Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Maret, 2015

dear future husband

beberapa waktu yang lalu ada yang sempet tanya "dear future husband" ke aku di ask.fm. bisa dilihat di likes karena itu termasuk salah satu answer yang like nya paling banyak, and to be honest aku bahkan nggak sadar bahwa orang yang jawab itu adalah aku sendiri. iya, aku jadi seaneh itu sekarang. dalam jawaban itu, nggak seperti cewek-cewek lain yang juga jawab pertanyaan yang sama, mereka biasanya pengen dikasih surprise dan sebagainya, tapi aku malah bilang "sregep o kerjo tapi gausah ngoyo" sungguh amat sangat perhatian. trus ada terusannya, "aku wes biasa urip susah, aku mek gak pingin anakku ngrasakno susah koyok sing tak rasakno ae" karena baca dua kalimat tersebut aku mikir, apa nanti aku kalo udah punya suami beneran bakal jadi se careless itu ya sama diriku sendiri? sregep o kerjo tapi gausah ngoyo, biar aku bantu kamu cari uang biar nanti tiap weekend kita bisa main bareng anak-anak, kasihan mereka kalo belajar terus. biar kamu ada waktu j...
my boyfriend said, "there's no 'aku ikhlas nggak dibales apa-apa' here" I would say, "says who?" tbh, when I'm in a relationship with anyone, and I mean not just boyfriend but also family, friends and whoever they are that have an interaction with me, I expect nothing. I trained myself to do everything in ikhlas way and to assume that I'm the most disgusting person in the world so that I have to do more pekerjaan mulia than the others. this is may sounds strange and hard to understand but yeah, I am that serious. 
hai, apa yang sedang kalian lakukan? ngomong-ngomong, langit sedang berpresipitasi. sungguh cuaca yang amat cocok untuk menghabiskan sebuah buku dengan ditemani secangkir cokelat hangat. begitu yang dikatakan buku novel kalian, kan? oh tidak, bukan itu yang sedang aku lakukan. apakah kalian sedang berpelukan dengan orang tersayang di bawah selimut yang tebal? aku pernah membaca salah satu cerpen dari pengarang favoritku, katanya hal tersebut kerap kali dilakukan pasangan ketika hujan. benarkah? oh tidak, bukan itu yang sedang aku lakukan. aku bukan salah satu dari sekian bayangan kalian tentang siapa diriku sebenarnya.  jadi bagaimana? apa yang sedang kalian lakukan? aku? aku sedang berhadapan dengan komputer jinjing paling menyebalkan sedunia yang penuh dengan sekian virus dari seluruh dunia hingga sistemnya mulai melemah. kali ini, aku dipaksa berjuang dengannya untuk mengerjakan sebuah tugas akuntansi. ya, akuntansi, salah satu pelajaran yang paling kubenci di sekolah. ...
waktu itu aku pelajaran bahasa jerman, ada foreigner dari jerman. dia ngasih kita satu lembar kertas dengan banyak kosa kata, itu hal-hal yang harus kita prioritaskan dalam hidup. kita awalnya disuruh pilih 10, trus dipilih 3, dan akhirnya dipilih satu yang menurut kita paling penting. aku awalnya pilih  banyak sih, tapi pas suruh milih 3 itu aku mulai mikir. iya ya, manusia itu selalu punya hal yang harus diprioritaskan, apa semua prioritasnya sama ya. ternyata enggak. ada yang memprioritaskan family, love, religion, and I'm the only one who choose gratitude. yes.the one and only. kok bisa ya? padahal kan bersyukur adalah salah satu komponen penting dalam kehidupan seorang manusia. kenapa malah tidak dijadikan prioritas utama?