Langsung ke konten utama

sedotan.

KAMU, TIDAK PERNAH TAHU APALAGI PEDULI PADA APA YANG TERJADI DENGANKU HARI INI
tweetku hari ini. mas om nggak online. katanya ke jakarta. timingnya nggak pas banget, biasanya pulang sekolah aku langsung ngedumel ke mas om soal abang. aku muak ngomongin abang. abang keterima di TN, congratz ya.
beneran mau fotonya? ndang jadian. selak entek cintamu iku.
dari dulu aku nggak percaya abang dibilang kurang ajar, kayaknya mbak inne emang jodoh sama abang, walopun bilang abang kurang ajar kayaknya mbak inne suka. abang gombalnya nggak tanggung-tanggung gitu. aku mau marah tapi nggak bisa, aku kan bukan siapa-siapa nya abang, aku dianggep aja enggak. emang aku mending nggak pernah kenal abang, nggak enak kan kenal aku? aku cuma bisa ngrepotin abang. kalo perlu sekalian itu baju basketnya tak pinjemin raka. abang pasti bahagia kan kalo bisa 'ada apa-apa' sama mbak inne? kalo abang bahagia aku bahagia.
lagian kita punya idup sendiri-sendiri. pada dasarnya aku bukan siapa-siapa nya abang, aku nggak berhak kan bikin posting gini. gak berhak nyebut-nyebut mbak inne di setiap postingku. gak berhak curhat ke mas om kalo abang itu jahat padahal aku tau abang nggak salah.
aku yakin kok abang bukan mau bikin aku ngelupain abang. tapi emang abang nggak inget aku lagi. aku yakin soal itu. orang-orang itu boong kan, mereka nggak tau abang, nggak tau aku. aku benci abang. tapi aku sayang abang. aku sayang abang nggak kayak sayangku ke bagas, nggak kayak sayangku ke dora, sayangku ke kak mal, sayangku ke mas-mas yang lain. aku tau abang beda. tapi sekarang, di mataku abang bukan apa-apa. aku muak sama kelakuannya abang, tapi aku ini siapa. dianggep aja enggak.
abang pasti muak sama aku, kemana-mana, 'eh iku lo michikomiera' persetan dengan diriku sendiri.
waktu aku bilang aku mau bunuh diri pake sedotan aku nggak bohong. aku mau bunuh diri, trus aku inget belum rapotan jadi nggak jadi.
Oh ya hampir kelupaan , untuk "someone special" saya diluar sana good luck ya lombanya . ga juara juga gpp . yang penting pengalamannya :*
 nanti kalo abang ke SMA TN aku mau belajar biar pas kelas9 trus ada gelar seni dan prestasi bukan wisuda aku maju 6 kali bang. 4 kali dapet 10. 1 kali ranking 1. 1 kali ngapalin juz amma. aku pasti nggak kalah pinter sama abang. abang dipanggil sekali aku 6 kali.
oh iya aku lupa. emang abang peduli --______--
kayake aku mulai males posting. tiap postingku isinya kan abang. ntar abang digituin, aku juga.
ya tapi gimana. aku gak ngerti mesti curhat ke sapa. kalo aku badmood, hasil fotoku jelek, cerpenku jelek, mesti kebawa suasana hati. jadi mending aku malsuin tawa daripada aku malah bikin orang lain malsuin tawa mereka. map itu. baju basket di belakang pintu. kartu ucapan bekas tugas bahasa inggris. nggak berharga. aku tau yang berharga itu bukan barang-barang mati itu, yang berharga itu hidupku, kebahagiaan temen-temenku, orang lain.

"How's life?" Pretty good.
I'm okay.
kebohongan terbesar yang pernah aku bilang. eh maaf jadi galau gini, yek. galau dosa gak sih?

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Ritual Mengganti Seprei (her)

Kepada seseorang yang hatinya pernah kuremukkan lalu kususun kembali dengan tatanan yang tidak tepat, mungkin malam ini kamu sibuk mengerjap, memandangi langit-langit kamar yang kosong sembari membiarkan memori tentang pertengkaran serta pertukaran kenangan kita di belakang kedua matamu. Begitu pula dengan Aku, yang sibuk berandai-andai bagaimana esok pagi akan kulewatkan tanpa membuatkanmu sepiring panekuk yang terlalu matang dan tidak kamu suka, tapi tetap kamu makan karena kamu tahu hanya itu yang bisa aku buat. Aroma kopi yang tiap pagi Aku buatkan untukmu, tiga sendok bubuk kopi dan satu sendok gula yang diseduh dengan air panas hasil rebusan, masih lekat di remang-remang indra penciumanku. Segala kesibukan yang dulu terasa berat dan tidak menyenangkan, kini terasa kian dirindukan. Sepiring panekuk dan secangkir kopi yang kamu balas dengan senyum dan kecup di pipi kananku, Aku selalu suka. Kamu selalu bersikukuh untuk sarapan, meski setelah itu kegiatanmu hanya seputar bergelu...

Menjadi Rumah

Sudahkah kamu pulang? Pulanglah, peluklah amarahmu. Bersedihlah, menangislah. Tersenyumlah. Karena dalam setiap amarahmu akan ada ketenangan yang menerimamu kembali. Ada ketenangan yang menjadi rumah bagi amarahmu. Karena dalam sedih dan tangismu akan ada bahagia dan peluk-peluknya. Ada bahagia yang menjadi rumah bagi mereka. Maka tersenyumlah, karena ada kisah-kisah sendu yang siap menerimamu kembali. Ada kisah sendu yang menjadi rumah bagi senyummu. Mengingatkanmu kembali pada aroma seorang yang pernah membuatmu patah hati dan kembali berdiri dua kali lebih tegar. Mengingatkanmu atas gelak tawa di tengah malam ketika letih melanda dan lelucon apapun terasa lucu. Mengingatkanmu pada sore-sore yang dihabiskan dengan berkendara. Sudahkah kamu pulang? Pulanglah, peluklah dirimu. Pulanglah, karena tanpa bahagia kamu bisa pulang. Pulanglah, karena amarah juga merindukanmu. Pulanglah, tidak ada yang salah dengan menjadi rapuh.

Belahan Dunia Lain

Kamu tidak datang dan tidak pernah datang. Mungkin di belahan dunia lain, kamu telah menemukan kehidupan yang lebih baik. Kamu bertemu orang-orang yang mendorongmu maju dan, tentu saja, melupakan Aku. Mungkin di belahan dunia lain, kamu hanya merasa bahwa ini bukan saat yang tepat untuk berlibur. Tentu saja, masih banyak urusan yang perlu kamu selesaikan selain perpisahan yang pantas untuk kita. Mungkin di belahan dunia lain, kamu memutuskan bahwa masa lalu kita tidak akan berpengaruh untuk kelanjutan hidupmu mendatang. Karena, tentu saja, Aku bukan siapa-siapa. Mungkin di belahan dunia lain, kamu sedang kelaparan dan memutuskan untuk memasak sebungkus mi instan, persis seperti yang kini Aku lakukan. Karena, tentu saja, hidup yang tidak sehat adalah yang membuatmu paling nyaman. Mungkin di belahan dunia lain, kamu merasa bahwa ketakutan diciptakan oleh orang lain dan bukan dirimu sendiri. Sehingga kamu mulai menyalahkan semua orang dan mendorong mereka pergi. Mungkin di belahan dunia ...