Langsung ke konten utama

naik kelas bung!

aku sayang juthig. besok terakhir loh aku ketemu juthig.
nggak kerasa udah setahun guyon sama ikum, bagas, aisyah, dora, virza, revy. belum lagi waktu mereka repot pas aku minta contoan. duh rek makasih banget lo ya. kalo gak gitu sekarang paling aku gak bisa kelas delapan. haha. aku bakal inget lagi waktu eyel-eyelan bareng sayangku raka dp yang pengen ditabok orang sekelas karena jadi ketua kelas tapi agak gak becus (eh jangan ngambek, keceplosan tapi males ngebackspace).
sering duduk bareng raka db juga, kalo kita ngobrol obrolannya kayak bapak-bapak kumisan yang kalo ngobrol sambil baca koran trus nyeruput kopi. ah raka dan raka, yang rajin ya latian basketnya biar tambah jago :)
toqim juga, biasanya manggil aku mbak, toqim kayak adekku sendiri deh pokoknya, apa-apa toqim, guyon sama toqim sama anas sama ngocolnya, masih inget a waktu kita ngerjain matematika dari bapak besar trus malah berujung ke nggojloki anas sampe dia .. ehm, jangan wes, ntar aku dikira apaan --___--
bagas sorry ya sering minta diajarin ngaskus :p ntar kelas8 kalo online jangan lupa ngechat aku lagi, kapan-kapan bawa gitar ya buat nyanyi back to december bareng aku.
ikum juga. sering ngobrol sama aku, bagas sama aisyah. dua kaskuser inih yang bikin hidupku berwarna. aku gak bakal lupa waktu aisyah keperucut ngomong, 'aku maeng bengi naracap karo ikum' <-- aku pernah bilang, 'yo engkok jodone aisyah ikum iku'
sapa lagi yaa .. bu ermid masa' ? -______- baik se, gara-gara bu ermid aku apal sejarah datangnya islam ke nusantara, makasih ya bu katrolannya, terima kasih pelajaran IPS nya itu. saya dapat pelajaran bahwa saya lebih suka ekonomi dibanding sejarah.
semoga kelas 8 nanti nilai saya memang murni hasil kerja sendiri ya. dua tahun lagi targetku harus tercapai pokoknya. HARUS ! doanya ya saudara-saudara sekalian.
aku pengen dipanggil 6 kali ke panggung, 4 kali dapet 10 di mat, ipa, bing, bi. sekali jadi danem tertinggi sama sekali apal juz amma. ndewiii .. ndewiii .. baru sekarang ya cita-citaku bermakna. tehalu ah.
MULAI BESOK AKU SUDAH KELAS 8 BUNG! HWAHAHAHAHAHAHA.

Komentar

  1. aku gak tau naracap ambek ikuuuuuuuuuuuuuuuuuum

    BalasHapus
  2. tapi yo ngomong ngono kan
    'maeng bengi aku naracap karo ikum'
    HWAHAHAHAHAHA

    BalasHapus
  3. gak tau.....
    kan mek guyoooooooooooooooooooooooon

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Ritual Mengganti Seprei (her)

Kepada seseorang yang hatinya pernah kuremukkan lalu kususun kembali dengan tatanan yang tidak tepat, mungkin malam ini kamu sibuk mengerjap, memandangi langit-langit kamar yang kosong sembari membiarkan memori tentang pertengkaran serta pertukaran kenangan kita di belakang kedua matamu. Begitu pula dengan Aku, yang sibuk berandai-andai bagaimana esok pagi akan kulewatkan tanpa membuatkanmu sepiring panekuk yang terlalu matang dan tidak kamu suka, tapi tetap kamu makan karena kamu tahu hanya itu yang bisa aku buat. Aroma kopi yang tiap pagi Aku buatkan untukmu, tiga sendok bubuk kopi dan satu sendok gula yang diseduh dengan air panas hasil rebusan, masih lekat di remang-remang indra penciumanku. Segala kesibukan yang dulu terasa berat dan tidak menyenangkan, kini terasa kian dirindukan. Sepiring panekuk dan secangkir kopi yang kamu balas dengan senyum dan kecup di pipi kananku, Aku selalu suka. Kamu selalu bersikukuh untuk sarapan, meski setelah itu kegiatanmu hanya seputar bergelu...

Menjadi Rumah

Sudahkah kamu pulang? Pulanglah, peluklah amarahmu. Bersedihlah, menangislah. Tersenyumlah. Karena dalam setiap amarahmu akan ada ketenangan yang menerimamu kembali. Ada ketenangan yang menjadi rumah bagi amarahmu. Karena dalam sedih dan tangismu akan ada bahagia dan peluk-peluknya. Ada bahagia yang menjadi rumah bagi mereka. Maka tersenyumlah, karena ada kisah-kisah sendu yang siap menerimamu kembali. Ada kisah sendu yang menjadi rumah bagi senyummu. Mengingatkanmu kembali pada aroma seorang yang pernah membuatmu patah hati dan kembali berdiri dua kali lebih tegar. Mengingatkanmu atas gelak tawa di tengah malam ketika letih melanda dan lelucon apapun terasa lucu. Mengingatkanmu pada sore-sore yang dihabiskan dengan berkendara. Sudahkah kamu pulang? Pulanglah, peluklah dirimu. Pulanglah, karena tanpa bahagia kamu bisa pulang. Pulanglah, karena amarah juga merindukanmu. Pulanglah, tidak ada yang salah dengan menjadi rapuh.

Belahan Dunia Lain

Kamu tidak datang dan tidak pernah datang. Mungkin di belahan dunia lain, kamu telah menemukan kehidupan yang lebih baik. Kamu bertemu orang-orang yang mendorongmu maju dan, tentu saja, melupakan Aku. Mungkin di belahan dunia lain, kamu hanya merasa bahwa ini bukan saat yang tepat untuk berlibur. Tentu saja, masih banyak urusan yang perlu kamu selesaikan selain perpisahan yang pantas untuk kita. Mungkin di belahan dunia lain, kamu memutuskan bahwa masa lalu kita tidak akan berpengaruh untuk kelanjutan hidupmu mendatang. Karena, tentu saja, Aku bukan siapa-siapa. Mungkin di belahan dunia lain, kamu sedang kelaparan dan memutuskan untuk memasak sebungkus mi instan, persis seperti yang kini Aku lakukan. Karena, tentu saja, hidup yang tidak sehat adalah yang membuatmu paling nyaman. Mungkin di belahan dunia lain, kamu merasa bahwa ketakutan diciptakan oleh orang lain dan bukan dirimu sendiri. Sehingga kamu mulai menyalahkan semua orang dan mendorong mereka pergi. Mungkin di belahan dunia ...