Langsung ke konten utama

aku sayang abang.

aku berharap abang nggak baca posting ini.
waktu itu aku jalan sama abang trus kita ngobrol-ngobrol.
abang tanya abang itu siapa, trus aku jawab abang itu abang.
abang cuma tanya apa bagusnya dia, tapi aku juga gak tau.
------
abang lulus, NUN nya 36,30.
BI nya : 8,80
Mat nya : 8,50
IPA nya : 9,00
BIng nya : 10,00
------
waktu kemaren ngobrol-ngobrol, abang bilang dia pengen sekolah di luar negeri.
aku yakin kok abang pasti bisa.
abang pasti bisa masuk SMA TN.
trus bisa sekolah di luar negeri, jadi pilot, jadi presiden.
abang bikin aku rajin belajar biar kalo ujian nggak nyontek.
kalo abang bisa bikin aku berjuang buat cita-citaku,
abang pasti bisa berjuang buat cita-citanya.
nanti kalo aku kelas9 aku pasti bisa ngelebihin abang.
------
hari ini di kamarku, di belakang pintu, ada baju basketnya abang.
sengaja aku taroh sana biar keliatan terus pas aku tidur.
di belakang pigura yang isinya fotoku sama dora juga ada buku perpusnya abang.
warnanya kuning, halaman tengahnya udah aku copot satu.
buat nulis rumus matematika.
------
abang paling ngerti aku.
buktinya waktu itu abang nunggu di depan toko buku.
abang inget aku kan?
------
aku bilang ke abang kalo abang itu twitternya sibuk sama cewek.
nggak ngerti abang keceplosan ato kenapa, tiba-tiba abang jawab,
'ya emang isinya cuma cewek'
tapi aku suka kalo abang deket sama cewek
kata temen ceweknya abang orang baik, kataku juga.
------
abang suka bilang aku masih kecil
padahal abang umur 14 aku umur 13
tapi nggak ngerti kenapa abang ngomongnya kayak orang tua
------
kata abang punya adek cewek itu nyebelin
kalo adek cowok nyebelin bisa dipukul
kalo cewek nggak bisa
kira-kira aku nyebelin juga nggak ya?
kayaknya iya.
------
aku inget hari itu abang pake jaket biru.
bahkan aku masih inget baunya.
sama kayak bau di baju basket yang ada di kamarku.
------
abang jarang mention aku di twitter.
jarang comment statusku di facebook.
tapi aku tetep percaya abang inget aku.
aku sayaaang abang.
------
kak shalmaa, temennya abang.
tanya kenapa aku masih mau ngladenin abang
meskipun abang mbulet sama mbak inne.
aku bilang orang kayak abang itu susah carinya,
apalagi abang sifatnya persis ayahku.
------
aku ketemu mama papanya abang.
aku seneng liat abang di tengah orangtuanya.
------
waktu itu abang liat mataku, aku juga liat matanya abang.
aku suka. abang matanya bagus kayak mataku.
malah bagusan abang.
------
abang badannya besar, gagah.
abis dari bali kemaren abang keliatan tambah gendut.
tapi aku liat badanku di kaca, aku juga gendut.
------
di lokernya abang ada bola futbol.
nggak ngerti udah di ambil apa belum.
bolanya kempes.
------
aku latihan nyanyi buat perpisahannya abang.
lagunya simphony yang indah, itu lagu pertama aku lomba.
trus waktu juara harapan 2 aku sms abang.
kata abang, 'congratz dek . lain kali harus juara 1 ya ?'
lagu kedua, back to december.
itu lagu yang aku juara 2 tapi dianggep juara 1
buat nepatin janjiku juara 1 ke abang.
sampe sekarang abang belum tahu aku juara 1.
------
kemaren 5 juni.
kalo aku masih jadian sama abang pasti udah 3 bulan.
tapi enggak, aku mau jadi adeknya abang aja.
kalo jadi pacarnya abang,
ntar abang dituduh pedhopil.
------
aku nggak suka bagas meskipun bagas kaskuser.
satu-satunya kaskuser yang aku suka cuma abang.
------
abang jelek tapi aku sayang.
soalnya kalo aku boong trus abang ngerti abang nggak mojokin aku
tapi tetep aja aku malu ketauan boong.
abang nggak mudah diboongin
kata abang itu soalnya abang sering boong
tapi kayaknya abang nggak punya bakat boong
mukanya nggak mendukung.
------
pak seno, guru vokalku.
kenal abang, katanya abang pernah lomba band sekali
nggak menang.
soalnya alirannya keras.
abang jadi vokalis.
trus waktu aku minta nyanyi sama abang, abang nggak mau.
kata abang suaranya jelek.
tapi bagus kok, suaranya nge bass.
------
aku bilang ke abang sebelum abang tau abang itu dia
aku mau ngelupain abang
aku serius
bukannya abang sendiri yang nyuruh aku berusaha ngelupain dia?
------
namanya abang bagus.
tiap ujian IPS selalu ada di soal sejarah.
biasanya ada di soal terakhir.
abis liat namanya abang aku langsung tidur.
------
abang besar, kayak beruang madu.
aku suka.
badannya anget
------
baju basketnya abang dititipin virza.
virza bilang abang ngasihnya nyentak.
tapi kayaknya enggak, abang kalo ngomong emang gitu.
------
abang suka ngingetin aku biar rajin olahraga.
padahal tiap pagi aku jogging.
------
dora suka bilang abang kayak gorila.
tapi aku bilang abang kayak beruang madu.
orang abang keren kok -.-
------
abang kayak gak pernah nganggep aku
aku juga nggak minta dianggep
aku kan bukan siapa-siapanya abang
aku nggak pantes dianggep abang
soalnya aku suka sengak sih
padahal abang nggak ngapa-ngapain
------
aku sayang abang.
meskipun abang nggak sayang aku.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Ritual Mengganti Seprei (her)

