Langsung ke konten utama

dosa

film yang baru-baru ini aku tonton di bioskop menye-menye semua, aku nonton serdadu kumbang sama anjing tadi dan itu sama sekali gak menye-menye semacem milli&nathan, dia udah balik. kita seperti biasa, selese nonton, ke lai-lai. disana kita ngomong banyak. yah itu biasa, tapi ini beda karena aku kesini sama anjing yang jelas pacar bukan, temen bukan, sahabat bukan, nggak jelas. dia cuma selalu ada disini. liburan karena aku di rumah, sendiri, gak ada kerjaan, aku nggalo, trus dia message an sama aku di fb tapi tanggepannya kayak dingin, nggak peduli aku. waktu ketemu dia aku nggak ngomongin itu, nggak mau ngerusak suasana.

tadi kita ngomong soal cita-cita, anjing pengen sekolah fotografi aku pengen sekolah fashion. tapi sebenernya kalo aku sih buat apa, fashion sama aku nggak sejalur, ya gak papa daripada gak sekolah. kalo gak fashion aku mau psikologi. anjing juga kalo gak fotografi mau psikologi. anjing bilang aku sebenernya gak berhak bilang fashion gak sejalan sama aku, kalo aku mau usaha aku pasti bisa, yang tau cuma Tuhan da mich di masa depan yang entah masih dipanggil mich atau bukan. oh iya, kita gak cuma berdua sebenernya soalnya kan tadi pas ke matos itu sama keluarganya trus kita nonton sendiri, abis gitu pulang sendiri juga dan sekalian bawa anaknya anjing (gausah banyak tanya anggep aja anaknya) kita ngomong soal cita-cita sambil aku bercanda sama anaknya, lucu deh :3 setelah ngomongin cita-cita dia bilang,

'kamu tau gak sih, mainin aku kayak gini itu dosa, kamu gak takut dosa?'


sama mukanya dia yang lugu itu, anjing bilang kayak gitu, jeleb.
aku gak ngerti maksudnya, aku tanya, 'maksudnya?'
maksudku siapa yang mainin? aku nggak pernah mainin dia, di tweet, di fb, blog, itu semua nyeritain dia, dan itu mainin? ngerti kan? aku sayang sama anjing. dia jelasin semuanya.
waktu anjing bilang, 'please lupain abangmu' dan aku bilang,
ngelupain orang nggak semudah membalik telapak tangan. dia ngerti itu yang pernah abang bilang.
ya aku nggak ngerti anjing yang terlalu cepet bilang jadian yuk ato aku yang gak mau ngelupain abang.
anjing baik, dia udah berkorban kayak gitu tapi .. aku gak bisa, karena aku sendiri gak ngerti sebenernya aku sayang anjing apa enggak.
selama ini, anjing yang paling ngertiin aku, anjing ngerti seenggaknya ada secuil perasaan buat abang tapi aku sok-sok nyelimur nyeritain soal bagas begini bagas begitu. aku jahat ya. mainin orang yang jelas-jelas banyak berkorban buat aku.
kata anjing semakin nambah umur aku semakin nggak punya hati. kenapa anjing gak pernah manggil aku 'dek' lagi, kenapa dia manggil aku 'mich', anjing gak kayak temen-temenku, jadi dia gaboleh panggil aku mich. dek aja. anjing emang kalo ngomong agak kasar, ceplas ceplos, tapi jujur. aku suka.
makasih ya njing udah sabar ngadepin aku. muaaaah :*

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Ritual Mengganti Seprei (her)

Kepada seseorang yang hatinya pernah kuremukkan lalu kususun kembali dengan tatanan yang tidak tepat, mungkin malam ini kamu sibuk mengerjap, memandangi langit-langit kamar yang kosong sembari membiarkan memori tentang pertengkaran serta pertukaran kenangan kita di belakang kedua matamu. Begitu pula dengan Aku, yang sibuk berandai-andai bagaimana esok pagi akan kulewatkan tanpa membuatkanmu sepiring panekuk yang terlalu matang dan tidak kamu suka, tapi tetap kamu makan karena kamu tahu hanya itu yang bisa aku buat. Aroma kopi yang tiap pagi Aku buatkan untukmu, tiga sendok bubuk kopi dan satu sendok gula yang diseduh dengan air panas hasil rebusan, masih lekat di remang-remang indra penciumanku. Segala kesibukan yang dulu terasa berat dan tidak menyenangkan, kini terasa kian dirindukan. Sepiring panekuk dan secangkir kopi yang kamu balas dengan senyum dan kecup di pipi kananku, Aku selalu suka. Kamu selalu bersikukuh untuk sarapan, meski setelah itu kegiatanmu hanya seputar bergelu...

Menjadi Rumah

Sudahkah kamu pulang? Pulanglah, peluklah amarahmu. Bersedihlah, menangislah. Tersenyumlah. Karena dalam setiap amarahmu akan ada ketenangan yang menerimamu kembali. Ada ketenangan yang menjadi rumah bagi amarahmu. Karena dalam sedih dan tangismu akan ada bahagia dan peluk-peluknya. Ada bahagia yang menjadi rumah bagi mereka. Maka tersenyumlah, karena ada kisah-kisah sendu yang siap menerimamu kembali. Ada kisah sendu yang menjadi rumah bagi senyummu. Mengingatkanmu kembali pada aroma seorang yang pernah membuatmu patah hati dan kembali berdiri dua kali lebih tegar. Mengingatkanmu atas gelak tawa di tengah malam ketika letih melanda dan lelucon apapun terasa lucu. Mengingatkanmu pada sore-sore yang dihabiskan dengan berkendara. Sudahkah kamu pulang? Pulanglah, peluklah dirimu. Pulanglah, karena tanpa bahagia kamu bisa pulang. Pulanglah, karena amarah juga merindukanmu. Pulanglah, tidak ada yang salah dengan menjadi rapuh.

Belahan Dunia Lain

Kamu tidak datang dan tidak pernah datang. Mungkin di belahan dunia lain, kamu telah menemukan kehidupan yang lebih baik. Kamu bertemu orang-orang yang mendorongmu maju dan, tentu saja, melupakan Aku. Mungkin di belahan dunia lain, kamu hanya merasa bahwa ini bukan saat yang tepat untuk berlibur. Tentu saja, masih banyak urusan yang perlu kamu selesaikan selain perpisahan yang pantas untuk kita. Mungkin di belahan dunia lain, kamu memutuskan bahwa masa lalu kita tidak akan berpengaruh untuk kelanjutan hidupmu mendatang. Karena, tentu saja, Aku bukan siapa-siapa. Mungkin di belahan dunia lain, kamu sedang kelaparan dan memutuskan untuk memasak sebungkus mi instan, persis seperti yang kini Aku lakukan. Karena, tentu saja, hidup yang tidak sehat adalah yang membuatmu paling nyaman. Mungkin di belahan dunia lain, kamu merasa bahwa ketakutan diciptakan oleh orang lain dan bukan dirimu sendiri. Sehingga kamu mulai menyalahkan semua orang dan mendorong mereka pergi. Mungkin di belahan dunia ...