidak ingin membuatmu malu di depan mereka, jadi sebenarnya aku ingin mengusirmu pergi malam ini. sayangnya.. tiap bertemu denganmu tubuhku selalu bereaksi seperti itu hingga tak bisa kukendalikan, dan bisikanmu telah meluluh lantakkan semua tulang-tulangku, lemas, pingsan. aneh ya aku? sekali. salah besar. aku banyak merokok dan minum minuman keras, tapi tidak dengan pil sesat. aku sama sekali tidak menyentuhnya, begitu juga dengan 'dia' jadi jangan salahkan dia jika aku mulai mengonsumsi itu. kamu dipanggil hanya untuk membisikiku karena tubuhku tidak bisa menerima banyak obat penenang. tubuhku benar-benar tidak bersahabat denganmu, tidak bisa lepas namun juga bereaksi keras terhadapmu. aku terlalu tidak siap jika bertemu langsung denganmu, karena realita telah bertindak, mengatakan bahwa kamu bukan lagi yang dulu.
RAKA : berhenti ya. jangan lagi membuatku tetap disini, kamu tahu? aku punya kehidupan lain yang lebih menarik daripada kamu! aku bukan tidak tertarik padamu karena wangi rokok alkohol dan sabun bayi mu, tapi memang aku sudah punya kehidupan sendiri dengan wanitaku sendiri! bukan remaja bodoh sepertimu yang menyia-nyiakan tubuh yang masih sehat. sayang? kamu bilang sayang? apa sayang? aku punya sayangku sendiri pada wanita lain. bukan bajingan sialan sepertimu bodoh! berhentilah menulis yang tidak-tidak tentang aku! aku tidak punya perasaan? biar. toh nanti mungkin aku tidak akan menemuimu lagi. kau, terlalu menjijikkan untuk dikenang.
MAURA : hari ini berbeda. aku sudah tidak bereaksi seperti biasanya terhadapmu, aku hanya tersenyum, diam sementara aku bisa melihat raut mu yang masam, terpaksa, sebal, muak, jijik. iya aku sama sekali tidak berhak ada di hidupmu, kamu sudah lama menghilang begitu juga aku. mungkin sekarang kamu sudah bisa menjalani hidupmu sendiri ya bodoh? tidak lagi terjaga di rumah sakit ditemani novel-novel tebalmu dan bantal kesayanganku. kembali pada kehidupanmu yang jauh lebih teratur dari apa yang kulakukan pada hidupku. hari itu, tanpa pamit. kau pergi. mengemasi semua barangmu dari kamar rumah sakit ini. bersama buku-buku tebalmu. mau kemana? sekolah lagi? yang serius ya. selamat tinggal. aku tahu kamu tidak akan menemuiku lagi. aku, terlalu menjijikkan untuk dikenang.
Komentar
Posting Komentar