Kepada seseorang yang hatinya pernah kuremukkan lalu kususun kembali dengan tatanan yang tidak tepat, mungkin malam ini kamu sibuk mengerjap, memandangi langit-langit kamar yang kosong sembari membiarkan memori tentang pertengkaran serta pertukaran kenangan kita di belakang kedua matamu. Begitu pula dengan Aku, yang sibuk berandai-andai bagaimana esok pagi akan kulewatkan tanpa membuatkanmu sepiring panekuk yang terlalu matang dan tidak kamu suka, tapi tetap kamu makan karena kamu tahu hanya itu yang bisa aku buat. Aroma kopi yang tiap pagi Aku buatkan untukmu, tiga sendok bubuk kopi dan satu sendok gula yang diseduh dengan air panas hasil rebusan, masih lekat di remang-remang indra penciumanku. Segala kesibukan yang dulu terasa berat dan tidak menyenangkan, kini terasa kian dirindukan. Sepiring panekuk dan secangkir kopi yang kamu balas dengan senyum dan kecup di pipi kananku, Aku selalu suka. Kamu selalu bersikukuh untuk sarapan, meski setelah itu kegiatanmu hanya seputar bergelu...

Menjadi Rumah

Sudahkah kamu pulang? Pulanglah, peluklah amarahmu. Bersedihlah, menangislah. Tersenyumlah. Karena dalam setiap amarahmu akan ada ketenangan yang menerimamu kembali. Ada ketenangan yang menjadi rumah bagi amarahmu. Karena dalam sedih dan tangismu akan ada bahagia dan peluk-peluknya. Ada bahagia yang menjadi rumah bagi mereka. Maka tersenyumlah, karena ada kisah-kisah sendu yang siap menerimamu kembali. Ada kisah sendu yang menjadi rumah bagi senyummu. Mengingatkanmu kembali pada aroma seorang yang pernah membuatmu patah hati dan kembali berdiri dua kali lebih tegar. Mengingatkanmu atas gelak tawa di tengah malam ketika letih melanda dan lelucon apapun terasa lucu. Mengingatkanmu pada sore-sore yang dihabiskan dengan berkendara. Sudahkah kamu pulang? Pulanglah, peluklah dirimu. Pulanglah, karena tanpa bahagia kamu bisa pulang. Pulanglah, karena amarah juga merindukanmu. Pulanglah, tidak ada yang salah dengan menjadi rapuh.

Belahan Dunia Lain

Kamu tidak datang dan tidak pernah datang. Mungkin di belahan dunia lain, kamu telah menemukan kehidupan yang lebih baik. Kamu bertemu orang-orang yang mendorongmu maju dan, tentu saja, melupakan Aku. Mungkin di belahan dunia lain, kamu hanya merasa bahwa ini bukan saat yang tepat untuk berlibur. Tentu saja, masih banyak urusan yang perlu kamu selesaikan selain perpisahan yang pantas untuk kita. Mungkin di belahan dunia lain, kamu memutuskan bahwa masa lalu kita tidak akan berpengaruh untuk kelanjutan hidupmu mendatang. Karena, tentu saja, Aku bukan siapa-siapa. Mungkin di belahan dunia lain, kamu sedang kelaparan dan memutuskan untuk memasak sebungkus mi instan, persis seperti yang kini Aku lakukan. Karena, tentu saja, hidup yang tidak sehat adalah yang membuatmu paling nyaman. Mungkin di belahan dunia lain, kamu merasa bahwa ketakutan diciptakan oleh orang lain dan bukan dirimu sendiri. Sehingga kamu mulai menyalahkan semua orang dan mendorong mereka pergi. Mungkin di belahan dunia ...