Langsung ke konten utama

salahe lanang iku mek siji.

sebagai wedok sing duwe konco lanang, aku kadang mikir lek kene, wedok-wedok iki mungkin terlalu memaksa mereka untuk menjadi orang yang kita idam-idamkan.
padahal lo rek, lanang-lanang iku dengan nembak kon lak berarti gelem menerima resiko kon sing opo onoke dan onok opone kan ? trus kon lapo menuntut ?

siji, onok tipe wedok sing kangen masa pdkt.
sepurane, kon gak realistis. kon pdkt njaluk pacaran, pacaran njaluk pdkt. saiki lo enakan endi rek, mikiro sing genah. lek pacaran kon lapo-lapo iku sakjane aman, mulih onok sing nyusul, lek onok opo-opo kon ngerti kudu menghubungi siapa, dan iku membuat uripmu luwih stabil, lek kon iso nanggepi ne. pacar iku podo ae latian untuk menyangkut-pautkan orang lain ke dalam hidupmu.
when you're so truly in love, gak kroso rek, pasti kon wes koyok karo konco dhewe. bedone, koncomu mbek awakmu podo-podo seneng, dan lek dhe.e nggandeng kon iku gaonok sing ngrasani, nggosipi, "he arek ik gak pacaran kok koyok ngono" iku gaonok ! wes, enakan endi ?

loro, onok tipe wedok sing ingin dimengerti tapi tidak ingin mengerti.
kesetaraan gender apamu a. aku jujur ae sak gaiso-gaiso ne mengerti setidaknya aku mencoba. soale menurutku rasa cintaku iku wes luwih tekan cukup, dhe.e cinta aku, sayang aku, mosok aku sing njaluk luwih rek ? padahal njaluk e nang podo menungso ne. dhe.e lo iso menerima aku, mosok yo aku gaiso menerima ? iki guduk perkoro balas budi, tapi perkoro kemanusiaan. aku ingin panen yo aku nanem dhisik.

tapi kakean, wedok iku...loro-lorone.

lek jareku lanang iku jarang salah. salah e lanang iku mek siji.

laki-laki ketika pdkt selalu berusaha mengejar, soale merasa belum memiliki, merasa akan dipek lelaki lain.begitu pacaran, sok e metu. ego. pasti keroso, "arek iki nrimo aku kok, yo berarti cinta tah" tapi cinta, sak cinta-cintane, lek bosen, goroh ! gak berarti cintamu iku.

salahe lanang iku mek siji,

berhenti mengejar.


padahal kon gak iso berhenti mengejar, ancen wes takdir e wedok gawe dikejar. gak onok ovum nguber sperma ! iling o iku. lek sampe gak iling kebacut kon, aku ngerti pikiranmu rusuh koyok aku -_-
wedok e yo ngono. ojok dadi wedok ndek ndhuwur iku maeng lek ancen sik iso diomongno, gak enak didelok uwong, bayangno sumpek e pacarmu ndelok kon galaaaaaau ae. ngono iku lanang-lanang yo podo merasa bersalah lek kon sedih. guduk aku tidak memihak awakmu rek, tapi kadang kon kebacut.

yo wes sak mono ae, aku tak kelon dhisik, mbek kasur.
sing lanang ojok lali nguber.
sing wedok ojok lali meneng.
ojok uber-uberan. kesel.

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Ritual Mengganti Seprei (her)

Kepada seseorang yang hatinya pernah kuremukkan lalu kususun kembali dengan tatanan yang tidak tepat, mungkin malam ini kamu sibuk mengerjap, memandangi langit-langit kamar yang kosong sembari membiarkan memori tentang pertengkaran serta pertukaran kenangan kita di belakang kedua matamu. Begitu pula dengan Aku, yang sibuk berandai-andai bagaimana esok pagi akan kulewatkan tanpa membuatkanmu sepiring panekuk yang terlalu matang dan tidak kamu suka, tapi tetap kamu makan karena kamu tahu hanya itu yang bisa aku buat. Aroma kopi yang tiap pagi Aku buatkan untukmu, tiga sendok bubuk kopi dan satu sendok gula yang diseduh dengan air panas hasil rebusan, masih lekat di remang-remang indra penciumanku. Segala kesibukan yang dulu terasa berat dan tidak menyenangkan, kini terasa kian dirindukan. Sepiring panekuk dan secangkir kopi yang kamu balas dengan senyum dan kecup di pipi kananku, Aku selalu suka. Kamu selalu bersikukuh untuk sarapan, meski setelah itu kegiatanmu hanya seputar bergelu...

Menjadi Rumah

Sudahkah kamu pulang? Pulanglah, peluklah amarahmu. Bersedihlah, menangislah. Tersenyumlah. Karena dalam setiap amarahmu akan ada ketenangan yang menerimamu kembali. Ada ketenangan yang menjadi rumah bagi amarahmu. Karena dalam sedih dan tangismu akan ada bahagia dan peluk-peluknya. Ada bahagia yang menjadi rumah bagi mereka. Maka tersenyumlah, karena ada kisah-kisah sendu yang siap menerimamu kembali. Ada kisah sendu yang menjadi rumah bagi senyummu. Mengingatkanmu kembali pada aroma seorang yang pernah membuatmu patah hati dan kembali berdiri dua kali lebih tegar. Mengingatkanmu atas gelak tawa di tengah malam ketika letih melanda dan lelucon apapun terasa lucu. Mengingatkanmu pada sore-sore yang dihabiskan dengan berkendara. Sudahkah kamu pulang? Pulanglah, peluklah dirimu. Pulanglah, karena tanpa bahagia kamu bisa pulang. Pulanglah, karena amarah juga merindukanmu. Pulanglah, tidak ada yang salah dengan menjadi rapuh.

Belahan Dunia Lain

Kamu tidak datang dan tidak pernah datang. Mungkin di belahan dunia lain, kamu telah menemukan kehidupan yang lebih baik. Kamu bertemu orang-orang yang mendorongmu maju dan, tentu saja, melupakan Aku. Mungkin di belahan dunia lain, kamu hanya merasa bahwa ini bukan saat yang tepat untuk berlibur. Tentu saja, masih banyak urusan yang perlu kamu selesaikan selain perpisahan yang pantas untuk kita. Mungkin di belahan dunia lain, kamu memutuskan bahwa masa lalu kita tidak akan berpengaruh untuk kelanjutan hidupmu mendatang. Karena, tentu saja, Aku bukan siapa-siapa. Mungkin di belahan dunia lain, kamu sedang kelaparan dan memutuskan untuk memasak sebungkus mi instan, persis seperti yang kini Aku lakukan. Karena, tentu saja, hidup yang tidak sehat adalah yang membuatmu paling nyaman. Mungkin di belahan dunia lain, kamu merasa bahwa ketakutan diciptakan oleh orang lain dan bukan dirimu sendiri. Sehingga kamu mulai menyalahkan semua orang dan mendorong mereka pergi. Mungkin di belahan dunia ...